Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Selama menjalani proses kehamilan hingga memasuki fase menyusui, perubahan hormon memang membuat payudara Moms mengalami perubahan. Kondisi tersebut terjadi sebagai persiapan payudara untuk nantinya bisa memproduksi ASI dan menyusui Si Kecil setelah ia lahir.
Saat menyusui, mungkin saja Anda mengalami masalah berupa timbulnya benjolan pada payudara Anda. Kondisi tersebut sering kali membuat para ibu menjadi khawatir. Dengan penyebab yang berbeda-beda, benjolan tersebut ada yang bisa hilang dengan sendirinya atau hanya dengan perawatan sederhana di rumah, namun ada juga jenis benjolan yang membutuhkan perawatan lebih lanjut secara medis. Nah, agar lebih jelas mengenai masalah tersebut, berikut ini beberapa jenis benjolan yang bisa dialami oleh ibu menyusui.
Mastitis
Mastitis merupakan suatu kondisi di mana jaringan dalam payudara Moms terinfeksi oleh bakteri. Akibatnya, payudara akan membengkak dan terasa nyeri. Selain itu, payudara akan berubah warna menjadi kemerahan dan terasa hangat. Ketika mengalami hal ini, Moms juga akan mengalami demam. Kondisi ini dapat membuat Anda merasa lelah dan letih sehingga sulit menyusui.
Jika mengalami mastitis, segera periksakan diri ke dokter. Penanganan yang lambat dapat menimbulkan komplikasi seperti munculnya nanah. Hal ini akan menyebabkan payudara Anda terasa keras dan sakit. Bila penyakit ini sudah pada tahap parah, pengobatan yang akan dilakukan pun juga semakin besar, yaitu dengan operasi.
Abses Payudara
Apabila mastitis berkembang menjadi kondisi yang lebih parah, maka masalah ini bisa menyebabkan terjadinya abses payudara. Abses payudara sendiri merupakan kondisi adanya benjolan yang berisi nanah akibat infeksi di area tepat di bawah kulit payudara.
Pada ibu menyusui, penyebab terjadinya abses payudara adalah paparan bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Streptococcus yang masuk melalui celah puting atau areola saat menyusui. Kondisi ini juga menimbulkan gejala seperti demam, flu, serta payudara yang membengkak dengan benjolan yang berisi nanah dan terasa nyeri saat disentuh.
Abses membutuhkan perawatan medis sesegera mungkin. Untuk mengobatinya, dokter umumnya akan memberikan antibiotik sebagai langkah awal guna meredakan infeksi. Namun, jika benjolan semakin besar dan terasa sakit, maka tindakan pembedahan perlu dilakukan. Hal ini untuk mengeluarkan cairan nanah yang tertahan dalam kantong yang terbentuk.
Payudara fibrokistik
Beberapa wanita memiliki jaringan payudara kental yang mungkin menjadi lunak dan terasa seperti beberapa benjolan keras yang ada di payudara. Akan tetapi, payudara fibrokistik tidak bersifat kanker dan tidak berpengaruh pada aktivitas menyusui.
Engorgement
Engorgement disebabkan oleh peregangan pada pembuluh darah dan adanya tekanan air susu yang baru diproduksi. Kondisi ini terjadi karena produksi ASI yang terlalu banyak serta Si Kecil yang tidak menyusu secara maksimal. Artinya, mungkin saja Moms melewatkan beberapa sesi menyusui atau tidak cukup mengeluarkan ASI dari payudara.
Benjolan yang muncul bisa kembali pulih selama 1 sampai 2 hari tanpa penanganan apa pun. Namun, Moms bisa mengompres payudara selama beberapa menit sebelum menyusui. Hal ini akan membantu ASI keluar dan meredakan payudara yang membengkak tersebut.
Selain kondisi-kondisi di atas, benjolan yang muncul juga bisa menjadi gejala dari kanker payudara. Sekitar 3 persen kasus kanker payudara bisa terjadi pada ibu menyusui di seluruh dunia . Meski begitu, Moms yang menyusui justru dapat mengurangi risiko kanker payudara dan penyakit berbahaya lainnya. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)