Type Keyword(s) to Search
BABY

Perkenalkan Molly Gibson, Bayi dari Embrio Tertua

Perkenalkan Molly Gibson, Bayi dari Embrio Tertua

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Sekilas, tak ada yang berbeda dalam diri Molly Gibson, seorang bayi perempuan yang terlahir pada Oktober 2020 di Tennessee, Amerika Serikat. Namun menurut National Embryo Donation Center dan staf peneliti di University of Tennessee Preston Medical Library di Knoxville beberapa waktu lalu, Molly merupakan bayi tertua yang pernah dilahirkan.

Pasalnya, proses penciptaan Molly sesungguhnya sudah dimulai sejak 27 tahun silam. Embrionya dibekukan pada Oktober 1992, dan bertahan dalam kondisi tersebut hingga Februari 2020. Tepatnya ketika pasangan Tina dan Ben Gibson asal Tennessee, mengadopsinya dari National Embryo Donation Center (NEDC).

"Sungguh sulit dipercaya. Rasanya seperti sebuah keajaiban," ungkap Tina seperti dilansir situs Today Health. Ini adalah kali kedua, pasangan Tina dan Ben Gibson mengadopsi embrio beku. Pada 2017, Tina melahirkan seorang bayi perempuan bernama Emma, yang juga berasal dari embrio yang dibekukan pada 1992.

Emma dan Molly sesungguhnya merupakan saudara kandung. Keduanya dibekukan dan disumbangkan pada saat bersamaan pada 1992. Kala itu, Tina masih berusia 1 tahun. Ya, Tina, sang ibu, saat ini berusia 29 tahun dan dilahirkan pada April 1991.

Seleksi Embrio

Mendonasikan embrio untuk dibekukan dan diadopsi oleh orang lain bukan hal asing di Amerika Serikat. Menurut NEDC, saat ini ada sekitar 1 juta embrio manusia yang disimpan dalam kondisi beku di Amerika Serikat. NEDC sendiri merupakan organisasi nirlaba Kristen di Knoxville yang menyimpan embrio beku dari pasien fertilisasi in vitro. Embrio tersebut tidak digunakan sehingga disumbangkan agar bisa diadopsi oleh pasangan yang kesulitan untuk memiliki anak.

Sejak tahun 2003, NEDC telah memfasilitasi lebih dari 1.000 proses adopsi dan kelahiran embrio. Sekarang, organisasi ini melakukan sekitar 200 transfer setiap tahun. Mirip dengan proses adopsi tradisional, pasangan dapat memutuskan apakah mereka ingin mengadopsi embrio secara "tertutup" atau "terbuka" yang memungkinkan mereka terhubung dengan keluarga donor.

Saat akan mengadopsi embrio, pasangan akan diberikan 200 hingga 300 profil donor, lengkap dengan riwayat demografi keluarga donor. "Mereka memberikan banyak pilihan, dan kami menyeleksinya. Ketika menemukan satu embrio yang kami inginkan, rasanya seperti takdir," kata Tina Gibson.

"Saya dan suami tidak memiliki postur tubuh yang besar. Jadi kami menelusuri dan mempersempit pemilihan berdasarkan tinggi dan berat badan, serta mencari sesuatu yang mirip dengan apa yang kami miliki. Cara itu sangat membantu mempersempit pilihan," lanjutnya.

Pembekuan Embrio

Proses pembekuan embrio biasanya dilakukan apabila pasangan yang melakukan program IVF menghasilkan lebih dari satu embrio. Nantinya, embrio yang tidak terpakai ini dibekukan dengan bantuan nitrogen cair dan disimpan dalam sebuah freezer khusus bersuhu minus 200 derajat Celsius.

Dalam kondisi baik, embrio bisa disimpan selama bertahun-tahun seperti yang terjadi pada Emma dan Molly. Saat akan digunakan, embrio ini akan dicairkan. Metode inilah yang dinamakan frozen embryo transfer. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. New York Post)