Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Banyak orang beranggapan, sariawan terjadi karena kekurangan vitamin C. Pernyataan tersebut kurang benar menurut Dr. Harum Sasanti drg, Sp.PM. “Dari pengalaman kami, banyak pasien yang sudah cukup makan sayur, buah, dan suplemen mengandung vitamin C, tetapi tetap sariawan. Karena, sebenarnya pemicunya memang lebih pada kekurangan vitamin B,“ ujarnya.
Dokter Harum menjelaskan kalau dahulu banyak orang, terutama penduduk di kawasan Eropa yang menghadapi musim dingin dalam jangka waktu panjang, jarang makan sayur dan buah segar, sehingga kadar vitamin C di dalam tubuh mereka menjadi rendah. Mereka pun kemudian mengalami masalah gusi bengkak dan mudah berdarah, yang biasa dikenal dengan istilah skorbut.
“Saya tidak mengerti mengapa skorbut dianggap sariawan dan dikaitkan ke defisiensi vitamin C. Tolong diluruskan, vitamin C tidak berkaitan dengan sariawan, melainkan kepada penyakit kesehatan gusi,“ paparnya dalam acara Deltomed di Jakarta beberapa waktu lalu. Sariawan atau Stomatitis Apthosa Recurrent (SAR) hanya muncul di bagian selaput lendir di daerah mulut yang lunak, seperti bagian dalam pipi, bibir, lidah, bawah lidah, serta cekungan antara pipi atau bibir dengan gusi.
Bagi Anda yang memang memiliki bakat genetik sariawan, Anda perlu mengonsumsi banyak makanan yang mengandung vitamin B. Dilansir melalui NHS UK, makanan yang kaya akan vitamin B adalah sayur, kacang-kacangan, buah, telur, roti gandum, hati, ayam, ikan salmon, sereal gandum, kentang, susu, dan keju. (Sagar/DC/Dok. Freedigitalphotos)