Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Bikin Sulit Hamil, Kenali Tanda Gagal Ovulasi dan Penyebabnya

Bikin Sulit Hamil, Kenali Tanda Gagal Ovulasi dan Penyebabnya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, jika Anda sedang merencanakan kehamilan, penting untuk mengetahui dan memahami siklus menstruasi Anda. Ini dapat membantu Anda dan pasangan mengetahui kapan waktu terbaik untuk berhubungan seksual dengan peluang kehamilan yang tinggi. Bagaimana pun, agar program hamil berhasil, Anda harus berovulasi. Namun sayangnya, ada beberapa wanita yang gagal berovulasi.

Dikutip dari laman The Shropshire and Mid Wales Fertility Centre, kegagalan berovulasi atau disebut juga dengan anovulasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana sel telur tidak terlepas, atau berovulasi, dari ovarium wanita.

Bagaimana Ovulasi Bekerja

Ovulasi mulai terjadi ketika hipotalamus (kelenjar di otak) mengeluarkan hormon pelepas gonadotropin (GnRH), yang kemudian menyebabkan kelenjar pituitari (kelenjar lain di otak) melepaskan hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH).

FSH merangsang sel telur (folikel) wanita yang kemudian membuat hormon estrogen, yang membangun lapisan rahim. Berikutnya adalah pelepasan hormon LH, yang berfungsi untuk melepaskan sel telur dari ovarium dan masuk ke tuba falopi.

Pada titik ini, pembuahan oleh sperma laki-laki harus dilakukan dalam waktu 12-24 jam, atau sel telur tidak lagi dapat hidup. Jika pembuahan terjadi, embrio akan mencapai rahim dan menempel di dinding rahim dalam waktu sekitar 5 hari setelah ovulasi, sehingga terjadi kehamilan. Jika pembuahan tidak terjadi, kadar progesteron akan menurun dan lapisan rahim akan lepas, inilah yang kemudian disebut menstruasi.

Penyebab Kegagalan Ovulasi atau Anovulasi

1. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

PCOS atau Polycystic Ovary Syndrome adalah salah satu penyebab kegagalan berovulasi yang paling umum. PCOS mengakibatkan hormon sulit mengatur keseimbangan pelepasan sel telur, yang kemudian membuat siklus menstruasi menjadi tidak teratur dan terjadi infertilitas.

2. Kelebihan atau Kekurangan Berat Badan

Wanita yang kekurangan atau kelebihan berat badan berisiko lebih besar untuk tidak berovulasi dengan baik. Hal ini karena terlalu banyak atau terlalu sedikit lemak di dalam tubuh dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon.

Kelebihan berat badan dapat membuat kadar hormon androgen dan testosteron perempuan menjadi meningkat, yang berisiko membuat ovulasi tidak terjadi. Bahkan, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kelebihan berat badan (obesitas) pada wanita berkaitan erat dengan terjadinya kegagalan ovulasi atau anovulasi. Sementara itu, kekurangan berat badan membuat produksi hormon LH dan FSH terhambat.

3. Lendir Vagina Abnormal

Salah satu tanda wanita mengalami ovulasi adalah keluarnya cairan atau lendir vagina berwarna bening atau putih, tidak berbau, basah, dan licin. Inilah waktu terbaik untuk melakukan hubungan seks guna mendapatkan kehamilan. Cairan atau lendir vagina ini akan mempermudah masuknya sperma ke dalam tuba falopi untuk kemudian bertemu dengan sel telur. Namun, jika lendir vagina yang keluar tergolong tidak normal, seperti memiliki aroma yang tidak sedap, berwarna tidak normal, dan terkadang disertai gatal atau nyeri, hal ini bisa menjadi penyebab kegagalan ovulasi.

4. Stres

Stres bisa membuat keseimbangan hormon yang berperan penting dalam proses reproduksi, termasuk hormon LH dan hormon FSH, menjadi terganggu. Dalam hal ini, stres bisa menyebabkan kegagalan ovulasi, sehingga memengaruhi proses terjadinya kehamilan.

5. Mendekati Masa Menopause

Menjelang masa menopause juga bisa menjadi penyebab lain kegagalan ovulasi atau anovulasi. Umumnya, menopause terjadi pada wanita di atas 40 tahun, namun apabila kondisi ini terjadi sebelum usia tersebut, maka disebut dengan menopause dini. Pada masa ini, keseimbangan hormon wanita akan terganggu, sehingga kegagalan ovulasi pun tidak bisa dihindarkan.

6. Ketidakseimbangan Hormon Tiroid

Sama seperti hormon LH dan hormon FSH, hormon tiroid juga diperlukan dalam proses ovulasi atau pembuahan. Kadar hormon tiroid yang terlalu banyak atau justru terlalu sedikit dapat menyebabkan terjadinya kegagalan ovulasi.

Tanda Ovulasi Gagal

Dikutip dari laman Pacific Fertility Center Los Angeles, beberapa tanda ovulasi gagal, antara lain:

• Siklus menstruasi yang tidak teratur, bisa terjadi 2 kali dalam sebulan atau bahkan bisa tidak terjadi menstruasi sama sekali. Siklus menstruasi yang tidak teratur sering kali dipicu oleh ketidakseimbangan kadar hormon.

• Jumlah darah yang keluar bisa sangat berlebihan atau justru relatif ringan. Banyak atau sedikitnya darah yang keluar saat menstruasi dapat menjadi petunjuk kegagalan ovulasi.

• Keluarnya lendir vagina yang tidak normal juga bisa menjadi tanda ovulasi gagal terjadi.

• Nyeri haid yang berlebihan, bahkan disertai dengan perdarahan vagina abnormal, nyeri pada rektum, atau keluarnya darah saat buang air bisa menandakan adanya masalah kesehatan tertentu yang dapat memicu kegagalan ovulasi.

• Basal Body Temperature (BBT) yang tidak teratur. Ketika memasuki masa subur, wanita biasanya memiliki suhu tubuh basal yang teratur. Ini dapat menandakan ia sedang subur atau tidak. Saat terjadi kegagalan ovulasi, maka wanita tidak memiliki suhu tubuh basal.

Bagaimana Anovulasi Didiagnosis?

Melansir dari FirstCry Parenting, ada beberapa langkah yang akan dokter lakukan untuk mendiagnosis adanya anovulasi, antara lain:

• Langkah awal yang akan diambil biasanya adalah memperhatikan siklus menstruasi Anda. Jika siklus menstruasi tidak teratur atau bahkan sama sekali tidak ada, ini mengindikasikan adanya proses ovulasi yang tidak tepat.

• Dokter akan melakukan tes darah untuk mengamati kadar hormon dalam tubuh. Tes darah yang mungkin dilakukan adalah tes darah progesteron pada hari ke-21. Idealnya, ovulasi menyebabkan peningkatan progesteron. Jika tidak ada peningkatan kadar progesteron, itu menandakan tidak adanya proses ovulasi.

• Jika dokter mencurigai adanya PCOS, ultrasonografi biasanya akan dilakukan. Hal ini akan memberikan gambaran mengenai bentuk fisik rahim serta ovarium Anda.

• Dalam kasus tertentu, dokter mungkin melakukan ultrasound yang berlangsung selama beberapa minggu. Ini diperlukan untuk penyelidikan tambahan yang membantu melacak perkembangan folikel dan memeriksa mengapa terjadi kegagalan ovulasi.

Setelah dokter mengetahui penyebab kegagalan ovulasi, ia akan menyarankan beberapa pengobatan untuk mengatasi hal ini. Jika penyebab anovulasi karena gaya hidup yang buruk, dokter akan menyarankan Anda untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih baik, termasuk mengubah pola dan porsi makan untuk memastikan kesehatan tetap optimal dan berat badan tidak kurang atau berlebihan. Namun, jika diketahui penyebab anovulasi adalah PCOS, dokter akan memberikan obat-obatan tertentu. (Fariza Rahmadinna/SW/Dok. Jcomp/Freepik)