Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Gigi Berlubang pada Balita, Ini Penyebab dan Cara Atasinya

Gigi Berlubang pada Balita, Ini Penyebab dan Cara Atasinya

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Sekilas, sakit gigi memang terdengar seperti hal yang umum dan sepele ya, Moms. Semua orang pernah mengalaminya. Namun nyatanya, jika kita sedang sakit gigi, rasanya bisa benar-benar sangat menyiksa. Anda mungkin pernah merasakannya, kan? Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalaminya. Penyebab sakit gigi yang kerap terjadi pada anak berasal dari gigi yang berlubang.

Gigi berlubang atau karies sendiri merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling sering terjadi pada anak yang sudah tumbuh gigi. Kebiasaan mengonsumsi makanan manis dan tidak menyikat gigi hingga bersih menjadi alasan di balik munculnya gangguan gigi berlubang. Apalagi jika Si Kecil kerap mengonsumsi permen atau makanan dan minuman manis, tentunya ia akan lebih berisiko mengalami masalah gigi berlubang.

Penyebab Gigi Berlubang pada Anak

Pada balita, gigi yang berlubang biasanya adalah gigi susu. Gigi susu ini sendiri satu per satu akan lepas dan digantikan dengan gigi tetap saat anak berusia 6-12 tahun. Meskipun begitu, gigi susu punya peran penting buat Si Kecil. Jika gigi susu Si Kecil berlubang serta terasa sakit dan nyeri, ia jadi akan malas makan dan bisa kekurangan asupan nutrisi. Hal ini tentu akan mengganggu tumbuh kembangnya.

Gigi susu yang berlubang pada balita disebut dengan early childhood caries atau baby bottle caries. Kondisi ini biasanya menyerang gigi atas bagian depan, walaupun juga bisa menyebar ke gigi lainnya. Gigi berlubang ini berawal dari bakteri dalam mulut Si Kecil yang berkembang biak dan menumpuk di plak gigi.

Seiring dengan kebiasaan anak yang malas menyikat gigi, maka bakteri pada plak akan bertambah dan menghasilkan asam yang secara perlahan bisa mengikis enamel gigi yang keras dan membuat lubang. Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis juga turut menyebabkan bakteri di mulut menghasilkan lebih banyak asam dan mempercepat munculnya lubang pada gigi Si Kecil.

Dampak Gigi Berlubang pada Anak

Umumnya, tanda paling awal dari kerusakan gigi adalah adanya bintik putih pada satu atau beberapa gigi yang menandakan enamel gigi mulai rusak. Lambat laun, bintik putih ini akan berubah warna menjadi kecokelatan dan disertai dengan munculnya lubang. Semakin dalam lubang pada gigi, warnanya pun semakin gelap.

Lubang pada gigi yang berukuran kecil mungkin tidak akan terlalu menimbulkan gejala. Namun, jika lubang yang terbentuk di gigi anak sudah berukuran besar, biasanya akan menimbulkan beberapa gejala, antara lain:

• Gigi anak jadi sangat sensitif.

• Si Kecil akan mengalami nyeri ringan hingga tajam saat makan atau minum sesuatu yang manis, panas, maupun dingin.

• Sakit gigi, terutama saat anak mengunyah makanan atau ketika ia menekan giginya.

Mengatasi Gigi Berlubang pada Anak

Perawatan gigi berlubang pada anak akan disesuaikan dengan gejala, usia, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan Si Kecil. Umumnya, gigi berlubang akan diatasi dengan prosedur tambal gigi. Selain itu, Moms juga perlu memperhatikan pola makan Si Kecil agar giginya yang berlubang tidak bertambah parah. Hindari makanan yang memicu gigi berlubang, terutama makanan yang mengandung gula.

Biasakan juga Si Kecil untuk rajin menyikat gigi, setidaknya dua kali sehari, untuk memastikan giginya selalu dalam keadaan bersih dan sehat. Ajak juga Si Kecil ke dokter gigi setiap enam bulan sekali agar jika ada masalah pada giginya, hal itu bisa dideteksi sejak dini. (M&B/SW/Dok. Freepik)