Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Mandi berselimut busa di dalam bath tub menjadi hal yang menyenangkan dan cukup ampuh membuat tubuh merasa lebih rileks ya, Moms. Karena itu, Moms mungkin ingin memberikan pengalaman yang sama pada bayi Anda dengan membiarkannya sesekali menikmati berendam di bak mandi yang hangat berisi gelembung atau busa.
Melihat raut wajah Si Kecil yang begitu bahagia saat Anda menaruh busa di rambut atau wajahnya tentu membuat Anda juga turut terhibur. Meski demikian, nyatanya sesi mandi yang menyenangkan berselimutkan busa ini bisa membahayakan kesehatan Si Kecil lho, Moms. Berikut ini beberapa alasan mengapa mandi busa atau mandi menggunakan bubble bath bisa berbahaya untuk buah hati Anda.
1. Kemungkinan Terpapar Bahan Kimia
Berdasarkan pernyataan American Cancer Society, diketahui bahwa kulit dapat menyerap bahan kimia yang terkandung dalam produk kecantikan. Si Kecil yang notabene memiliki kulit lebih tipis dibandingkan orang dewasa tentunya akan lebih mudah menyerap bahan-bahan kimia yang ada pada produk perawatan tubuh atau kecantikan tersebut.
Sementara itu, di pasaran banyak bubble bath atau sabun mandi berbusa khusus anak mengandung bahan kimia yang diketahui memiliki sifat mengeringkan dan dapat menyebabkan kulit Si Kecil kering atau mengalami eksim. Selain itu ada pula bahan kimia yang dikenal sebagai karsinogen yang diketahui bisa menyebabkan kanker.
Beberapa bahan kimia yang harus dihindari saat memilih produk bubble bath untuk bayi Anda di antaranya:
⢠Wewangian. Bila produsen bubble bath mencantumkan wewangian sebagai salah satu bahan pembuatan produknya, diketahui mereka tidak diwajibkan mencantumkan bahan kimia apa yang dipakai untuk membuat wewangian tersebut. Karena hal inilah nantinya Moms tidak tahu apakah Si Kecil terpapar bubble bath yang dapat menyebabkan kulitnya kering atau terpapar bahan kimia tertentu yang tidak diketahui secara jelas.
⢠Sodium Lauryl Sulfate. Sodium lauryl sulfate atau SLS merupakan bahan pembuat busa pada bubble bath. Nah, SLS ini diketahui dapat menyebabkan kulit Si Kecil kering. Paparan bahan kimia yang satu ini juga bisa membuat kulit bayi menjadi merah dan teriritasi.
⢠Formaldehyde. Bahan kimia ini biasanya digunakan untuk mencegah tumbuhnya bakteri di dalam botol bubble bath. Namun diketahui, formaldehyde dapat mengiritasi kulit bayi sehingga tampak merah. Jika bubble bath yang mengandung bahan kimia ini mengenai mata bayi Anda, hal tersebut dikhawatirkan juga dapat menyebabkan iritasi pada matanya.
- Pewarna buatan. Pewarna pada bubble bath disinyalir dapat menyebabkan kulit iritasi, mata terbakar, sampai infeksi saluran kemih.
2. Membuat Kulit Bayi Kering
Kulit bayi masih sangat sensitif dan tipis, membuatnya mudah berisiko mengalami kering, dan mandi busa disinyalir dapat membuat kulitnya kering. Hal ini dikarenakan busa pada bubble bath menghilangkan minyak alami di kulit bayi, yang kemudian dapat menyebabkan kulitnya menjadi bersisik, gatal, atau bahkan terbakar.
3. Infeksi Saluran Kemih
Mandi busa menggunakan bubble bath yang mengandung bahan kimia dan wewangian diketahui dapat menyebabkan iritasi dan perubahan pH pada vagina. Perubahan ini kemudian bisa menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).
Meskipun hal ini lebih umum terjadi pada anak perempuan, bukan berarti anak laki-laki Anda tidak berisiko mengalami ISK, Moms. Faktanya, berdasarkan laman The Fobi Doctors, anak laki-laki yang tidak disunat dan mandi busa memiliki peluang empat kali lebih tinggi terkena ISK dibandingkan bayi perempuan.
Dengan adanya risiko berbahaya yang mungkin mempengaruhi kesehatan kulit maupun tubuh bayi Anda secara keseluruhan, tentunya Moms perlu mempertimbangkan untuk membiarkan Si Kecil menikmati mandi busa. Melansir laman Precious Parenting, paling tidak Anda harus menunggu Si Kecil sampai berusia 3 tahun untuk membiarkannya menikmati mandi busa karena pada saat itu tubuhnya dianggap sudah cukup siap untuk melawan masalah kulit kering maupun ISK. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)