Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Selama hamil, tubuh Anda dapat mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan janin, terutama daya tahan tubuh. Heartburn ataupun kaki bengkak adalah contoh gejala kehamilan yang bisa Anda rasakan.
Pada kasus tertentu, seorang ibu hamil juga bisa mengalami rhinitis, yakni kondisi di mana hidung tersumbat hingga beringus dan berair. Meski tampak sebagai masalah sepele, rhinitis saat hamil bisa sangat mengganggu dan berbahaya jika tidak ditangani serius. Lagi pula, rhinitis bisa diatasi dengan mudah, kok.
Dilansir dari Healthline, berikut ini ada beberapa hal yang Anda perlu tahu seputar pregnancy rhinitis. Let's check them out, Moms!
Masalah Hidung Tersumbat
Pregnancy rhinitis adalah masalah hidung tersumbat yang bisa terjadi pada ibu hamil. Rhinitis bisa dialami oleh 18-45% ibu hamil. Biasanya, gangguan kesehatan ini menyerang bumil di trimester pertama dan akan menghilang setelah melahirkan.
Beberapa gejala yang bisa dialami, yakni bersin, hidung tersumbat, dan hidung berair atau beringus. Segera hubungi dokter jika Moms menemukan saluran hidung mampet atau kering, demam, atau tubuh yang terasa kurang bugar ya, Moms.
Berbahayakah Rhinitis?
Rhinitis dapat memberikan efek samping yang berpotensi bahaya bagi ibu dan janin. Jika tidak dirawat, maka rhinitis dapat berujung pada gangguan tidur yang bisa memengaruhi asupan oksigen yang cukup oleh janin. Maka, segera konsultasikan dengan dokter jika Moms mengalami rhinitis yang mengganggu pola tidur Anda.
Penyebab Rhinitis
Beberapa kasus rhinitis selama hamil disebabkan oleh faktor yang tidak berbahaya bagi kehamilan. Perubahan tubuh selama hamil adalah faktor penyebab utamanya. Selama masa kehamilan, kadar hormon estrogen meningkat. Tingginya hormon esterogen ini kemudian menyebabkan dinding saluran pernapasan membengkak dan memicu produksi lendir menjadi lebih banyak.
Selain itu, ketika hamil, sirkulasi aliran darah juga meningkat, termasuk pada organ tubuh yang memilki membran mukus, salah satunya hidung. Hal ini kemudian dapat menyebabkan hidung bengkak sehingga terasa mampet dan berair.
Beberapa kasus rhinitis selama hamil juga bisa disebabkan oleh alergi. Kondisi ini bisa dialami oleh sepertiga perempuan yang berusia siap hamil. Gejala akibat alergi ini bisa lebih berat daripada gejala rhinitis biasa, karena dapat disertai dengan bersin, rasa gatal, dan rasa tidak nyaman yang hebat pada hidung.
Cara Mengatasi Rhinitis
Perawatan alami terbaik untuk rhinitis selama hamil adalah dengan menggunakan cairan pembersih hidung dan penyegar napas. Cairan pembersih hidung dapat membantu membersihkan aliran napas. Caranya, Moms bisa teteskan cairan pembersih pada satu lubang hidung lalu buang cairan tersebut dengan lubang hidung lainnya. Cairan pembersih ini biasanya mengandung garam khusus dan air steril. Hingga kini belum ditemukan efek samping pada ibu hamil jika menggunakan metode ini.
Selain itu, Moms juga bisa gunakan pelega napas, baik dalam bentuk stik maupun minyak. Pelega napas mampu membantu membuka saluran napas dengan manual. Sebuah studi yang dimuat jurnal Rhinology pada tahun 2006 menyatakan bahwa pelega napas efektif mengatasi rhinitis serta tidak memiliki efek samping pada ibu hamil.
Hindari penggunaan obat pengencer lendir, karena banyak yang tidak teruji aman untuk ibu hamil. Jika rhinitis Anda disebabkan oleh alergi, maka cara penanganannya dapat berbeda pula. Untuk itu, selalu konsultasikan kondisi Anda dengan dokter ya, Moms. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)