Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Janin meninggal akibat rumput fatimah. Berita ini sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu. Lantas apakah benar, tanaman herbal yang satu ini berbahaya bagi ibu hamil dan janin?
Melalui akun TikTok @infobumildansikecil, diceritakan tentang ibu hamil yang mengalami kondisi kritis dan bayi dalam kandungannya meninggal dunia setelah mengonsumsi air rendaman rumput fatimah. Berikut adalah narasi yang menyertai video yang diunggah di media sosial, "Janin meninggal akibat rumput fatimah. Detak jantung janin negatif dan ibu mengalami syok akibat perdarahan. Pasien langsung dioperasi karena ruptur rahim. Dirawat di ICU selama 7 hari menghabiskan 20 kantong darah. Setelah diselidiki ternyata minum air rumput fatimah".
Rumput fatimah memang bukan nama asing di kalangan ibu hamil. Sejak dahulu, tanaman dengan nama Latin Labisia pumila ini memang dipercaya bisa memperlancar proses persalinan. Tidak sedikit ibu hamil yang mengonsumsi air rendaman rumput fatimah dengan tujuan agar kelahiran bayinya berlangsung cepat dan lancar. Bahkan di negara asalnya, Malaysia, rumput fatimah termasuk satu dari lima tanaman herbal yang paling banyak digunakan.
Penangkal Radikal Bebas
Berdasarkan penelitian, rumput fatimah memang memiliki kandungan antioksidan, seperti flavonoid, asam askorbat, beta karoten, antosianin, dan senyawa fenolik yang baik bagi kesehatan. Beta karoten dalam rumput fatimah terbukti mampu menghambat efek radikal bebas di dalam tubuh, dan flavonoid mampu mencegah terjadinya penyakit kronis seperti osteoporosis, rematik, serta penyakit lainnya yang berhubungan dengan stres oksidatif.
Selain itu, rumput fatimah juga mengandung zat fitoestrogen alami yang dapat digunakan sebagai alternatif terapi estrogen guna mengatasi masalah osteoporosis yang disebabkan menopause pada wanita. Namun penggunaannya tetap dalam dosis rendah dan harus melalui pemantauan dokter.
Efek bagi Ibu Hamil
Di sisi lain, belum ada penelitian menyeluruh soal efek rumput fatimah terhadap proses persalinan. Penggunaan rumput fatimah cenderung merupakan "saran" yang diberikan secara turun-temurun dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya.
Menurut dr. Boy Abidin, dokter kandungan di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, ibu hamil sebaiknya tidak mengonsumsi rumput fatimah. Dokter Boy mengatakan bahwa berdasarkan literatur dan referensi yang dibacanya, rumput fatimah mengandung uterotonika yang disebut oksitosin. Perlu diketahui, uterotonika merupakan zat yang memacu kontraksi otot uterus untuk mencegah atoni dan mempercepat lepasnya plasenta.
Di dunia medis, penggunaan oksitosin sudah ditetapkan dengan dosis yang tepat. Namun lain halnya dengan rumput fatimah. "Artinya dosis, cara minum, penyerapan, dan segala macam pada rumput fatimah, tidak ada data yang akurat. Jadi hanya diminum. Berapa dosisnya dan pengencerannya tidak jelas. Kalau digunakan tidak dengan dosis dan indikasi yang jelas, itu sangat membahayakan bagi ibu dan bayi," ujar dokter Boy seperti dikutip dari Kompas.com.
Nah, saat ibu hamil meminum rumput fatimah yang mengandung oksitosin dengan dosis yang tidak jelas, maka ia berisiko mengalami:
⢠Rahim yang dipaksa terus berkontraksi. Akibatnya janin dalam kandungan akan mengalami tekanan sehingga berisiko kekurangan bahkan tidak mendapatkan oksigen.
⢠Masalah otot rahim atau mengalami penipisan yang bisa mengakibatkan rahim robek, terutama jika ibu sebelumnya pernah menjalani operasi caesar.
⢠Perdarahan pada ibu hamil.
⢠Risiko kematian pada janin dan ibunya.
Meski banyak yang mengatakan bahwa rumput fatimah memiliki khasiat bagus bagi ibu hamil, sebaiknya Moms tidak langsung mengonsumsinya tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Faktanya, sudah banyak ibu hamil yang mengalami masalah pada kehamilannya bahkan keguguran akibat sembarangan mengonsumsi rumput fatimah. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Tfamanasek.com)