Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Moms, Ini Efeknya Jika Anak Terlalu Cepat Bersekolah

Moms, Ini Efeknya Jika Anak Terlalu Cepat Bersekolah

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang cerdas. Jadi, jangan heran jika saat ini banyak Moms dan Dads yang memilih untuk menyekolahkan anaknya lebih awal, mulai dari usia 3 tahun atau bahkan 2 tahun.

Namun sesungguhnya, memasukkan anak ke sekolah terlalu dini juga tidak terlalu bagus lho, Moms. Ada sejumlah efek negatif yang muncul apabila Anda memaksakan Si Kecil untuk bersekolah padahal ia belum siap dari segi usia maupun mental.

Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya usia sangat memengaruhi tingkat kematangan emosional anak. Selain itu, masalah umur juga akan menjadi penentu kemampuan menyerap informasi serta daya tangkap anak saat menerima hal baru. Memaksakan Si Kecil bersekolah di usia yang terlalu dini dapat memberinya kesulitan dalam menyerap pelajaran atau bersosialisasi dengan teman sekelas yang usianya lebih tua.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa anak yang "dipaksa" bersekolah di usia yang terlalu dini berpotensi mengalami gangguan kejiwaan. Sebab ia harus memasuki dunia yang sebenarnya tidak sesuai dengan usianya. Dan kenyataannya, gangguan yang muncul mungkin tidak sebatas masalah sosial.

Ada pula risiko gangguan psikologis yang mungkin dialami anak yang belum cukup umur ketika diharuskan untuk bersekolah, yaitu Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau sindrom hiperaktif. ADHD merupakan gangguan pada perkembangan otak yang bisa membuat anak jadi hiperaktif, impulsif, dan sulit memusatkan perhatian.

Selain itu, memaksakan anak bersekolah di usia yang terlalu dini juga bisa menimbulkan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Anak Mengalami Stres

Ketika anak kesulitan untuk meyerap pelajaran atau beradaptasi dengan lingkungan sekolah karena usianya masih terlalu muda, maka ia akan berisiko mengalami stres. Si Kecil akan merasa tertekan karena terus-menerus dipaksa melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan atau kemampuannya. Bukan tak mungkin, anak akan mengalami perubahan perilaku akibat stres yang dialaminya tersebut.

2. Kehilangan Minat Belajar

Moms mungkin pernah mendengar kalimat "early ripe, early rotten", yang merujuk pada anak yang terlalu cepat dipaksa untuk mengeluarkan kemampuan otaknya. Mungkin saja Si Kecil bisa cepat beradaptasi atau menyerap pelajaran dengan baik meski usianya masih terlalu muda. Namun, bukan tak mungkin ia juga akan cepat merasa bosan. Ia dikhawatirkan bakal kehilangan rasa antusiasnya untuk belajar dan menimba ilmu. Bahkan bisa saja, anak justru akan kehilangan gairah untuk bersekolah ketika memasuki jenjang yang lebih tinggi seperti SD maupun SMP.

3. Cepat Merasa Bosan

Anak yang dipaksa untuk bersekolah terlalu dini, sering kali cepat merasa bosan dalam belajar. Hal ini disebabkan karena di usia tersebut ia memang seharusnya lebih banyak bermain atau melakukan kegiatan yang mengasyikkan sesuai dengan minatnya.

4. Tidak Fokus

Di usia yang masih sangat belia, sebagian besar anak masih kesulitan dalam menjaga konsentrasi. Jadi, jangan heran apabila ia terlihat tidak mampu fokus dengan baik terhadap pelajaran atau apa saja yang diajarkan oleh gurunya.

Memang tidak semua anak akan mengalami masalah saat bersekolah di usia dini. Namun ada baiknya Moms dan Dads melihat karakter Si Kecil. Apabila memang ada tanda-tanda ia belum siap untuk bersekolah, maka tak ada salahnya jika Anda menunda terlebih dahulu keinginan untuk melihat Si Kecil menimba ilmu. Jangan lupa ya Moms, setiap anak berbeda. Pastinya ia akan menjadi pintar dengan pendidikan dan penanganan yang tepat, (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)