Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Waduh, Ini 7 Bahayanya bagi Kesehatan Akibat Kesepian!

Waduh, Ini 7 Bahayanya bagi Kesehatan Akibat Kesepian!

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa keterikatan maupun koneksi dengan manusia lainnya, sekalipun beberapa orang mengaku mereka mandiri dan tidak membutuhkan orang lain. Karena butuh keterikatan atau koneksi dengan sesamanya, maka kesendirian atau kesepian dapat menimbulkan berbagai masalah bagi manusia, baik masalah pada fisik maupun mental.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa masalah bagi kesehatan yang bisa muncul akibat kesepian yang dialami seseorang. Simak penjelasannya berikut ini, Moms!

1. Meningkatkan Risiko Tekanan Darah Tinggi dan Penyakit Jantung

Sudah ada banyak studi yang menemukan keterkaitan antara kesepian dan masalah kesehatan kardiovaskuler. Salah satu studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of York menunjukkan bahwa kesepian dan isolasi sosial yang dialami seseorang berkaitan dengan 29% lebih tinggi berisiko mengalami serangan jantung dan 32% lebih tinggi berisiko mengalami stroke.

2. Meningkatkan Risiko Alzheimer dan Demensia

Penyakit Alzheimer dan demensia dapat muncul lebih dini jika seseorang mengalami kesepian. Sebuah penelitian dari Belanda menyatakan bahwa kesepian dapat menjadi faktor besar yang memicu penyakit Alzheimer. Sedangkan menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), isolasi sosial berkaitan dengan meningkatnya risiko demensia sebanyak 50%.

3. Meningkatkan Risiko Depresi

Rasa kesepian dapat meningkatkan produksi dan sirkulasi homon stres (hormon kortisol) pada tubuh, sehingga bisa berujung pada depresi. Mengutip Healthline, rasa kesepian yang berkepanjangan dapat memicu depresi. Serima dengan hal tersebut, CDC mengungkapkan bahwa kesepian meningkatkan risiko depresi, masalah kegelisahan, dan bunuh diri.

4. Mengurangi Kualitas Tidur dan Sistem Imun

Kesepian dapat menghancurkan kualitas dan efisiensi tidur, sehingga kondisi fisik dan mental tidak mampu beristirahat dengan cukup. Kesepian dapat memengaruhi dan mengubah fungsi serta struktur sel otak. Selain itu, kesepian juga dapat menyebabkan disfungsi sistem imun. Tubuh menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Maka, beberapa ahli percaya bahwa kesepian bisa memicu seseorang mengalami penyakit kronis dan kematian dini.

5. Mengurangi Kemampuan Mengingat dan Belajar

Kesepian juga dikenal sebagai salah satu faktor utama penurunan daya mengingat dan kemampuan belajar. Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari National Taichung University of Science and Technology pada tahun 2012 menemukan adanya keterkaitan antara rasa kesepian dan gangguan belajar pada siswa, akibat munculnya emosi negatif saat belajar serta rendahnya motivasi untuk mencapai prestasi.

6. Memicu Perilaku Antisosial

Dalam riwayat kriminologi, kesepian sering kali dikaitkan dengan gangguan perilaku antisosial yang memicu tindakan kriminal. Sebagai contoh, Dennis Nilsen dan Jeffrey Dahmer adalah pelaku pembunuhan berantai yang memiiki gangguan perilaku yang berkaitan dengan kesepian.

Sebuah studi yang dimuat di jurnal Nature Neuroscience menemukan bahwa kesepian yang berkepanjangan dapat mengubah struktur otak, yang bisa berujung pada perubahan perilaku serta memicu perilaku merusak dan antisosial. Tapi para peneliti juga mengatakan bahwa destruktur otak ini dapat pulih oleh sosialisasi dan komunikasi, integrasi sosial melalui intervensi ataupun tidak.

7. Meningkatkan Risiko Kematian

Tidak main-main, tak hanya penyakit fisik maupun mental, kesepian ternyata juga bisa merenggut nyawa seseorang lho, Moms! Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 menemukan bahwa kurangnya koneksi sosial bisa meningkatkan risiko kematian dini sebanyak 50%, dan pada situasi tertentu bisa meningkat tajam hingga 90%. Mengutip Psycology Today, kesepian meningkatkan risiko bunuh diri. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)