Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi alergi pada bayi Anda. Salah satunya adalah dengan memperhatikan kotoran atau feses Si Kecil. Ya, buang air besar (BAB) pada bayi bisa menandakan kecenderungan alergi Si Kecil lho, Moms. Mau tahu lebih banyak? Yuk, simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini!
Mekonium, BAB Pertama yang Menentukan
Sesaat setelah lahir, Si Kecil akan mengeluarkan kotoran pertamanya yang dikenal dengan istilah mekonium. Mekonium berupa substansi berwarna hijau kehitaman yang kental dan dapat mengandung berbagai hal, mulai dari cairan ketuban, lanugo (rambut halus janin), sel-sel kulit, hingga molekul hasil metabolisme Si Kecil selama di dalam kandungan.
Selama 9 bulan berada di dalam perut Anda, Si Kecil dapat pipis untuk mengeluarkan berbagai kotoran dari hal-hal yang ia cerna. Air pipis ini akan dikelola dan dikeluarkan secara alami oleh plasenta. Tapi, ada kalanya bayi BAB atau mengeluarkan kotoran sebelum lahir yang disebut mekonium itu.
Meskipun begitu, biasanya kotoran yang dihasilkan janin tidak akan berbentuk sebagai feses atau tinja. Bentuknya bisa dibilang seperti tar, yakni berupa cairan lengket, kental. Hampir seluruh bayi baru lahir mengeluarkan mekonium dalam kurun waktu 12-48 jam setelah lahir.
Para peneliti asal Kanada menemukan fakta bahwa semakin sedikit jenis molekul yang terkandung dalam mekonium, maka semakin tinggi pula risiko anak mengembangkan kecenderungan alergi pada umur 1 tahun.
"Analisis kami menemukan bahwa bayi yang memiliki senstivitas alergi pada umur 1 tahun punya mekonium yang kurang "kaya" dibandingkan dengan anak yang tidak mengembangkan sensitivitas alergi," tutur dr. Brett Finlay, professor di University of British Columbia dan salah seorang peneliti studi yang dimuat pada jurnal Cell Reports Medicine ini.
Kotoran Tanda Alergi Umum
Selain itu, alergi juga bisa dideteksi pada kotoran sehari-hari Si Kecil. Diare dan darah pada BAB merupakan tanda umum jika Si Kecil memiliki alergi terhadap makanan tertentu. Ditemukannya darah pada BAB Si Kecil umumnya menandakan alergi terhadap susu sapi. Kondisi ini kemudian sering disebut sebagai allergic collitis, dan 30% bayi yang memiliki alergi susu sapi juga memiliki alergi terhadap susu soya.
Bila bayi yang masih ASI eksklusif mengalami konstipasi, diare, atau mengeluarkan BAB berlendir yang berwarna kehijauan berbau busuk, maka ia juga dapat memiliki alergi terhadap makanan tertentu. Jika Moms menemukan berbagai hal di atas pada BAB Si Kecil, maka Moms perlu segera konsultasikan hal ini dengan dokter.
Setelah itu, dokter biasanya akan merekomendasi Anda untuk mengganti pola makan menjadi bebas susu sapi. Butuh sekitar 72 jam agar ASI bisa terbebas dari protein susu sapi, jadi hingga Anda siap menyusui Si Kecil kembali, dokter akan memberikan susu formula hypoallergenic.
Perlu dipahami juga bahwa alergi biasanya juga muncul dengan berbagai tanda lainnya, seperti eksim, asma, kesulitan bernapas, mudah rewel, muntah, dan kolik. Jika Si Kecil sudah MPASI, penting bagi Moms untuk memberikan Si Kecil berbagai makanan baru secara satu persatu dan berjangka, untuk mendeteksi adanya alergi terhadap makanan tertentu. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)