Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Setiap ibu hamil tentunya berharap agar persalinan yang dijalaninya nanti berlangsung dengan lancar dan cepat. Akan tetapi, terkadang ada hal-hal tertentu yang membuat proses kelahiran Si Kecil jadi terhambat.
Jika kondisi ini terjadi, maka ada kemungkinan ibu perlu menjalani induksi. Menurut istilah medis, induksi persalinan merupakan tindakan untuk merangsang produksi hormon oksitosin guna memicu kontraksi rahim. Semakin cepat kontraksi berlangsung, maka jalan lahir pun akan semakin terbuka dan mempercepat proses persalinan.
Proses induksi biasanya dilakukan oleh dokter atau tenaga medis. Akan tapi tak sedikit mitos soal induksi alami yang beredar di masyarakat, seperti berikut ini, Moms.
1. Berhubungan Seks
Tidak sedikit wanita yang menambah frekuensi berhubungan seks ketika hamil tua dengan harapan agar kontraksi datang lebih cepat. Anggapan ini muncul karena air mani pria mengandung hormon prostaglandin yang dapat membantu melembutkan dan membuka leher rahim sehingga mempercepat pembukaan.
Masalahnya, belum ada penelitian resmi mengenai topik tersebut. Sebaliknya, sebagian dokter justru mengungkapkan bahwa pernyataan ini hanyalah mitos induksi persalinan yang tidak bisa dijadikan acuan, karena tidak semua ibu hamil boleh berhubungan seks mendekati hari persalinan, terlebih jika Anda sudah mengalami pecah ketuban, perdarahan, atau berisiko mengalami persalinan prematur.
2. Stimulasi Puting
Seorang dokter kandungan dari UCLA Medical Center di Santa Monica, Aldo Palmieri. M.D., mengungkapkan bahwa stimulasi puting sebaiknya tidak dilakukan di rumah sebagai induksi alami. Cara merangsang puting yang cenderung sama seperti bayi mengisap puting dapat menyebabkan pelepasan hormon oksitosin secara berlebihan. Hal ini dapat memicu kontraksi berlebihan dan berpotensi tidak aman pada ibu dan bayi.
Selain memicu kontraksi berlebihan, bayi dalam kandungan bisa menjadi stres yang ditandai dengan denyut jantung yang melambat. Jadi Moms, jangan mencoba menstimulasi puting tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, ya.
3. Minyak Jarak
Anda mungkin sudah tak asing lagi dengan minyak jarak. Minyak jarak merupakan minyak nabati yang terbuat dari biji tumbuhan jarak atau Ricinus communis. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada jurnal Maternal-Fetal and Neonatal Medicine pada 2018, ibu hamil yang minum minyak jarak atau castor oil cenderung mengalami kontraksi lebih cepat dan bersalin dalam 24 jam setelahnya.
Hanya saja, hingga saat ini belum ada aturan khusus soal dosis untuk mengonsumsi minyak jarak. Alhasil, efeknya akan bervariasi bagi setiap Moms. Bukan tak mungkin, terlalu banyak meminum minyak jarak justru akan memicu kontraksi yang terlalu kuat. Alih-alih memberikan efek menguntungkan, aliran darah ke bayi justru menjadi menurun. Akibatnya, bayi dalam kandungan jadi kekurangan oksigen dan bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
4. Mengonsumsi Nanas
Mungkin Anda sering mendengar saran yang satu ini. Konon, makan nanas saat hamil bisa memicu kontraksi rahim dan membuat ibu lebih cepat melahirkan.
Nanas memang mengandung enzim bromelain yang dapat membantu melenturkan leher rahim sehingga memicu kelahiran. Sayangnya, kontraksi ini tidak akan berlangsung cepat jika Anda hanya makan satu buah nanas. Pasalnya, enzim bromelain yang terkandung dalam satu buah nanas sangatlah sedikit. Di sisi lain, jika Anda mengonsumsi terlalu banyak buah nanas maka hal tersebut bisa saja memicu diare.
5. Jalan Kaki
Sebuah studi dari Journal Perinatal Education pada 2014 mengungkapkan bahwa sebanyak 32 wanita yang rajin berjalan kaki saat hamil cenderung lebih cepat mengalami kontraksi menjelang persalinan. Sayangnya, sebagian dokter tidak yakin betul mengenai kaitan antara jalan kaki dengan induksi persalinan.
Efek jalan kaki lebih mudah dirasakan saat ibu hamil sudah mulai mengalami kontraksi, bukan untuk merangsang datangnya kontraksi. Pasalnya, gerakan pinggul saat jalan kaki dapat membantu memosisikan kepala bayi ke arah panggul agar pembukaan berjalan dengan cepat. Meskipun begitu, perlu diingat bahwa kemampuan masing-masing ibu berbeda. Jangan sampai Anda malah kelelahan menjelang persalinan ya, Moms. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)