Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Ini Dampak Kekurangan Zat Besi pada Kemampuan Belajar Anak

Ini Dampak Kekurangan Zat Besi pada Kemampuan Belajar Anak

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, apakah Si Kecil terlihat sulit berkonsentrasi saat belajar? Hati-hati, bisa jadi hal ini disebabkan anak Anda kekurangan zat besi. Kekurangan atau defisiensi zat besi merupakan kondisi ketika kadar ketersediaan zat besi dalam tubuh lebih sedikit daripada kebutuhan harian.

Konsentrasi belajar anak yang menurun merupakan salah satu tanda dan gejala utama ketika anak kekurangan zat besi, yang pada akhirnya bisa menyebabkan performa belajarnya juga menurun. Selain itu, kekurangan zat besi juga membuat anak Anda menjadi malas mengerjakan tugas dan PR.

Secara fisik, anak yang mengalami defisiensi zat besi memperihatkan bagian bawah mata yang tampak pucat, pandangan sering berkunang-kunang, sering pusing, kuku dan telapak tangan tampak pucat, serta mengalami gejala 5L, yaitu lemah, letih, lesu, lelah, lalai.

Kebutuhan harian zat besi anak seharusnya menjadi perhatian besar para orang tua. Dalam diskusi daring bertajuk "Efek Kekurangan Zat Besi pada Kemampuan Belajar Anak" yang dipersembahkan Danone beberapa waktu lalu, Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH, ahli Gizi Ibu dan Anak, mengatakan bahwa zat besi adalah salah satu mikronutrien atau sering juga dikenal sebagai vitamin dan mineral yang sangat penting untuk mendukung kemampuan belajar anak.

Ini Dampak Anak Kekurangan Zat Besi

Namun, tampaknya masih banyak orang tua yang belum memenuhi kebutuhan gizi anak, termasuk kebutuhan zat besinya. Karena berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 ditunjukkan bahwa 1 dari 3 anak balita Indonesia mengalami anemia. Data lain menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen balita di negara berkembang menderita anemia dan 50-60% kasus anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi.

Kekurangan zat besi khususnya pada anak memiliki dampak jangka pendek maupun jangka panjang, misalnya gangguan pada perkembangan kognitif, motorik, sensorik, serta perilaku dan emosi. Terlebih saat anak memasuki usia sekolah, kekurangan zat besi akan berdampak pada kurangnya konsentrasi saat belajar, ketidakmampuan belajar, hingga perkembangan yang tertunda.

Prof. Fikawati menambahkan bahwa kekurangan zat besi juga dapat mengganggu performa intelektual dan performa kognitif, serta terlambatnya psikomotorik pada anak usia prasekolah. Anak usia 6-16 tahun yang mengalami defisiensi zat besi diketahui memiliki nilai matematika dan membaca yang lebih rendah ketimbang anak yang normal.

Keterlambatan perkembangan kognitif maupun psikomotor yang disebabkan oleh kekurangan zat besi pada saat anak mencapai usia sekolah bisa menyebabkan Si Kecil mengalami gangguan kinerja dalam tes bahasa, keterampilan motorik, dan koordinasi, setara dengan defisit 5 hingga 10 poin dalam IQ.

Penuhi Kebutuhan Zat Besi pada Anak

Pada acara yang sama, Ketua HIMPAUDI Pusat, Prof. Dr. Ir. Hj. Netti Herawati, M.Si mengungkapkan anak yang kekurangan gizi tidak akan mau belajar. Karena itu, orang tua harus memastikan anak mereka mendapat nutrisi sebelum mulai belajar, sehingga Si Kecil merasa nyaman. Dengan memperhatikan asupan bergizi di rumah, maka hal tersebut berarti orang tua mendukung proses belajar anak agar bisa menyerap ilmu dengan optimal.

Untuk memenuhi kebutuhan gizi anak terutama zat besi, pastikan Si Kecil memiliki pola makan seimbang dan proses penyerapan zat besi yang baik. Prof. Fikawati memaparkan bahwa, anak usia 1-3 tahun membutuhkan 7 mg zat besi setiap hari. Bila pola makan anak tidak seimbang, penyerapan zat besi di saluran cerna akan terganggu dan membuat cadangan zat besi berkurang sehingga anak bisa kekurangan zat besi.

Maka, ketika anak sudah berusia 1 tahun ke atas dan bisa mengonsumsi makanan rumah, orang tua perlu memastikan konsumsi makanan yang mengandung zat besi secara teratur. Zat besi bisa ditemukan pada daging sapi dan ayam, hati, telur, kacang-kacangan, ikan, dan sayuran.

Tidak hanya itu, Moms juga perlu memastikan konsumsi makanan sumber vitamin C untuk mendukung penyerapan zat besi. Kombinasi zat besi dengan vitamin C juga dapat ditemukan pada makanan dan minuman terfortifikasi zat besi dan vitamin C seperti susu pertumbuhan untuk anak di atas 1 tahun.

Yuk Moms, penuhi kebutuhan zat besi Si Kecil dari sekarang agar tumbuh kembangnya optimal! (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)