Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Susu dikenal sebagai salah satu minuman sehat yang punya beragam manfaat untuk mendukung tumbuh kembang anak. Meski termasuk minuman yang baik untuk Si Kecil, bila dikonsumsi secara berlebihan, buah hati Anda bisa mengalami kecanduan susu, dan hal ini tentu akan berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan serta perkembangannya.
Si Kecil yang kecanduan susu biasanya akan menjadikan susu sebagai satu-satunya sumber protein dan kalori untuknya saat ia berusia lebih dari 1 tahun dan ia akan susah diberikan makanan lainnya.
Tanda-Tanda Anak Kecanduan Susu
Melansir laman Baby Gaga, tanda-tanda kecanduan susu yang mungkin buah hati Anda perlihatkan di antaranya adalah:
1. Tak Suka Mengunyah
Anak yang kecanduan susu tidak suka makan dan mengunyah. Ia akan bersikap defensif saat makanan padat masuk ke dalam mulutnya. Hal ini diketahui terjadi karena keterampilan mengunyahnya tertunda atau menjadi lambat yang bisa diakibatkan ketergantungan Si Kecil pada empeng, ibu jari, atau botol untuk menenangkan diri.
2. Si Kecil Menyukai Produk Susu Lainnya
Anak yang mengalami kecanduan susu akan suka saat diberi makanan atau minuman yang mengandung susu, termasuk keju, yoghurt, dan es krim. Karena hal ini, mereka tampak jarang makan buah, sayur, daging, atau jenis makanan lainnya.
3. Munculnya Kondisi Serupa Mata Panda
Jika diperhatikan dengan seksama, mungkin Moms akan melihat bahwa anak yang kecanduan susu memiliki allergic shiners (penampakannya serupa dengan mata panda) yang pucat, ekspresi gelap di wajahnya, dan muncul titik putih di kuku mereka.
4. Menunjukkan Masalah Perkembangan
Anak yang kecanduan susu biasanya akan mengalami masalah perkembangan. Si Kecil mungkin akan memiliki pola pertumbuhan yang lambat karena ia tidak mengonsumsi makanan yang seimbang. Selain itu, ia juga akan sering mengalami sembelit.
Diagnosis Kecanduan Susu pada Anak
Untuk memastikan apakan anak Anda kecanduan susu atau tidak, ia bisa menjalani tes polipeptida urine. Pada tes ini akan dilakukan skrining untuk mencari jejak peptida jika protein susu dari susu dicerna dengan buruk. Jika tes urine tersebut memastikan adanya fragmen protein, ini berarti peptida juga telah beredar ke otak dan secara bertahap akan mengikat otak Si Kecil dan menyebabkannya kecanduan susu.
Risikonya Anak Kecanduan Susu
Kecanduan susu dapat memengaruhi kondisi kesehatan anak Anda serta perkembangannya, seperti:
1. Anemia Defisiensi Besi
Susu sapi diketahui rendah akan zat besi sehingga bisa menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Selain itu, bila Si Kecil mengonsumsi terlalu banyak susu, ini bisa menyebabkan perdarahan kecil pada usus yang pada akhirnya menyebabkan anemia defisiensi besi.
2. Terlambat Bicara
Si Kecil yang kecanduan susu bisa mengalami keterlambatan berbicara dan berbahasa. Misalnya, anak yang berusia 3 tahun cenderung berbicara seperti anak berusia 1 tahun. Selanjutnya, mungkin ia akan berkomunikasi secara nonverbal.
3. Masalah Penambahan Berat Badan
Kecanduan susu membuat bayi Anda memiliki kadar kalsium berlebih pada tubuhnya. Meski demikian, untuk bisa bertumbuh dengan baik, anak Anda butuh nutrisi lain selain kalsium. Karena ia tidak mengonsumsi nutrisi lain yang diperlukan untuk bertumbuh, ia pun akan mengalami masalah pada penambahan berat badannya serta cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah dan komplikasi kesehatan lainnya.
Tentunya Moms tidak ingin Si Kecil mengalami kecanduan susu. Maka untuk mencegahnya, Anda perlu memperhatikan asupan susu yang diperlukan balita Anda. Untuk Si Kecil yang berusia 12-24 bulan, American Academy Of Pediatrics merekomendasikan 2 cangkir susu dalam sehari. Sedangkan untuk Si Kecil yang berusia 2-3 tahun, mereka dianjurkan untuk mengonsumsi 3 cangkir susu dalam sehari. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)