Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Kanker payudara datang tanpa gejala dan dapat menyerang segala usia. Untuk itu, para wanita wajib waspada dan rutin melakukan pemeriksaan payudara. Bila setelah melakukan pemeriksaan payudara sendiri lalu Anda menemukan tanda-tanda berikut, maka Anda bisa berkonsultasi dengan dokter lalu melakukan radiodiagnostik payudara untuk mendeteksi kanker payudara.
- benjolan berbatas tidak jelas,
- payudara menjadi tidak simetris,
- keluar cairan/darah dari puting atau puting tertarik ke dalam,
- penebalan atau perubahan kulit payudara menjadi seperti kulit jeruk, serta
- pembesaran kelenjar getah bening di ketiak.
Ada beberapa jenis radiodiagnostik payudara yang bisa Anda lakukan, yaitu dengan menggunakan mamografi, ultrasonografi (USG), dan magnetic resonance imaging (MRI). Kendati demikian, teknik mamografi merupakan cara diagnostik unggulan yang masih digunakan para tim medis hingga kini untuk melakukan deteksi dini kanker payudara. Mamografi memiliki sensitivitas 65-95 persen, spesifitas 75 persen, dan akurasi 75-90 persen.
Mamografi dilakukan dengan menekan payudara menggunakan sebuah alat. Semakin rata payudara saat ditekan akan menghasilkan gambar yang semakin baik serta semakin kecil radiasinya. “Harus rileks supaya tidak sakit dan Anda harus membayangkan kalau dengan teknik ini sakitnya cuma sebentar dan hasilnya dapat menenangkan hati. Mamografi pasti rasanya sakit mengingat payudara Anda ditekan dengan alat,“ ujar dr. Nina I. S. H. Supit, Sp.Rad(K) dari Mayapada Hospital. Untuk lebih meningkatkan ketepatan deteksi kanker payudara, ia menyebutkan bahwa mamografi dapat dilakukan bersamaan dengan USG. (Sagar/DMO/Dok. M&B)