Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Mom of the Month: Medina Kamil

Mom of the Month: Medina Kamil

Tak pernah terpikir oleh Medina Kamil (39) untuk "pensiun" menjadi petualang. Ibu dari Kana (5) dan Kyla (4) ini memang terkenal lewat kiprahnya sebagai penjelajah alam Indonesia di program TV Jejak Petualang. Baginya, hobi jalan-jalan tidak mungkin berubah, hanya prioritas saja yang kini harus berganti pada kedua buah hatinya.

Setelah memiliki dua putri, Medina Kamil terpaksa harus hengkang sejenak dari dunia yang telah membesarkan namanya. Awalnya, Medina yakin bisa kembali menjadi presenter untuk program TV Jejak Petualang setelah melahirkan putri pertamanya, namun realita berkata lain. Selang 6 bulan sejak melahirkan putri pertama, Medina diberi anugerah untuk hamil anak kedua. Anugerah dan tanggung jawab besar inilah yang tak ingin ia sia-siakan. Ia ingin menjalankan profesinya sebagai ibu sebaik mungkin, walau harus mengorbankan kariernya yang sangat gemilang.

Kini Medina memang fokus mengurus kedua putrinya dan keluarga. Namun bukan Medina namanya jika tidak bisa mencoba berbagai petualangan yang membuat hidupnya semakin berwarna. Ibu yang terkenal aktif ini ternyata tidak benar-benar "pensiun" menjadi petualang, karena ia masih punya banyak kegiatan terkait alam yang kisahnya seru untuk disimak. Seperti apa petualangan kehidupan Medina Kamil saat ini? Simak wawancara eksklusif M&B dengan Medina Kamil yang terpilih menjadi Mom of the Month Juni 2021 berikut ini!

Apa saja kegiatan Anda saat ini?

Sebagai ibu, fokus utama saya tentu merawat kedua putri saya. Terlebih selama pandemi ini semua kegiatan berkutat di rumah saja, sehingga saya harus ekstra kreatif memberikan kegiatan seru agar anak-anak tidak bosan di rumah.

Selain itu, saya sedang ikut serta dalam proyek Taman Nasional yang bekerja sama dengan KLHK untuk mengeksplor dan memperkenalkan Taman Nasional di berbagai wilayah di Indonesia. Kegiatan yang satu ini tidak terlalu menyita waktu dan tenaga seperti saat bergabung di program TV. Sekali pergi untuk program taman nasional mungkin hanya perlu meninggalkan keluarga selama 5-6 hari saja, tidak seperti saat masih aktif di program TV yang harus pergi 10-14 hari per episode.

Saya juga sedang mencoba membuat video-video untuk kanal YouTube: Medina Kamil. Di situ saya mengunggah video jalan-jalan, baik yang naik gunung, trekking santai, sampai camping bersama anak-anak. Lewat kanal YouTube ini saya ingin mengabadikan hobi saya dalam bentuk video, sambil mengajak para pencinta jalan-jalan untuk terus mengeksplor alam Indonesia yang sangat indah.

Kegiatan lain saya adalah mengelola Gudang Alam Outdoor Store, sebuah toko yang menjual aneka peralatan outdoor. Toko ini saya dirikan dan kelola sendiri, sehingga cukup menyita perhatian. Untungnya kedua putri saya sudah cukup besar, sudah bisa diberi pengertian untuk ditinggal bekerja sejenak. Mereka cukup mandiri, tidak semua kegiatan harus ditemani orang tua.

Kenapa pensiun dari program TV?

Kembali ke fokus utama saya, yaitu anak-anak, maka saya tidak bisa lagi shooting meninggalkan anak-anak belasan hari atau bahkan lebih. Tadinya sih, saya masih mengira mau langsung bekerja mengisi program TV lagi setelah melahirkan anak pertama, tetapi saat Kana, anak pertama saya berusia 6 bulan, saya diberi kepercayaan untuk hamil anak kedua.

Sejak mengetahui saya hamil lagi, maka saya memutuskan untuk stop bergabung dengan program TV. Saya mau fokus pada anak dan kehamilan kedua saya, tidak mau terlalu capek bekerja. Sebenarnya tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti saya akan bergabung lagi mengisi program TV, tetapi untuk saat ini fokus utama saya tentu saja anak-anak dan keluarga. Walau suami saya santai dan tidak pernah melarang saya untuk berkarier, tetapi hati saya enggak tega meninggalkan anak-anak terlalu lama.

Persiapannya apa saja kalau mau meninggalkan anak?

Salah satu yang terpenting adalah persiapan menitipkan anak. Biasanya saya pilih pergi di akhir pekan, jadi bisa menitipkan anak ke kakak saya, di mana mereka bisa bermain dengan kakak-kakak sepupunya. Di sana mereka bisa tetap merasa seru walau sedang saya tinggal bekerja, dan kebetulan mereka memang sudah sering menginap di sana saat libur.

Persiapan lainnya sudah pasti persiapan izin ke anak-anak, ya, terlebih kalau saya mau pergi cukup lama. Saya biasanya jelaskan pelan-pelan dan detil mengenai kenapa saya harus pergi bekerja beberapa hari. Kalau ditanya anak-anak suka komplain saat saya tinggal atau tidak? Jawabannya enggak, mereka cuma banyak bertanya saja, seperti perginya ke mana, naik gunung apa, dan kenapa mereka tidak diajak. Haha.

Seperti apa liburan seru ala keluarga Medina Kamil?

Keluarga kami sukanya liburan outdoor atau yang banyak kegiatan seru di alam terbuka, khususnya ke tempat-tempat yang anak bisa bermain sambil belajar. Dulu sebelum pandemi, saya sering mengajak anak ke playground atau tempat outbound anak, baik yang di tempat terbuka maupun yang ada di pusat perbelanjaan. Tujuannya selain agar anak senang, juga untuk melatih motorik anak sambil asyik bermain dan berinteraksi dengan anak-anak seusianya.

Namun sejak pandemi dan taman-taman bermain ditutup, maka liburan kami ya lebih sering di rumah saja melakukan kegiatan seru. Kalau sudah bosan, kami sesekali staycation di hotel yang penerapan protokol kesehatannya ketat. Urusan yang satu ini saya disiplin banget, lebih baik tidak keluar rumah daripada harus mengunjungi tempat yang protokol kesehatannya rendah. Nah, kalau ada kesempatan yang memungkinkan kami jalan-jalan berlibur di alam terbuka, pasti langsung kami lakukan.

Ada pengalaman mengajak anak camping?

Pernah, dong! Saya beberapa kali pernah mengajak anak-anak untuk camping dan mereka gembira banget. Belum lama ini kami camping di Bogor, tepatnya di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa, salah satu tempat rehabilitasi elang. Sebenarnya saat ini tempatnya masih di tutup untuk umum karena masih proses renovasi, tapi kebetulan seorang teman mengundang kesana untuk melihat kondisi terbarunya. Jadi saya sekalian mengajak keluarga camping di sana.

Kenapa saya tertarik mengajak anak-anak camping di sana? Karena saya mau anak-anak tidak sekadar camping, tetapi juga bisa melihat sesuatu yang edukatif, seperti melihat rehabilitasi elang misalnya. Bukan sekadar mengenalkan anak dengan keindahan alam, saya juga mau mereka belajar mencintai seluruh isinya, termasuk aneka flora dan fauna.

Apa perjalanan yang paling berkesan bersama keluarga?

Salah satu yang cukup berkesan adalah mengajak anak-anak road trip (jalur darat) ke Yogyakarta tahun lalu, sekalian mudik. Waktu itu kami sulap mobil menjadi kamar tidur, tumpuk bantal guling di sana-sini sampai mirip kasur yang cukup nyaman. Sempat deg-degan sih, takut anak-anak bosan di jalan, takut rewel, tetapi alhamdulillah mereka sangat menikmati perjalanannya. Sukses! Anak-anak senang dan berkesan banget.

Tips untuk road trip dengan anak adalah harus nyaman, anak bisa tidur nyenyak, dan sedia banyak camilan! Haha. Menurut saya yang susah itu menjaga mood anak agar tidak bosan, karena anak-anak saya kalau sudah bosan suka berantem, ada yang saja direbutkan. Untuk itu kami pastikan mobil harus penuh hiburan anak, seperti film yang mereka suka, lagu-lagu yang bikin mood bagus terus, dan tentunya bawa mainan yang sedang sering mereka mainkan.

Kalau anak sudah terlihat bosan di mobil, berhenti sebentar di rest area, sekarang kan banyak rest area yang bagus-bagus, ya. Ajak jalan-jalan sebentar, stretching, beli camilan, atau apa saja kegiatan yang efektif bikin mood anak bagus lagi.

Saat pandemi seperti saat ini, kalau liburan ke mana saja?

Kalau anak-anak sudah terlihat bosan di rumah saja, kami sesekali staycation karena ini bentuk liburan yang paling gampang. Anak-anak pasti langsung senang karena memiliki suasana baru untuk sesaat. Staycation semakin menyenangkan karena di pandemi ini banyak hotel bagus yang menawarkan harga lebih murah daripada biasanya. Staycation di era pandemi ini tentunya harus lebih selektif lagi memilih hotel, ya. Harus yang protokol kesehatannya ketat dan banyak kegiatan outdoor.

Saya biasanya telepon dulu pihak hotelnya untuk menanyakan protokol kesehatan di sana. Saya juga harus rajin browsing agar bisa lihat ulasan orang-orang yang pernah menginap di sana. Kalau saya pribadi, karena anak-anak suka banget berenang setiap menginap di hotel, maka saya pilih hotel yang kebersihan kolam renangnya terjaga dan ada pembatasan pengguna kolam renang di masa pandemi ini.

Liburan saat pandemi ini menurut saya enggak harus ke luar kota atau road trip yang jauh-jauh, staycation di hotel di Jakarta saja juga sudah cukup untuk mengembalikan mood dan semangat kami sekeluarga.

Ada banyak manfaat positif dari sering mengajak anak jalan-jalan. Manfaat terbesarnya adalah mereka jadi mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Anak-anak  juga lebih mudah bergaul, mungkin karena sering bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang saat jalan-jalan.

Apa saja manfaat positif yang dirasakan dari sering mengajak anak jalan-jalan?

Wah, menurut saya dan suami, ada banyak manfaat positif dari sering mengajak anak jalan-jalan. Manfaat terbesar yang kami rasakan adalah mereka jadi anak yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Anak-anak kami juga lebih mudah bergaul, mungkin karena sering bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang saat jalan-jalan.

Selain manfaat tersebut, anak-anak juga bisa mendapat info-info terbaru dan pengetahuan baru tentang hal-hal yang belum pernah mereka lihat. Misalnya saat liburan di tempat rehabilitasi elang, mereka yang pada dasarnya adalah animal lovers ini jadi punya banyak ilmu baru tentang elang. Dari jalan-jalan ke tempat seperti itu, akhirnya ketertarikan dan wawasan anak pun turut berkembang.

Boleh berikan tips liburan saat pandemi untuk para Moms?

Tips dari saya adalah pilihlah destinasi liburan atau jalan-jalan ke tempat outdoor, atau setidaknya yang banyak berkegiatan di tempat terbuka. Selain itu, protokol kesehatan juga harus ketat ya, Moms, terutama anak-anak. Perhatikan juga apa yang anak pegang, karena biasanya anak-anak suka memegang semua benda yang mereka lihat, sedangkan selama pandemi ini, hal tersebut sangat berbahaya karena bisa jadi cara penyebaran virus.

Saya juga menyarankan untuk menghindari pergi ke tempat yang sedang viral atau ramai dikunjungi, karena pasti protokol jaga jarak akan sulit diterapkan. Pilihlah destinasi wisata yang sepi, dan kunjungi di hari biasa (weekdays) agar pengunjungnya tidak sepadat di akhir pekan.

Selain itu, bekali anak dengan pengetahuan pentingnya menjaga prokes, karena saya sebagai ibu tidak bisa setiap detik memantau anak untuk terus mematuhi protokol kesehatan di tempat umum. Ajarkan anak untuk bisa menjaga diri, agar liburan atau jalan-jalan lebih tenang dan bebas worry. Selamat berlibur!

(Tiffany Warrantyasri/SW/Photo & Digital Imaging: Saeffi Adjie Badas/MUA: Rezy Andriaty)