Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Selain protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin, tubuh juga butuh asupan nutrisi lainnya, yaitu mineral. Mineral sendiri merupakan zat gizi berupa unsur anorganik yang dibutuhkan oleh manusia untuk memelihara fungsi tubuh, seperti mengatur kerja enzim, memelihara keseimbangan asam dan basa, serta membentuk hemoglobin. Meskipun mineral hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil, fungsinya sangat penting untuk metabolisme tubuh yang optimal.
Bukan hanya orang dewasa yang membutuhkan mineral, bayi pun memerlukannya lho, Moms. Mineral merupakan salah satu sumber nutrisi pembantu utama dalam proses perkembangan otak Si Kecil. Di usia 1-3 tahun, otak Si Kecil berkembang pesat, dan untuk mendukungnya Moms perlu memberi asupan gizi khusus, seperti zat mineral ini.
Ada bermacam-macam zat mineral yang dibutuhkan tubuh dan perlu Anda berikan pada Si Kecil. Nah, dari sekian banyak macam mineral, ada 3 jenis yang penting untuk perkembangan otak bayi Anda, Moms. Apa saja mereka dan apa fungsinya buat tubuh dan otak? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Zat Besi
Zat besi merupakan zat yang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin secara maksimal, sehingga aliran oksigen ke seluruh tubuh, termasuk ke otak, menjadi lancar. Hal ini penting karena untuk dapat berfungsi dengan baik, otak Si Kecil membutuhkan asupan oksigen yang cukup.
Namun takaran zat besi yang diberikan harus tepat ya, Moms. Perkembangan kognitif dan motorik yang berisiko tidak dapat disembuhkan akan terjadi pada Si Kecil apabila asupan zat besi yang diberikan pada bayi sangat rendah. Sebaliknya, konsumsi zat besi yang berlebihan juga akan memberikan dampak pada perkembangan Si Kecil.
Bayi berusia 0-6 bulan bisa tercukupi kebutuhan zat besinya dari pemberian ASI eksklusif. Sedangkan bayi berusia 7 bulan ke atas bisa mendapat tambahan zat besi dari MPASI. Makanan yang mengandung zat besi antara lain adalah daging sapi, ayam, ikan, hati sapi, hati ayam, telur, sayuran seperti bayam dan brokoli, dan kacang-kacangan.
2. Yodium
Yodium berperan penting untuk mendukung tumbuh kembang anak dan perkembangan otak Si Kecil. Fungsi yodium adalah untuk membentuk hormon tiroid yang sangat berguna dalam meningkatkan kepekaan sistem saraf serta aktivitas otak. Sebenarnya, kita hanya membutuhkan sedikit yodium. Bayi berusia 0-6 bulan, misalnya, hanya butuh setidaknya 110 mikrogram per hari dan bayi usia 7-12 bulan butuh 130 mikrogram per hari.
Meskipun demikian, kekurangan yodium akan menyebabkan perkembangan otak Si Kecil menjadi lambat serta memperbesar kemungkinan terjangkitnya penyakit hipertiroid, yaitu pembengkakan pada kelenjar tiroid atau yang lebih dikenal dengan istilah penyakit gondok. Lambatnya perkembangan otak pada masa bayi juga akan berdampak buruk bagi kemampuan intelektual Si Kecil saat dewasa nanti.
Yodium hanya dihasilkan dari garam dan beberapa jenis makanan, antara ikan dan makanan laut seperti salmon, tuna, dan udang, susu dan produk turunannya, telur, daging sapi dan daging ayam, serta sayuran dan buah-buahan seperti jagung, kentang, apel, dan pisang.
3. Zinc
Zinc sangat berperan dalam perkembangan sistem saraf, metabolisme otak dan retina, pertumbuhan otot, serta sistem imun atau daya tahan tubuh. Jika tubuh kekurangan zinc, kinerja enzim yang menunjang fungsi organ tubuh bisa terganggu. Kekurangan zinc juga akan menyebabkan gangguan emosi, perhatian, serta memori. Makanan yang mengandung zinc dapat ditemukan pada daging sapi, telur, buncis, kangkung, kacang-kacangan, susu dan produk turunannya, kentang, serta kacang hijau. (M&B/SW/Dok. Freepik)