Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Hari Lupus Sedunia, Ini 5 Fakta Seputar Penyakit Lupus

Hari Lupus Sedunia, Ini 5 Fakta Seputar Penyakit Lupus

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Tanggal 10 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Lupus Sedunia. Adanya peringatan Hari Lupus Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian kita semua mengenai penyakit yang berbahaya dan mematikan ini.

Lupus sendiri merupakan penyakit automun di mana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya menyerang kuman serta zat asing, malah mengalami kelainan sehingga menyerang jaringan tubuh sendiri. Penyakit ini ditandai dengan adanya produksi antibodi terhadap tubuh sendiri secara berlebih sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan tubuh.

Sejak awal ditemukan, belum ada satu pun obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini. Sejauh ini, pengobatan yang dilakukan pada penderita lupus hanya bertujuan untuk meringankan gejala dan meminimalisir terjadinya kerusakan pada organ yang terserang. Penyakit lupus juga digolongkan sebagai penyakit kronis yang bisa membahayakan penderitanya kapan saja.

Untuk perayaan tahun ini, Hari Lupus Sedunia mengangkat pesan "Make Lupus Visible". Ini berkaitan dengan penyakit lupus itu sendiri, di mana biasanya penderita lupus tidak bisa menebak kapan ia terlihat sehat dan baik-baik saja dan kapan ia mengalami kondisi yang menurun drastis. Ini yang menyebabkan penyakit autoimun seperti lupus disebut sebagai invisible illnesses.

Guna memperingati Hari Lupus Sedunia, M&B telah merangkum sejumlah fakta yang perlu Anda ketahui seputar penyakit ini.

1. Jenis-jenis Penyakit Lupus

Dilansir dari laman Lupus.org, ketika orang berbicara tentang lupus, mereka biasanya berbicara tentang systemic lupus. Namun, ada 4 jenis lupus yang perlu diketahui, yakni: systemic lupus erythematosus (SLE), bentuk paling umum dari penyakit lupus, ditandai dengan ruam merah berbentuk kupu-kupu di bagian pipi yang serupa pipi serigala, menyerang organ tubuh, seperti kulit, persendian, paru-paru, darah, pembuluh darah, jantung, ginjal, hati, otak, dan saraf; cutaneus lupus yang berdampak pada kulit; drug induced lupus yang timbul karena penggunaan obat-obatan tertentu; serta neonatal lupus, kondisi langka yang menyerang bayi dari wanita penderita lupus.

2. Tidak Menunjukkan Gejala Khas

Lupus tak menunjukkan gejala yang khas, namun gejalanya bisa beragam sesuai dengan organ tubuh yang diserang. Alhasil, tak mudah untuk mendeteksi penyakit lupus. Bahkan, terkadang terjadi kekeliruan diagnosis dan dinilai sebagai gejala penyakit lain. Yang jelas, penyakit ini bisa menyerang organ tubuh mana saja dan dapat berbahaya jika dibiarkan. Karena itu, dokter harus menganalisis dengan teliti kondisi pasien serta mengevaluasi apakah gejala yang muncul ini termasuk penyakit lupus atau bukan.

3. Wanita Lebih Rentan Daripada Pria

Siapa yang paling rentan kena penyakit lupus? ternyata wanita lebih sering menderita lupus dibandingkan pria. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa umumnya wanita lebih banyak menderita penyakit autoimun. Mereka umumnya berasal dari kelompok usia produktif. Namun, walaupun lebih banyak wanita yang menderita, pada umumnya berbagai penyakit autoimun tidak berbeda tingkat keparahannya dengan pria.

4. Bukan Penyakit Genetik

Lupus bukanlah penyakit genetik. Jika Anda wanita muda dan mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh selama lebih dari 1 minggu, apalagi disertai nyeri sendi, sariawan berulang, gangguan ginjal, ataupun kerontokan rambut, ada kemungkinan Anda terserang lupus.

Umumnya, lupus menyerang wanita di rentang usia 14 sampai 40 tahun. Anda yang pernah mengalami stroke di bawah usia 40 tahun pun harus tetap waspada akan serangan lupus ini. Bersegeralah memeriksakan diri Anda ke dokter, terlebih bagi Anda yang sedang hamil, karena dapat menyebabkan keguguran berulang.

5. Bukan Penghalang untuk Hamil

Sebenarnya penyakit ini bukan penghalang bagi perempuan untuk bisa hamil dan melahirkan bayi yang sehat. Wanita pengidap lupus bisa hamil dengan aman. Yang penting, pastikan penyakit Anda terkendali atau dalam kondisi remisi (di mana gejala penyakit lupus sedang stabil alias tidak kambuh) dan pastikan Anda tidak mengalami masalah kesehatan lainnya. Selain itu, Moms harus selalu memperhatikan saran dan berada di bawah pengawasan dokter. Sebagian besar bayi yang lahir dari ibu pengidap lupus bisa lahir dalam keadaan sehat. Bahkan diketahui sangat jarang bayi yang lahir dengan kondisi neonatal lupus. (M&B/SW/Dok. Freepik)