Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Tahukah Moms bahwa kanker juga dapat terjadi pada tenggorokan? Ya, kondisi tersebut sering disebut sebagai kanker tenggorokan. Kanker tenggorokan dapat terjadi pada faring (tenggorokan) atau pada laring (organ penghasil suara), sehingga sering disebut juga sebagai kanker faring (jika terjadi pada faring) atau kanker laring (jika terjadi pada laring).
Meski termasuk jenis kanker yang langka -The National Cancer Institute mengestimasi sekitar 1,2% manusia dewasa di Amerika didiagnosis dengan kanker faring dan 0,3% dengan kanker laring- kanker tenggorokan dapat tumbuh dengan cepat sehingga bisa sangat membahayakan. Untuk itu, deteksi dini adalah cara terbaik guna mengatasinya.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini berbagai info yang bisa membantu Anda mendeteksi dini kanker tenggorokan.
Tipe Kanker Tenggorokan
Kanker tenggorokan adalah istilah umum tentang kanker yang tumbuh di faring maupun laring. Meskipun begitu, ada beberapa istilah spesifik berdasarkan area tenggorokan awal terjadinya kanker. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut ini beberapa tipenya:
1. Nasopharyngeal cancer: kanker bermula di nasopharynx, yakni bagian tenggorokan di atas belakang hidung.
2. Oropharyngeal cancer: kanker bermula di oropharynx, yakni bagian tenggorokan belakang mulut. Oropharynx juga meliputi amandel.
3. Hypopharyngeal cancer (laryngopharyngeal cancer): kanker bermula di hypopharynx (laryngopharinx), yakni bagian bawah tenggorokan di atas esofagus.
4. Glottic cancer: kanker bermula di laring atau kotak suara.
5. Supraglottic cancer: kanker bermula di bagian atas kotak suara dan bisa berdampak pada epiglottis, yakni katup yang menjaga makanan turun ke esofagus bukan trakea (saluran napas).
6. Subglottic cancer: kanker bermula di bagian bawah kotak suara, yakni di bawah pita suara.
Tanda Awal Kanker Tenggorokan
Meskipun kita bisa saja sulit mengenal gejalanya, ada beberapa hal umum yang bisa menandakan kanker tenggorokan. Mengutip Healthline, beberapa tanda awalnya meliputi perubahan suara, kesulitan menelan (dyphagia), penurunan berat badan yang tiba-tiba, sakit tenggorokan, rasa ingin terus melegakan tenggorokan, batuk (bahkan bisa batuk berdarah), kelenjar getah bening di leher yang membengkak, sakit telinga, bengek, dan suara serak. Segera periksakan ke dokter jika Anda atau keluarga mengalami berbagai gejala tersebut setelah lebih dari 2-3 minggu.
Penyebab dan Faktor Risiko
Kanker tenggorokan bisa terjadi ketika sel-sel tenggorokan mengalami mutasi genetik. Mutasi ini menyebabkan sel-sel tumbuh tidak terkontrol dan tetap hidup meski sel sehat biasanya sudah mati. Sel kanker bisa berkumpul dan terakumulasi menjadi tumor. Namun, hingga kini belum ditemukan penyebab pasti mutasi genetik ini.
Meskipun begitu, ada beberapa faktor risiko yang diduga meningkatkan risiko kanker tenggorokan, yakni merokok atau konsumsi tembakau, konsumsi alkohol yang berlebihan, malnutrisi, kesehatan mulut dan gigi yang buruk, sindrom genetik, paparan terhadap senyawa kimia tertentu, pola makan rendah buah dan sayur, GERD atau asam lambung, serta infeksi virus (seperti virus Epstein-Barr dan human papillomavirus).
Mengutip WebMD, jenis kelamin, umur, dan ras juga dapat menjadi faktor risiko kanker tenggorokan. Orang dewasa di atas umur 65 tahun, ras Afrika-Amerika, serta pria, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker tenggorokan.
Diagnosis dan Cara Mengatasi Kanker Tenggorokan
Beberapa prosedur yang umum diambil untuk membantu diagnosis kanker tenggorokan adalah biopsi (pengecekan sampel jaringan tenggorokan) dan imaging test (seperti MRI, CT scan, PET scan, atau X-ray).
Tindakan penanganan kemudian akan disesuaikan dengan tahapan stadium, lokasi kanker, kondisi kesehatan tubuh secara umum, dan preferensi pasien. Beberapa tindakan penanganan yang bisa diambil adalah radiasi, bedah, kemoterapi, dan terapi obat. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)