Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Bolehkah Balita Mengonsumsi Minuman Bersoda?

Bolehkah Balita Mengonsumsi Minuman Bersoda?

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Mengonsumsi minuman bersoda mungkin jadi pilihan yang akan bisa memberikan kesegaran buat tubuh. Tak heran jika minuman jenis ini sangat populer di kalangan remaja. Anak-anak pun kerap memilih minuman jenis ini saat makan di restoran. Namun, amankah jika balita mengonsumsi minuman bersoda? Jika Si Kecil hanya sesekali minum minuman bersoda, mungkin hal tersebut masih bisa ditolerir, namun bagaimana jika ia terlalu sering mengonsumsinya?

Sebagaimana diketahui, minuman ringan bersoda memiliki efek yang kurang baik bagi kesehatan tubuh orang dewasa, apalagi anak-anak. Dikutip dari laman Hello Motherhood, minuman bersoda biasanya tinggi akan gula dan kalori yang tentu saja tidak baik jika dikonsumsi dalam jumlah banyak oleh balita.

Dampak Minuman Bersoda pada Kesehatan Anak

Minuman bersoda umumnya memiliki kandungan gula yang tinggi, sehingga tidak dianjurkan untuk diberikan pada balita. Mengingat rasanya yang manis, Balita bisa saja akan lebih menyukai minuman bersoda dibandingkan susu karena tingginya kandungan gula yang terdapat di dalamnya.  

Dokter dan ahli gizi menjelaskan bahwa minuman bersoda berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan bisa memicu obesitas pada anak. Menurut sebuah studi pada tahun 2004, dalam 12 ons soda, rata-rata terkandung 120 hingga 150 kalori dan 10 sendok teh gula.

Setiap 12 ons soda yang diminum oleh anak Anda setiap hari akan berkontribusi terhadap peningkatan indeks massa tubuh sebesar 0,18 persen. Selain itu, membiarkan anak minum minuman bersoda juga dapat meningkatkan risiko gigi berlubang dan diabetes tipe 2.

Tak hanya tinggi akan gula dan kalori, sebagian besar minuman bersoda juga biasanya mengandung kafein rata-rata antara 38 hingga 71 miligram. Laman Kids Health mencatat bahwa kandungan kafein diklasifikasikan sebagai obat karena dapat menyebabkan perubahan pada sistem saraf pusat anak Anda.

Terlalu banyak mengonsumsi kafein diketahui dapat menyebabkan sakit kepala, sakit perut, gelisah, gangguan tidur, konsentrasi yang buruk, adanya peningkatan detak jantung dan tekanan darah, serta gangguan pada sistem saraf. Kafein juga bersifat diuretik yang dapat menyebabkan dehidrasi pada anak Anda. Oleh karena itu, American Academy of Pediatrics telah melarang asupan kafein untuk anak-anak di segala usia.

Minuman bersoda juga tidak mengandung vitamin dan mineral esensial yang dibutuhkan balita Anda untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya. Jadi, sangat mungkin bagi Si Kecil untuk mengalami kekurangan nutrisi penting yang tentu saja dapat menghambat pertumbuhannya.

Pengaruh Minuman Bersoda pada Perilaku Anak

Memberikan minuman bersoda secara berlebihan pada anak juga dikaitkan dengan beberapa masalah perilaku pada anak. Sebuah studi pada tahun 2013 yang diterbitkan dalam The Journal of Pediatrics menunjukkan bahwa memberikan anak minuman bersoda dikaitkan dengan adanya perilaku menarik diri, perilaku agresif, dan attention problems pada anak.

Lebih lanjut, studi lain yang dilakukan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa anak-anak yang sering mengonsumsi minuman bersoda setiap hari diketahui memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk terlibat perkelahian secara fisik dan menghancurkan barang.

Mengingat banyaknya dampak negatif bagi kesehatan tubuh anak dari minuman bersoda, alangkah baiknya jika Anda menghindari pemberian minuman bersoda pada anak. Sebagai gantinya, berilah Si Kecil minuman yang lebih bergizi, seperti susu dan jus buah asli tanpa tambahan pemanis buatan. Hal ini tentunya lebih menyehatkan untuk anak dan dapat membantu memastikan Si Kecil mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dalam masa pertumbuhannya. (Fariza Rahmadinna/SW/Dok. Freepik)