Type Keyword(s) to Search
TOODLER

6 Cara Mengajarkan Anak untuk Mengatasi Rasa Kecewa

6 Cara Mengajarkan Anak untuk Mengatasi Rasa Kecewa

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Kekecewaan merupakan hasil dari ekspektasi yang tidak terpenuhi dan sering kali disertai dengan rasa frustrasi, marah, sedih, dan atau menarik diri. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun bisa merasakan kekecewaan. Menurut Dr. Ilona Roth, dosen senior bidang psikologi di Open University, Inggris, rasa kecewa yang dirasakan anak-anak dimulai saat mereka sudah bisa berimajinasi.

Sejak usia 1 tahun, anak-anak mulai menunjukkan elemen imajinasi, dan pada usia 2 atau 3 tahun, mereka sedang membayangkan tentang apa yang mungkin terjadi atau tidak akan pernah terjadi. Akibatnya, mereka mengembangkan ekspektasi sejak awal tentang kekecewaan dan mulai mengembangkan mekanisme koping atau cara menyelesaikan masalah yang akan mereka andalkan dalam hidup mereka nanti.

Tentunya agar Si Kecil tidak menjadi anak yang mudah menyerah dan berhenti mencoba atas kegagalan yang pada akhirnya membuat ia kecewa, sebagai orang tua, Anda harus berperan aktif untuk mengajarkan pada anak bagaimana Si Kecil harus mengatasi rasa kecewanya.

Tanpa dorongan dan bantuan dalam mempelajari cara mengatasi emosi yang sedang anak Anda rasakan, dikhawatirkan Si Kecil malah semakin mengasihani diri sendiri dan depresi serta tidak mau mengambil risiko karena takut akan mengalami lebih banyak kekecewaan. Berikut ini cara mengajarkan anak mengatasi rasa kecewanya, Moms.

1. Bantu Anak Membuat Ekspektasi yang Wajar

Anda bisa mengajarkan hal ini lewat sebuah cerita seekor anjing dan tuannya, di mana anjing tersebut terus berharap diajak berjalan-jalan oleh tuannya setiap kali pintu rumah terbuka. Namun, ada kalanya ternyata tuannya hanya membuka pintu untuk sekadar membuang sampah. Dari kisah ini, Si Kecil bisa belajar bahwa ia tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkan dan ini penting dalam proses pendewasaannya. Terkadang bahkan ada hal yang tidak ia sukai, tetapi ia harus belajar menerimanya.

2. Biarkan Anak Merasakan Kekecewaan

Tahan sejenak naluri Anda untuk menyelamatkan Si Kecil saat ia terlihat sedang dalam masalah dan tertekan. Hal ini akan membantunya memahami perbedaan antara masalah besar, di mana bantuan diperlukan, dan masalah kecil, yang bisa ia tangani sendiri. Sambil ia merasakan kekecewaannya dan berempati dengan perasaan frustrasi, marah, dan sedih, Moms bisa menjelaskan bahwa kekecewaan itu wajar terjadi ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai harapan.

Saat Si Kecil sedang merasa kecewa, tentunya ini bisa menimbulkan reaksi negatif dari dalam dirinya. Namun inilah saatnya Anda menjelaskan kepada anak bahwa perasaan negatif tersebut tidak akan membantu menyelesaikan masalah. Ajari anak cara-cara positif untuk menenangkan diri, entah itu menarik napas dalam-dalam, menghitung sampai 10, atau menggambar sebuah situasi.

Bantu pula Si Kecil untuk memberikan batas waktu guna membiarkan perasaan buruknya tersebut. Jelaskan bahwa semakin cepat ia dapat mengontrol perasaannya, semakin cepat pula ia bisa mulai menyelesaikan kekecewaannya dengan tindakan positif.

3. Bantu Anak Mencari Tahu Alasan di Balik Kekecewaannya

Setelah memberinya waktu untuk melampiaskan rasa kekecewaannya, Moms bisa membantu Si Kecil untuk mencari tahu apa alasan di balik rasa kecewa yang ia rasakan. Proses ini akan membantunya mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mengatasi kekecewaannya kini serta kekecewaan yang mungkin muncul di kemudian hari.

Moms juga bisa menanyakan beberapa pertanyaan yang direkomendasikan psikolog anak berikut untuk membantu anak Anda mengidentifikasi alasan kekecewaannya, seperti:

• Apa bagian terburuk dari kekecewaaan yang kamu rasakan itu?

• Menurut kamu, mengapa ini terjadi?

• Menurut kamu, berapa lama rasa kecewa ini akan bertahan?

• Apakah ada yang bisa kamu lakukan?

• Apakah menurut kamu itu akan terjadi lagi?

4. Dorong Anak untuk Tetap Tekun

Anak bisa belajar dengan baik saat ia mendengar tentang pengalaman anak-anak lainnya atau pengalaman orang tuanya sendiri sebagai anak. Memberikan Si Kecil gambaran dari kisah seseorang saat menghadapi kekecewaan dan bagaimana mereka bisa melewatinya penting dilakukan agar anak Anda bisa bertahan dari kekecewaannya saat ini dan dapat mencapai tujuannya esok hari dengan belajar dari kesalahan dan ketekunannya. Tentunya usaha dan ketekunan Si Kecil diperlukan untuk mencapai sebagian besar dari apa yang ia harapkan.

5. Berikan Dukungan

Apa pun yang anak Anda telah lalui, entah saat ia menjuarai lomba melukis, kalah saat bertanding sepakbola, mendapat nilai rendah di ujian matematika, Si Kecil harus tahu bahwa Anda akan selalu mendukungnya dan bangga padanya.

6. Berikan Contoh

Selain memberikan dukungan, tentunya memberikan contoh langsung pada anak bagaimana harus mengatasi rasa kecewa merupakan hal yang tak kalah penting. Karena kebanyakan pembelajaran diperoleh melalui observasi dan peniruan, dan hal inilah yang dilakukan anak Anda. Jika anak Anda ingin belajar bagaimana menghadapi kekecewaan, jadilah panutan yang tepat dengan menunjukkan padanya bagaimana Anda menemukan hasil yang tidak terduga namun positif, bahkan ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan Anda. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)