Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Menjelang trimester ketiga usia kehamilan, Moms tentu sudah harus memilih metode persalinan yang nantinya akan dijalani. Dan setelah berdiskusi dengan pasangan dan dokter kandungan atau bidan, proses yang dipilih adalah melahirkan secara normal.
Namun, proses persalinan normal bukannya tanpa risiko. Salah satunya adalah ketika jalan lahir mengalami peregangan karena janin butuh ruang lebih untuk keluar. Kadang hal ini menyebabkan robekan di jalan lahir. Robekan ini terjadi pada otot perineum, yaitu otot di antara vagina hingga ke lubang anus.Â
Jika Moms mengalami kondisi ini, robekan tersebut tentunya harus dijahit agar tidak menyebabkan pendarahan. Untuk menjaga agar luka perineum tidak terbuka, terhindar dari infeksi, serta meredakan rasa tidak nyaman yang muncul selama proses penyembuhan, maka Moms perlu merawatnya dengan cara yang tepat, berikut ini:
1. Menjaga kebersihan area vagina
Moms dianjurkan untuk membersihkan area perineum saat mandi dan setelah buang air kecil maupun buang air besar. Usahakan untuk menggunakan air hangat guna membersihkan luka tersebut. Setelah itu, seka menggunakan handuk atau kain lembut dan pastikan luka sudah kering sempurna.
Cara lain untuk menjaga area perineum tetap kering adalah dengan melepas celana dalam selama kurang lebih 10 menit, baringkan tubuh di kasur, kemudian tekuk dan buka kedua kaki. Kenakan celana dalam berbahan katun yang sedikit longgar, serta hindari menggunakan bawahan atau celana yang ketat.
2. Kompres Area Luka Jahitan
Luka dari jahitan di area perineum akan menimbulkan bengkak dan rasa nyeri yang bisa membuat Anda merasa sangat tidak nyaman. Untuk meredakannya, Moms dapat membungkus es batu dengan kain yang lembut dan kompres area perineum selama 10 menit. Hindari mengompres luka dengan es batu tanpa dibungkus apa pun karena justru dapat berisiko menimbulkan infeksi.
3. Rutin Mengganti Pembalut
Selama fase nifas, Moms dianjurkan untuk menggunakan pembalut guna menampung perdarahan normal atau lokia. Maka, penting bagi Anda untuk rutin mengganti pembalut guna mencegah infeksi. Pemakaian tampon sangat tidak dianjurkan karena justru dapat meningkatkan risiko komplikasi lainnya.
4. Tidak Berhubungan Seks
Setelah melahirkan, Moms dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seks setidaknya selama 4 minggu atau hingga perawatan luka perineum selesai. Dads pun perlu memahami kondisi ini, sehingga dapat menunda untuk melakukan hubungan seks sampai nyeri yang dirasakan Moms menghilang.
5. Banyak Minum Air Putih
Sebagai upaya untuk merawat luka perineum, Moms dianjurkan juga untuk banyak minum air putih. Selain menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik, minum air putih yang cukup juga dapat mencegah timbulnya masalah konstipasi seperti sembelit. Anda juga perlu mengonsumsi makanan dan minuman kaya serat agar kesehatan sistem pencernaan terjaga dan meringankan rasa tidak nyaman pada area perineum.
Kapan Harus ke Dokter?
Setelah melahirkan, Moms tetap perlu memeriksakan kondisi tubuh Anda ke dokter kandungan. Tujuannya, untuk memeriksakan kesehatan dari vagina, leher rahim, dan rahim, serta memastikannya telah sembuh dengan baik. Namun, perhatikan gejala-gejala berikut selama masa perawatan luka perineum:
⢠Keputihan dengan bau tidak sedap pada vagina.
⢠Terlalu sering buang air kecil (inkontinensia urine).
⢠Timbul nyeri dan rasa perih setelah buang air kecil.
⢠Perdarahan postpartum.
⢠Nyeri hebat di perineum, panggul, maupun perut bagian bawah.
⢠Demam tinggi.
Berbagai kondisi di atas dapat menjadi tanda adanya masalah pada luka jahitan di perineum. Maka, segera periksakan gangguan tersebut kepada dokter untuk mencegah infeksi dan komplikasi lain yang bisa terjadi usai persalinan normal. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)