Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Vitamin B6, Ini Manfaatnya bagi Tubuh dan Sumber Terbaiknya

Vitamin B6, Ini Manfaatnya bagi Tubuh dan Sumber Terbaiknya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, Anda mungkin sudah tak asing dengan vitamin B6. Namun apakah Anda sudah mengetahui manfaat vitamin tersebut untuk kesehatan tubuh kita dan apa saja makanan yang mengandung kadar vitamin B6 yang tinggi?

Vitamin B6 atau nama lainnya piridoksin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang punya manfaat penting untuk menjaga kesehatan otak dan sistem saraf kita. Apabila kekurangan vitamin B6, tubuh tidak bisa menyerap vitamin B12 sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi secara optimal. Yuk, cari tahu lebih banyak tentang vitamin B6!

Manfaat Vitamin B6 bagi Tubuh

1. Menambah Energi

Vitamin B6 sangat bermanfaat bagi tubuh, terutama bagi Anda yang aktif bergerak atau rutin berolahraga. Pasalnya, vitamin B6 dapat membantu memecah protein dan meningkatkan metabolisme tubuh. Ketika metabolisme tubuh bekerja lebih cepat, maka energi yang dihasilkan oleh tubuh juga akan lebih cepat. Selain itu, asupan vitamin B6 juga dapat meningkatkan produksi hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Dengan demikian, organ-organ tubuh dapat terus "bernapas" dan bekerja secara optimal.

2. Menguatkan Fungsi Otak

Manfaat lain dari vitamin B6 adalah untuk membantu menguatkan fungsi otak dan daya ingat. Menurut penelitian dari University of Maryland Medical Center, vitamin B6 diperlukan untuk membuat neurotransmitter, bahan kimia yang membawa sinyal dari satu sel saraf ke sel lainnya. Neurotransmitter tersebut dibutuhkan untuk memproses daya ingat dan meningkatkan fungsi otak. Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang mengungkapkan adanya keterkaitan antara risiko penyakit Alzheimer terhadap kekurangan vitamin B6.

3. Mencegah Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kombinasi vitamin B6 dan vitamin B12 dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung. Hal ini dikarenakan vitamin B6 memiliki fungsi untuk menurunkan kadar homosistein dalam tubuh.

Homosistein adalah sejenis asam amino yang diproduksi dalam darah. Ketika kadar homosistein dalam darah tinggi, maka asam amino tersebut dapat menumpuk dalam pembuluh darah dan merusak arteri. Jika tubuh kekurangan vitamin B6, maka homosistein akan terus meningkat dan menyumbat pembuluh darah yang bisa memicu terjadinya stroke atau serangan jantung.

4. Mengatasi Depresi

Otak juga membutuhkan asupan vitamin B6 guna menghasilkan serotonin, jenis neurotransmitter yang dapat meningkatkan suasana hati dan pikiran positif. Hal ini tentunya bermanfaat bagi Anda yang suasana hatinya mudah berubah atau mungkin mengalami depresi.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kekurangan fosfat piridoksal, suatu bentuk vitamin B6, dapat dikaitkan dengan gejala depresi dan gangguan mood. Karena itu, Anda bisa menjaga suasana hati atau mood Anda dengan mengonsumsi cukup makanan yang mengandung vitamin B6.

Sumber Vitamin B6

Tahukah Anda bahwa vitamin B6 merupakan jenis vitamin yang larut dalam air? Dengan kata lain, tubuh tidak dapat menyimpan vitamin B6 dalam periode yang lama karena akan segera dialirkan bersama dengan cairan tubuh dan keluar melalui urine.

Agar asupan vitamin B6 dalam tubuh tetap terjaga, Anda bisa mengonsumsi sejumlah makanan yang menjadi sumber vitamin tersebut, seperti ikan, hati sapi, kentang, daging ayam, kacang-kacangan, dan buah-buahan non-sitrus. Menurut National Institutes of Health's Office of Dietary Supplements, manfaat vitamin B6 juga bisa didapatkan dari sereal sarapan yang difortifikasi (diperkaya), alpukat, pepaya, pisang, dan berbagai sayuran hijau.

Kebutuhan Vitamin B6 dalam Tubuh

Kekurangan vitamin B6 memang jarang terjadi. Tapi demi menjaga kesehatan, sangat disarankan bagi Anda tetap menjaga asupan vitamin B6. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, kebutuhan vitamin B6 yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

• Bayi dan anak-anak: 0-1-1,0 mg.

• Laki-laki dewasa: 1,3-1,7 mg.

• Perempuan dewasa: 1,3-1,5 mg.

• Ibu hamil: sekitar 1,7 mg.

• Ibu menyusui: sekitar 1,8 mg. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)