Type Keyword(s) to Search
TOODLER

9 Mitos Salah Kaprah Seputar Demam yang Dialami Balita

9 Mitos Salah Kaprah Seputar Demam yang Dialami Balita

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Demam yang dialami anak bisa menjadi kekhawatiran tersendiri buat orang tua. Saat balita terkena demam, tak jarang Moms mungkin akan mendapat berbagai macam nasihat dari orang-orang di sekitar guna meredakan demam yang terjadi pada Si Kecil.

Sayangnya, banyak dari nasihat tersebut yang sifatnya hanya sekadar mitos, dalam arti tidak sesuai dengan fakta medis. Nah, sebelum Anda memercayai dan menelan bulat-bulat nasihat yang belum tentu kebenarannya dan hanya bikin Anda jadi bingung, lebih baik cari tahu dulu kebenarannya berikut ini, Moms.

1. Badan Si Kecil terasa hangat, ia pasti demam

Temperatur tubuh balita bisa saja terasa hangat setelah ia melakukan banyak aktivitas, seperti bermain dan berkejaran dengan temannya, habis menangis, atau berada di luar rumah saat hari tengah terik. Namun, setelah tenang dan istirahat beberapa waktu, suhu tubuhnya akan kembali normal. Seorang anak dikategorikan demam apabila suhu tubuhnya melebihi 37,5 derajat Celsius. Untuk mengetahui pasti tidaknya Si Kecil terkena demam, Moms bisa ukur suhu tubuhnya dengan termometer.

2. Anak demam harus dipakaikan baju tebal dan selimut

Mungkin banyak yang mengatakan hal ini pada Anda, saat Si Kecil demam, pakaikan ia baju yang tebal dan berikan ia selimut. Alasannya, Si Kecil akan berkeringat setelah itu dan demamnya pun akan turun. Sebaliknya, saat demam, Si Kecil disarankan untuk mengenakan pakaian yang nyaman dan mudah menyerap keringat. Apabila Si Kecil demam menggigil maka pakaikan ia selimut, sweater, dan kaus kaki, namun jangan yang terlalu tebal. Pakaian yang terlalu tebal justru bisa mencegah panas tubuh anak keluar, sehingga demam Si Kecil bisa lebih tinggi.

3. Anak demam harus dikompres dengan air dingin

Salah satu hal yang perlu diluruskan adalah kekeliruan masyarakat yang masih banyak mengompres anak menggunakan air dingin. Padahal, untuk mengatasi demam, kompres yang dianjurkan adalah dengan air hangat. Sensasi air hangat akan memberikan efek evaporasi atau penguapan melalui pori-pori kulit Si Kecil. Jadi, panas yang ada di tubuhnya akan keluar karena diberi rangsangan hangat dari kompresan, sehingga suhu tubuh Si Kecil pun akan menurun.

4. Saat demam, anak tak boleh dimandikan

Dengan alasan takut demamnya justru akan semakin tinggi, Moms mungkin tak mau memandikan Si Kecil. Namun hal ini hanyalah mitos belaka, karena memandikan balita saat demam boleh saja dilakukan. Hanya, mandikan Si Kecil dengan menggunakan air hangat dan jangan biarkan Si Kecil mandi terlalu lama karena bisa membuatnya menggigil. Setelah itu, kenakan balita Anda pakaian yang nyaman dan mudah menyerap keringat. Jangan kenakan Si Kecil pakaian yang tebal, karena hal tersebut malah bisa meningkatkan suhu tubuh Si Kecil sehingga demamnya akan semakin tinggi.

5. Semua demam berpotensi menyebabkan kejang

Tidak semua demam menyebabkan kejang, Faktanya, hanya 4% kasus demam pada anak yang berujung kejang. Ini karena kejang demam tidak menyerang setiap anak. Hanya anak-anak dengan kondisi kesehatan tertentu yang memang rentan terhadap kondisi tersebut. Penyakit kejang demam sendiri juga bisa lenyap saat anak beranjak dewasa.

6. Demam tidak akan turun tanpa obat

Tidak semua demam perlu obat penurun panas. Demam hanya diobati jika Si Kecil terlihat lemas atau rewel. Mengutip IDAI, pemberian obat penurun panas diindikasikan untuk anak demam dengan suhu 38 derajat Celsius (pengukuran dari lipat ketiak). Jadi jika suhu tubuh anak masih sedikit di atas normal (36,5-37 derajat Celsius), sebaiknya tidak perlu buru-buru diberikan obat penurun panas ya, Moms.

7. Anak demam harus diberikan antibiotik

Salah satu penyebab anak demam adalah infeksi, yang penyebabnya bisa karena infeksi virus maupun bakteri. Namun Moms harus tahu kalau sebagian besar infeksi disebabkan oleh virus, yang cara mengatasinya tidak memerlukan bantuan antibiotik. Antibiotik hanya diberikan bila keluhan yang terjadi pada anak disebabkan oleh infeksi bakteri. Jadi, Moms harus mengetahui dengan pasti apa penyebab anak demam dan sebaiknya tidak memberikan antibiotik tanpa saran dokter.

8. Demam bisa merusak otak

Demam hanya akan berdampak pada sistem saraf di otak bila melampaui 42 derajat Celsius. Di bawah suhu itu, demam tidak berpotensi menyebabkan kerusakan pada otak atau bagian tubuh lainnya. Demam yang mencapai suhu 42 derajat Celsius sendiri juga sangat jarang ada.

9. Anak yang kejang demam harus diberikan kopi

Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa kopi dapat membuat anak terhindar dari kejang saat ia demam. Alih-alih mengobati atau mencegah step, pemberian kopi justru bisa berdampak buruk terhadap kesehatan Si Kecil. Kafein dapat memengaruhi sistem saraf pusat, denyut jantung, dan tekanan darahnya. (M&B/SW/Dok. Freepik)