Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Setiap wanita dapat mengalami perjalanan kehamilan yang berbeda-beda. Ada yang cepat hamil, ada pula yang perlu lebih banyak waktu. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, dan salah satunya adalah kualitas sel telur Anda.
Ya, tanpa sel telur, kehamilan tidak dapat terjadi. Sayangnya, ada beberapa kondisi di mana sel telur tidak sesubur yang seharusnya, salah satunya jika seorang wanita sudah melewati usia 35 tahun. Tetapi tak masalah, karena ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan kualitas sel telur agar semakin subur dan cepat hamil.
Dilansir dari Parents, berikut ini 7 cara untuk memaksimalkan kualitas sel telur Anda, Moms.
1. Gaya Hidup Sehat
"Segala hal yang Anda lakukan dapat memengaruhi sel telur Anda," ujar Alice Domar, Ph.D., profesor bidang kandungan dan kebidanan di Harvard Medical School. Maka, Moms perlu memperbaiki kesehatan secara keseluruhan untuk meningkatkan potensi kesuburan Anda.
"Saya mendorong pasien untuk menjaga berat badan yang sehat, karena baik kekurangan maupun kelebihan berat badan dapat menurunkan kesempatan untuk hamil. Berolahraga, tapi jangan berlebihan, seperti yoga, Pilates, berjalan, jogging atau strength training daripada berlari maraton atau CrossFit," ujar Lora Shahine, M.D., dokter kandungan dan kebidanan serta spesialis reproduksi di Pacific NW Fertility di Seattle.
2. Manajemen Stres
Meski tidak menyebabkan kemandulan, stres dapat menjadi faktor yang menyebabkan sel telur berfungsi tidak maksimal. "Anda tidak bisa mencegah stres, tapi Anda bisa menciptakan cara untuk mengatasinya, seperti meditasi atau olahraga ringan," tutur dr. Lora. Cari cara ternyaman untuk dilakukan. "Coba tilik gaya hidup Anda, jika olahraga dapat menurunkan stres maka berjalanlah lebih sering, pelajari teknik relaksasi, hang out dengan teman. Lakukan hal yang membuat Anda senang untuk menurunkan stres," kata dr. Alice.
3. Hindari Rokok, Kafein, dan Alkohol
Anda sebaiknya tidak mengonsumsi wine untuk mengurangi stres, karena alkohol dapat mengurangi potensi hamil, menurut dr. Alice. Informasi lainnya, rokok bersifat racun bagi tubuh. "Nikotin bersifat racun bagi sel telur, dan ada data untuk menunjukkan bahwa perempuan yang merokok pada dasarnya menambah 10 tahun usia reproduksi mereka," kata dr. Alice. Selain itu, bersamaan dengan anjuran pengurangan konsumsi kafein selama hamil, dr. Lora juga menyarankan untuk menghindari kafein jika sedang berusaha untuk hamil.
4. Konsumsi Suplemen
Moms bisa konsumsi suplemen antioksidan, seperti Coenzyme Q10 (CoQ10). "Antioksidan membantu mengatasi radikal bebas akibat lingkungan yang stres atau beracun," ujar Randine Lewis, Ph.D., penulis buku The Infertility Cure. Selain CoQ10, Moms juga bisa akonsumsi asam folat, vitamin A, dan vitamin E.
5. Makan Makanan Sehat
Pola makan sehat dan seimbang adalah diet terbaik. "Kecuali terdapat alasan medis Anda perlu menghindari makanan tertentu, Anda tak perlu stres tentang makanan yang perlu dimakan dan makanlah makanan sehat seperti yang ibu Anda berikan: buah dan sayur, biji-bijian, daging, susu dan produk olahannya, serta kacang-kacangan," kata dr. Alice. Pola makan bervariasi dengan gizi cukup akan membantu fungsi tubuh secara keseluruhan, termasuk sel telur Anda. "Hindari makanan olahan yang tinggi garam dan lemak jenuh," ujar dr. Lora.
6. Coba Akupunktur
Akupunktur dapat menjadi salah satu cara efektif untuk mengatasi stres, sehingga baik untuk sel telur Anda. "Akupunktur telah terbukti bermanfaat pada banyak aspek kesehatan," kata dr. Lora. "Studi tentang kesuburan dan akupunktur masih campur aduk, tapi banyak pasien saya menikmatinya," kata dr. Alice. Ia juga mengatakan bahwa ahli akupunktur yang bekerja di yayasannya yakin bahwa akupunktur selama beberapa bulan dapat memperbaiki kualitas sel telur.
7. Pertimbangkan Pengobatan Herbal
Pengobatan herbal Tiongkok memang terkenal akan kemanjurannya. Tapi jika Moms ingin mencobanya, Moms perlu mendiskusikan hal ini dulu dengan dokter. Sebabnya, jika Anda sedang menjalani perawatan atau medikasi fertilitas tertentu, para ahli belum mengetahui apa respons tubuh jika ditambahkan dengan pengobatan herbal. "Saya merekomendasikan pasien saya untuk berhenti mengonsumsi obat herbal jika ia mengonsumsi medikasi fertilitas, karena saya tidak tahu bagaimana kedua hal tersebut bereaksi," ujar dr. Lora. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)