Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Penyebab Perut Buncit pada Anak yang Perlu Moms Waspadai

Penyebab Perut Buncit pada Anak yang Perlu Moms Waspadai

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, coba perhatikan perut Si Kecil. Apakah perutnya terlihat rata atau justru membuncit? Sebagian balita memang memiliki perut buncit, apalagi jika Si Kecil menyusu dalam jumlah banyak. Pada umumnya, perut buncit pada balita merupakan hal yang wajar.

Namun dalam beberapa kasus, perut buncit juga menjadi indikasi adanya masalah kesehatan pada Si Kecil. Dalam kondisi sehat, perut anak yang buncit biasanya terasa cukup empuk saat dipegang, termasuk setelah ia makan. 

Lain halnya jika perut anak terasa keras ketika dipegang. Hal ini bisa menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan yang lebih serius. Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang bisa menyebabkan perut balita menjadi buncit.

1. Perut Kembung

Salah satu penyebab perut balita terlihat buncit adalah karena perutnya kembung. Biasanya, anak akan menjadi rewel, lebih sering bersendawa dan buang angin, atau mengalami kram perut. Penyebab perut kembung antara lain adalah karena Si Kecil menelan udara berlebih selama menyusui atau menangis.

Guna meredakan gejala perut kembung pada Si Kecil, Moms bisa membuatnya bersendawa selama 2-3 menit. Apabila ia tidak bersendawa selama waktu tersebut, Moms bisa kembali menyusui atau memandikannya dengan air hangat. Mandi air hangat tidak hanya membuat balita lebih rileks, tapi juga membantunya membuang gas di perut sehingga perutnya tidak buncit lagi.

2. Sembelit

Sembelit atau sulit buang air besar tidak hanya terjadi orang dewasa. Balita juga bisa mengalami masalah ini. Jika Si Kecil tidak buang air besar selama 5 hingga 10 hari, artinya ia tengah mengalami sembelit sehingga perutnya terlihat buncit dan cenderung mengeras.

Bayi yang mendapatkan air susu ibu (ASI) biasanya hanya buang air besar sekali dalam seminggu. ASI sangat bergizi sehingga terkadang tubuh bayi menyerap hampir semuanya dan menyisakan hanya sedikit yang bergerak melalui saluran pencernaan. Namun beberapa bayi memiliki usus yang lebih lambat sehingga mereka tidak sering buang air. Selain itu, kotoran juga bisa mengeras dari waktu ke waktu.

Ada beberapa cara alami yang bisa Moms lakukan untuk mengatasi sembelit pada balita, seperti memberinya minum air putih apabila Si Kecil sudah berusia di atas 4 bulan. Selain itu, Anda juga bisa memandikan Si Kecil dengan air hangat atau memijat lembut perutnya agar bisa membantunya untuk buang air besar. Jika sembelit terjadi untuk periode yang lama dan sering, Moms perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasinya.

3. Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa

Perut balita yang terlihat buncit bisa juga disebabkan karena ia memiliki alergi susu atau intoleransi laktosa. Selain menyebabkan perut membuncit, kedua kondisi tersebut juga bisa menimbulkan gejala lain, seperti mual, muntah, diare, darah pada feses, dan rewel. Namun intoleransi laktosa kadang-kadang sulit diketahui karena gejalanya mungkin baru muncul 6-10 jam setelah laktosa dikonsumsi. Moms perlu berkonsultasi dokter dan melakukan tes guna memastikan apakah Si Kecil benar-benar alergi atau mengalami intoleransi laktosa.

4. Enterokolitis Nekrotikans

Perut balita yang terlihat buncit juga bisa menjadi pertanda Si Kecil mengalami enterokolitis nekrotikans, yaitu peradangan usus besar atau usus halus. Masalah kesehatan ini biasanya dialami oleh bayi yang lahir prematur. Gejala penyerta yang bisa terjadi, yaitu mual dan muntah, diare, serta feses berdarah. Enterokolitis nekrotikans merupakan kondisi yang perlu penanganan dengan segera karena bisa merusak jaringan usus bayi dan membahayakan nyawanya. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)