Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Tanda-tanda Hamil Anak Perempuan, Antara Mitos Vs Fakta

Tanda-tanda Hamil Anak Perempuan, Antara Mitos Vs Fakta

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Membahas mitos dan fakta seputar kehamilan seakan tidak ada habisnya ya, Moms. Salah satu perdebatan mitos dan fakta kehamilan yang paling populer adalah seputar jenis kelamin janin yang ada dalam kandungan.

Jika Moms belum memeriksakan jenis kelamin Si Kecil ke dokter, menebak-nebaknya dengan berbagai mitos dapat menjadi hal yang menyenangkan. Namun, sebaiknya Anda tidak lekas percaya, ya. Soalnya, ada banyak mitos yang sebenarnya tidak terbukti benar. Nah, berikut ini beberapa mitos tentang tanda-tanda hamil anak perempuan beserta faktanya, seperti dikutip dari Parents. Let's read on, Moms!

Perut Membuncit Tinggi

Menurut beberapa mitos, hamil dengan perut yang tampak tinggi atau membuncit ke atas dapat menandakan kehamilan janin perempuan. Faktanya, perut yang membuncit ke atas cenderung menandakan gangguan pencernaan daripada jenis kelamin janin. Kameelah Phillips, M.D., IBCLC, dan Obgyn di Calla Women's Health New York, mengatakan, "Bentuk perut saat hamil sangatlah tergantung dengan posisi janin dan jumlah anak yang Anda miliki sebelumnya."

Berat Badan Pasangan Naik

Jika berat badan Dads turut naik selama Anda hamil, maka Anda akan memiliki anak perempuan, begitu menurut mitos yang ada. Faktanya, dr. Kameelah menyatakan bahwa kedua hal tersebut, kenaikan berat badan pasangan dan jenis kelamin janin yang Anda kandung, tidaklah berkaitan satu sama lain.

Berjerawat saat Hamil

Seperti kembali ke masa puber, kulit wajah jadi mudah berjerawat selama Anda hamil. Kondisi ini kemudian sering kali dihubungkan dengan janin yang berjenis kelamin perempuan. Kalau kata orang, "Kecantikan sang ibu telah diambil oleh anak." Faktanya, berbagai perubahan fisik selama hamil, seperti jerawat maupun kenaikan berat badan, adalah hal yang normal, terlepas dari jenis kelamin janin. Dr. Kameelah menyatakan bahwa mitos ini sama sekali salah.

Morning Sickness yang Parah

Hamil anak perempuan dapat menyebabkan morning sickness yang parah? Mungkin Kate Middleton dan Amy Schumer yang mengalami hyperemesis gravidarum, gangguan yang menyebabkan mual muntah berkelanjutan selama hamil, akan menjawab dengan kata "Tidak". Faktanya, sebuah studi yang dimuat di World Applied Science Journal pada tahun 2013, menemukan perempuan yang mengalami mual dan muntah selama hamil cenderung hamil dengan anak laki-laki.

Mengidam Makanan Manis

Mengutip prosa lama, anak perempuan dibuat dari segala hal yang manis dan menyenangkan. Maka, menurut mitos ini, Moms cenderung akan hamil dengan anak perempuan jika ngidam makanan manis, dan hamil anak laki-laki jika mengidam makanan asin serta gurih.

Faktanya, dr. Kameela menyebutkan bahwa mitos ini tidak benar. "Sering disebutkan bahwa ngidam makanan manis adalah tanda hamil dengan bayi perempuan. Hal ini sejalan dengan banyaknya kultur yang percaya bahwa anak perempuan adalah sosok yang manis. Meski begitu, tidak ada kaitan langsung antara ngidam makanan manis dengan jenis kelamin janin," kata dr. Kameela.

Urine Berwarna Kuning Terang

Ada mitos yang menyebutkan bahwa urine yang berwarna kuning terang menandakan kehamilan dengan anak perempuan. Faktanya, hal ini tidak berkaitan satu sama lain. "Air urine akan berubah seiring dengan berjalannya waktu dan lebih berkaitan dengan hidrasi, infeksi, vitamin, dan pola makan dibandingkan dengan hal-hal lain," kata dr. Kameela. "Warna urine dan jenis kelamin bayi tidaklah berkaitan," timpalnya.

Detak Jantung Janin yang Tinggi

Mungkin Moms pernah dengar mitos ini, janin dengan detak jantung yang tinggi menandakan janin berjenis kelamin perempuan. Katanya, janin laki-laki biasa berdetak sebanyak 140 bpm (beats per minute) atau lebih rendah, dan janin perempuan akan berdetak lebih dari 140 bpm. Apakah hal ini benar?

Faktanya, meski para ahli sempat merasa detak jantung dan jenis kelamin janin saling berkaitan, studi yang dimuat dalam jurnal Fetal Diagnosis and Therapy pada tahun 2006 menemukan bahwa kedua hal tersebut tidaklah benar. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)