Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, Anda tentunya akan merasa senang dan bangga ya, bila mendapati Si Kecil yang masih balita sudah pandai membaca. Meski tak ada salahnya mengajarkan anak Anda membaca sejak dini, namun bila kemampuan membacanya di atas rata-rata usianya, Anda perlu waspada Si Kecil mungkin memiliki kelainan yang disebut hyperlexia.
Apa Itu Hyperlexia?
Hyperlexia berasal dari kata hyper yang berarti melampaui atau lebih baik, dan lexia yang memiliki arti membaca. Jadi, hyperlexia dapat didefinisikan sebagai kemampuan membaca yang luar biasa pada anak usia dini tanpa kemampuan berbahasa dan berbicara yang sesuai dengan usia. Walaupun ini bukanlah hal buruk, namun hyperlexia bisa menjadi tanda autisme atau sindrom mirip autisme jika disertai dengan keterlambatan dalam kemampuan berkomunikasi.
Bagaimana Karakteristik Anak yang Mengalami Hyperlexia?
Anak yang mengalami hyperlexia biasanya memiliki ketertarikan yang kuat pada huruf atau angka serta memiliki kemampuan membaca yang canggih atau berada di tingkat yang jauh melebihi apa yang diharapkan pada usia mereka. Biasanya mereka mulai membaca di usia yang masih sangat muda, sekitar usia dua tahun, dan membaca tanpa instruksi.
Anak-anak dengan hyperlexia juga memiliki ingatan visual dan pendengaran yang sangat baik, dan mereka memiliki kecenderungan untuk mengingat apa yang mereka lihat dan dengar dengan mudah. Tak heran bila mereka sering menunjukkan echolalia atau pengulangan frasa dan kalimat tanpa memahami artinya.
Namun, ingatan luar biasa yang mereka miliki ini tidak terlalu memengaruhi kemampuan mereka untuk berbicara atau memahami bahasa. Meski tingkat membaca mereka berada pada tingkat lanjut, namun komunikasi mereka terbatas dan sering mengalami kesulitan dengan kosakata.
Bagaimana Mengenali Hyperlexia pada Anak?
Mungkin akan sulit bagi orang tua dan guru untuk mengenali perbedaan antara anak yang memang memiliki bakat membaca sejak dini, anak yang hyperlexia, dan anak yang mengalami hyperlexia dengan autisme. Pasalnya, mereka menunjukkan masalah dengan bahasa lisan, sering kali tidak dapat menggabungkan kata-kata untuk mengekspresikan ide mereka, atau memahami bahasa lisan orang lain.
Untuk bisa membedakannya, Moms bisa memperhatikan hal-hal berikut yang juga bisa menjadi tanda bahwa Si Kecil mungkin mengalami hyperlexia:
1. Anak-anak pada umumnya memiliki kosakata yang terbatas. Namun anak-anak yang memiliki bakat membaca sejak dini mungkin akan tertarik untuk memahami arti dari kata dan frasa yang mereka gunakan daripada anak-anak dengan hyperlexia.
2. Anak-anak yang memiliki bakat membaca sejak dini dapat lebih mudah dibimbing untuk menghadapi tantangan lainnya, seperti membaca buku yang berbeda atau mencoba mempelajari kata-kata dalam bahasa yang berbeda. Sementara anak-anak yang mengalami hyperlexia lebih cenderung menolak berbagai jenis tugas atau tantangan lain.
3. Semua anak kecil pasti berperilaku yang menunjukkan ketidakdewasaannya dan tak segan memperlihatkan rasa frustrasinya. Saat anak-anak yang memiliki bakat membaca sejak dini mungkin bertingkah, memiliki amarah, dan berperilaku dengan cara yang egois, anak-anak autis mungkin kurang sensitif terhadap perasaan orang lain dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.
Bila anak Anda memiliki beberapa gejala hyperlexia seperti di atas, cara paling tepat yang harus Moms lakukan adalah mengonsultasikannya pada dokter anak Anda. Sedangkan, jika anak Anda sebenarnya terlahir dengan memiliki bakat membaca sejak dini, Moms bisa mendukungnya dan memberi kesempatan ia menikmati bakatnya tersebut. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)