Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Waspada Gangguan Kesehatan Hati, Kenali Tanda Awalnya!

Waspada Gangguan Kesehatan Hati, Kenali Tanda Awalnya!

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Hati merupakan organ penting dalam tubuh yang berada di bawah tulang belikat kanan Anda. Fungsi hati sangatlah krusial bagi kesehatan manusia, mulai dari membantu memproduksi enzim pencernaan hingga menyaring racun dari tubuh.

Namun ada kalanya hati mengalami gangguan kesehatan. Penyakit hati bisa diturunkan maupun berasal dari faktor-faktor eksternal, seperti infeksi virus, konsumsi minuman beralkohol, hingga obesitas. Jika perusakan hati berlangsung secara terus-menerus, maka hati dapat luka (cirrhosis) dan berujung pada gagal hati.

Maka dari itu, mendeteksi gangguan kesehatan hati sangatlah penting. Untuk tahu lebih banyak seputar hati, simak penjelasannya berikut ini, Moms!

Gejala Awal Gangguan Hati

Penyakit hati tidak selalu menimbulkan gejala maupun tanda yang bisa dikenali. Namun, ada beberapa gejala yang bisa muncul jika seseorang mengalaminya. Berikut 9 gejalanya seperti dilansir dari Mayo Clinic.

• Mata dan kulit tampak kekuningan (jaundice).

• Rasa nyeri pada perut dan adanya pembengkakan.

• Betis dan pergelangan kaki membengkak.

• Urine berwarna gelap.

• Kotoran atau feses berwarna pucat.

• Rasa letih berlebihan.

• Mual atau muntah.

• Hilangnya nafsu makan.

• Kecenderungan untuk memar dengan mudah.

Jika Moms mengalami beberapa gejala di atas, maka Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter.

Kemungkinan Penyebab dan Faktor Risiko

Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan penyakit hati, yakni:

1. Infeksi. Parasit dan virus dapat menginfeksi hati, menyebabkan peradangan yang mengurangi fungsi hati. Virus dapat menular melalui darah, air mani, makanan atau minuman yang terkontaminasi, atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Infeksi hati oleh virus yang paling umum ditemui adalah hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C.

2. Sistem Imun yang Abnormal. Jika Anda memiliki gangguan autoimun, maka sistem imun Anda dapat menyerang organ tubuh tertentu. Dalam kasus ini, gangguan autoimun bisa menyerang hati. Beberapa contoh gangguan autoimun yang menyerang hati adalah autoimun hepatitis, primary biliary cholangitis, dan primary sclerosing cholangitis.

3. Genetik. Permasalahan genetik bisa menyebabkan kerusakan pada hati. Beberapa penyakit hati yang genetik adalah hemochromatosis, Wilson's disease, dan alpha-1 antitrypsin deficiency.

4. Kanker. Beberapa contoh kanker yang menyebabkan penyakit hati, yakni kanker hati, kanker saluran empedu, dan adenoma hati.

5. Lainnya. Ada beberapa hal lain yang bisa menyebabkan penyakit hati, yaitu penyalahgunaan alkohol kronik, akumulasi lemak pada hati, medikasi, dan komponen herbal tertentu.

Adapun faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang memiliki penyakit hati, yakni pola konsumsi tinggi alkohol, obesitas, diabetes tipe 2, tato dan tindik tubuh, medikasi dengan suntik yang digunakan bersama-sama, terpapar langsung dengan cairan tubuh atau darah orang lain, melakukan hubungan seks yang tidak aman, terpapar pada bahan kimia tertentu, dan riwayat keluarga dengan penyakit hati.

Cara Mencegah Penyakit Hati

Meski ada beberapa faktor yang tidak bisa dihindari, seperti faktor genetik, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit hati, antara lain:

• Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.

• Menghindari perilaku tinggi risiko kontaminasi penyakit hati, seperti memastikan kebersihan alat tato dan tindik atau menggunakan kondom saat berhubungan seks.

• Mendapatkan vaksinasi hepatitis A dan B.

• Menggunakan medikasi dengan bijak. Usahakan mengonsumsi obat berdasarkan resep dokter.

• Menghindari kontak langsung dengan darah maupun cairan tubuh orang lain.

• Menjaga kebersihan dan keamanan makanan serta minuman Anda.

• Berhati-hati menggunakan semprotan aerosol.

• Melindungi kulit dari bahan kimia berbahaya.

• Menjaga berat badan yang ideal dan sehat. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)