Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Waspada Anak Terkena Bronkopneumonia, Kenali Gejalanya!

Waspada Anak Terkena Bronkopneumonia, Kenali Gejalanya!

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, Anda mungkin pernah mendengar bahwa pneumonia masih menjadi penyakit infeksi yang paling mematikan untuk anak berusia kurang dari 5 tahun. Nah, salah satu jenis pneumonia yang sering dialami anak adalah bronkopneumonia, yaitu peradangan pada saluran napas utama (bronkus) dan paru-paru akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur.

Bronkopneumonia bahkan menjadi penyebab kematian terbesar untuk penyakit saluran napas yang menyerang balita dan anak-anak. Insiden bronkopneumonia di negara berkembang menyerang hampir 30% anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi. Sangat menakutkan ya, Moms.

Bronkopneumonia biasanya diawali dengan infeksi bakteri, virus, atau jamur pada saluran napas utama selama beberapa hari. Suhu tubuh anak naik secara mendadak sampai 40 derajat Celsius sehingga bisa menyebabkan kejang karena demam yang tinggi.

Risiko bronkopneumonia makin meningkat apabila anak tinggal di lingkungan yang kotor dan tidak sehat, sering terkena paparan asap rokok, pernah kontak langsung dengan penderita pneumonia, maupun memiliki kondisi kesehatan tertentu, misalnya malnutrisi atau kekurangan gizi.

Gejala Bronkopneumonia pada Anak

Bronkopneumonia pada anak bisa memiliki gejala yang bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat. Namun, secara umum, berikut ini adalah beberapa gejala yang dialami oleh anak jika ia terkena bronkopneumonia, yaitu:

• Batuk berdahak

• Demam

• Sesak napas atau napas menjadi cepat

• Napas berbunyi

• Nyeri dada

• Rewel atau sulit tidur

• Kehilangan nafsu makan

• Gelisah

• Muntah

• Wajah terlihat pucat

• Bibir dan kuku menjadi kebiruan.

Bila gejala bronkopneumonia pada anak tidak segera diobati, maka anak bisa berisiko mengalami komplikasi yang berbahaya, Moms. Komplikasi ini umumnya terjadi pada anak yang terlambat mendapatkan penanganan atau anak yang memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes dan malnutrisi. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada anak adalah:

1. Infeksi darah atau sepsis, akibat adanya bakteri yang masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan infeksi serta berpotensi memicu terjadinya gagal fungsi organ.

2. Efusi pleura, ketika cairan memenuhi ruang di sekitar paru-paru dan rongga dada.

3. Gagal napas, saat anak sulit bernapas, hal ini bisa mengakibatkan kebutuhan oksigen tidak tercukupi.

Pengobatan Bronkopneumonia pada Anak

Untuk mendiagnosis bronkopneumonia pada anak, dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti tes darah dan foto Rontgen. Pengobatannya sendiri akan diberikan sesuai dengan penyebabnya. Contohnya jika disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberikan antibiotik. Selain itu, dokter juga mungkin akan memberikan sejumlah obat, misalnya obat batuk, obat penurun panas, atau obat pereda nyeri untuk mempercepat proses penyembuhan.

Bronkopneumonia biasanya akan sembuh dalam waktu satu atau beberapa minggu, namun kesembuhan juga bergantung pada jenis organisme yang menginfeksi, usia, kondisi kesehatan, dan tingkat keparahannya. Mengikuti seluruh rangkaian pengobatan hingga tuntas sangatlah penting agar tidak terjadi komplikasi atau menyebabkan resistensi (kekebalan) bakteri terhadap antibiotik.

Mencegah Bronkopneumonia

Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin Hib dan IPD. Untuk mengurangi risikonya, pastikan pula Si Kecil mendapatkan makanan bergizi yang baik agar daya tahan tubuhnya lebih baik dan biasakan ia mencuci tangan hingga bersih. (M&B/SW/Dok. Freepik)