Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Cokelat, permen, es krim, minuman bersoda, atau minuman dalam kemasan lainnya! Hmm, apakah deretan makanan dan minuman tersebut menjadi favorit Si Kecil, Moms?
Makanan manis memang disukai oleh banyak orang, tak terkecuali anak-anak. Akan tetapi, pemberian makanan dan minuman manis pada anak sesungguhnya perlu dibatasi, khususnya yang mengandung tinggi sukrosa. Pasalnya, jenis gula ini bisa menimbulkan efek negatif bagi kesehatan Si Kecil, lho!
Perbedaan Glukosa, Fruktosa, dan Sukrosa
Moms mungkin bertanya-tanya, apa yang dimaksud dengan sukrosa? Apakah berbeda dengan jenis gula lainnya? Perlu diketahui, terdapat tiga jenis gula yang mungkin dikonsumsi Anda keluarga setiap hari, yaitu glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Berikut adalah perbedaannya:
1. Glukosa
Glukosa adalah bentuk paling sederhana dari gula. Glukosa sangat mudah dicerna karena molekulnya tidak perlu dipecah lagi dan langsung diserap ke dalam aliran darah. Glukosa bisa langsung diubah menjadi energi dalam sel melalui bantuan hormon insulin. Dibandingkan dengan fruktosa dan sukrosa, glukosa memiliki rasa yang tidak terlalu manis. Pada umumnya, glukosa terdapat pada makanan berkarbohidrat tinggi, seperti roti, nasi, dan jagung.
2. Fruktosa
Fruktosa adalah jenis gula yang sering ditemukan dalam buah, madu, dan sebagian umbi-umbian. Apabila dibandingkan dengan jenis gula lainnya, fruktosa memiliki rasa paling manis. Meski begitu, fruktosa tidak langsung menaikkan kadar gula darah. Proses untuk menjadikannya sumber energi pun relatif rumit karena harus diubah menjadi glukosa terlebih dahulu di organ hati.
3. Sukrosa
Sukrosa merupakan nama lain dari gula pasir yang biasa Anda konsumsi. Sukrosa merupakan gabungan dari 2 molekul, yaitu fruktosa dan glukosa. Hal inilah yang menyebabkan rasa sukrosa berada di antara keduanya, yaitu lebih manis dari glukosa dan kurang manis jika dibandingkan dengan fruktosa. Saat sukrosa dicerna dan diserap di aliran darah, tubuh akan mengutamakan penggunaan glukosa terlebih dahulu karena prosesnya lebih mudah. Sedangkan fruktosa akan disimpan terlebih dahulu dalam bentuk lemak.
Efek Sukrosa
Di antara ketiganya, sukrosa yang paling sering dicampurkan dalam makanan atau minuman manis favorit Si Kecil. Jika dikonsumsi secara berlebihan, sukrosa akan menimbulkan efek sebagai berikut:
⢠Menimbulkan kerusakan gigi. Sisa gula nantinya akan menumpuk di celah-celah gigi dan bercampur dengan bakteri mulut. Jika tidak rutin dibersihkan, hal ini akan menyebabkan Si Kecil mengalami sakit gigi atau gigi berlubang.
⢠Meningkatkan risiko obesitas. Seperti yang telah disebutkan, fruktosa yang ada dalam sukrosa cenderung ditumpuk dulu oleh tubuh sebagai cadangan energi bagi Si Kecil. Tapi gula dalam makanan dan minuman jumlahnya bisa jauh lebih banyak ketimbang kebutuhkan energi anak. Alhasil, kebanyakan gula ini hanya akan menjadi tumpukan lemak dan membuat anak mengalami obesitas. Moms tentu tahu bahwa obesitas bisa menjadi pemicu penyakit kronis, seperti diabetes dan jantung.
⢠Mengurangi asupan nutrisi lain. Makanan tinggi sukrosa biasanya memiliki rasa yang enak sehingga Si Kecil ketagihan. Tak jarang, anak akan kenyang dengan makanan manisnya padahal ia belum mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi penting lainnya. Jika dibiarkan, hal ini akan mengganggu tumbuh kembang Si Kecil.
Moms sudah tahu efek negatif makanan dan minuman yang mengandung sukrosa bagi tumbuh kembang dan kesehatan Si Kecil. Jadi mulai sekarang, yuk batasi konsumsi sukrosa pada anak.
Selain itu, atur pemberian camilan manis kepada Si Kecil. Pastikan kebiasaan mengudap ini tidak mengganggu konsumsi makanan utamanya, sehingga asupan nutrisi ke dalam tubuhnya tetap terjaga. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)