Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Ini Alasan Sudah Dapat Dua Dosis Vaksin Masih Bisa Kena COVID-19

Ini Alasan Sudah Dapat Dua Dosis Vaksin Masih Bisa Kena COVID-19

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia telah dimulai sejak Januari 2021 lalu. Hingga saat ini, sudah banyak kelompok masyarakat yang telah mendapatkan vaksinasi. Bahkan sebagian mereka pun ada yang sudah mendapatkan vaksinasi sebanyak 2 kali. Seperti kita ketahui, dibutuhkan dua kali vaksinasi atau dua dosis vaksin guna membentuk kekebalan tubuh yang dibutuhkan.

Mengutip buku Vaksinasi COVID-19 Lindungi Diri, Lindungi Negeri yang dibuat Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI, tujuan utama vaksinasi COVID-19 adalah untuk mengurangi penularan, menurunkan angka penyakit dan kematian, dan melindungi masyarakat agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi.

Masih Bisa Kena COVID-19 Meski Sudah Dapat Dua Dosis Vaksin

Nah, baru-baru ini sempat heboh kabar Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah yang positif terpapar COVID-19 meski sudah mendapatkan 2 dosis vaksin COVID-19. Lalu kenapa sudah divaksin dua kali masih juga kena? Perlu disadari, vaksinasi tidak otomatis membuat Anda kebal terhadap penyakit tersebut.

Dijelaskan dalam buku Vaksinasi COVID-19 Lindungi Diri, Lindungi Negeri vaksin sendiri bukan obat. Vaksin mendorong pembentukan kekebalan tubuh secara spesifik pada penyakit COVID-19 agar terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit berat.

Kekebalan tubuh tidak bisa langsung terbentuk setelah divaksin COVID-19 sehingga kepatuhan terhadap protokol kesehatan harus selalu diaplikasikan oleh seluruh masyarakat, baik yang belum divaksinasi maupun yang telah menerima suntikan dosis vaksin pertama dan kedua.

"Kita perlu pahami meskipun kita sudah divaksinasi, kita masih memiliki risiko untuk terpapar dan tertular virus COVID-19," kata Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan RI, seperti dikutip dari detikcom.

Meski demikian, dengan vaksinasi, diharapkan tubuh lebih kuat terhadap paparan virus COVID-19. Sehingga apabila tetap tertular, sakitnya ringan dan tidak mengalami gejala berat. Vaksin akan membuat tubuh kita mengenali virus atau bakteri penyebab penyakit tertentu, sehingga bila kita terpapar virus atau bakteri tersebut, maka kita tidak akan sakit atau mengalami sakit ringan.

Butuh Waktu untuk Membangun Antibodi

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) juga menyebut, dibutuhkan waktu berminggu-minggu bagi tubuh untuk membangun antibodi setelah divaksinasi. "Itu berarti ada kemungkinan seseorang terinfeksi virus yang menyebabkan COVID-19 sebelum atau setelah vaksinasi dan jatuh sakit," jelas CDC di laman resminya. Hal ini juga terjadi karena vaksin tidak memiliki cukup waktu untuk memberikan perlindungan.

Pakar lain menyebutkan, rata-rata orang membutuhkan 10 hingga 14 hari untuk membangun sejumlah antibodi pelindung, tetapi setiap orang berbeda. Hal ini disampaikan Nicole Iovine, pakar penyakit menular dan kepala epidemiologi rumah sakit di University of Florida Health.

"Setiap hari, kemungkinan Anda terinfeksi sedikit berkurang," katanya. "Setiap orang dapat membuat respons kekebalan lebih cepat atau lebih lambat daripada rata-rata," papar Iovine, seperti dikutip dari USA Today.

Selain itu, orang yang sudah menerima vaksin juga tetap bisa menularkan virus COVID-19 ke orang lain. Karena itu jika Anda sudah divaksinasi, tetaplah menjaga protokol kesehatan dengan cara mengenakan masker dengan benar, mencuci tangan memakai air mengalir dan sabun, serta menjauhi kerumunan. Semua itu merupakan upaya yang sangat penting untuk menanggulangi pandemi yang ada saat ini. (M&B/SW/Dok. Freepik)