Type Keyword(s) to Search
BABY

Sering Digendong Bikin Bayi ‘Bau Tangan’, Mitos atau Fakta?

Sering Digendong Bikin Bayi ‘Bau Tangan’, Mitos atau Fakta?

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Setiap orang tua tentu ingin merawat anaknya dengan kemampuan sendiri. Baik saat menyuapi, menggendong, menggantikan pakaian, dan hal lainnya. Sebisa mungkin, semua hal tersebut akan dilakukan oleh Moms sebagai tanda kasih sayang Anda pada Si Kecil.

Namun, saat segala aktivitas tersebut sering dilakukan sendiri oleh Anda, tak jarang Si Kecil jadi sulit ditinggal atau dititipkan pada orang lain, entah kakek-nenek, saudara, kerabat, bahkan pengasuh. Semua mungkin akan merasa kesulitan untuk menangani, mengasuh, dan merawat bayi Anda, sehingga Si Kecil pun dicap 'bau tangan'.

Mitos atau Fakta?

Istilah 'bau tangan' pun menjadi sesuatu yang dianggap kurang baik, akibat anak terlalu sering dipegang dan digendong oleh orang tuanya. Ya, Sering memegang Si Kecil, termasuk kerap menggendongnya, menurut para orang tua akan membuat bayi Anda jadi 'bau tangan', maksudnya Si Kecil akan manja dan selalu minta digendong terus. Karena itu, Moms mungkin sering mendengar orang tua yang menyarankan agar jangan terlalu sering menggendong bayi Anda.

Padahal, setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda sesuai dengan tahapan usia. Pada usia 1-2, bonding merupakan kebutuhan utama Si Kecil. Menggendong merupakan salah satu cara untuk meningkatkan bonding ini. "Jadi, mitos mengenai anak tidak boleh sering digendong agar anak tidak 'bau tangan' adalah tidak benar," ujar Saskhya Aulia Prima, M.Psi, Psikolog Anak dari Tiga Generasi.

Kedekatan ini tak hanya terjadi antara orang tua dan anak, tetapi pada siapa pun yang dekat dengan Si Kecil. Ketika ia semakin sering menghabiskan waktu dengan orang terdekat, maka bonding ini akan semakin terbangun.

Faktanya juga, dilansir dari Livestrong, disebutkan bahwa frekuensi menggendong tidak menimbulkan sifat manja pada Si Kecil kelak selama orang tua mendidik anak mereka untuk mandiri. Perkembangan kemandirian bayi tidak akan terganggu hanya dengan kebiasaan menggendong.

Bayi yang lebih sering digendong justru merasa aman dan nyaman. Perasaan ini membuatnya jauh lebih percaya diri menghadapi tantangan. Bahkan, di beberapa negara, para ibu yang menggendong bayi mereka sepanjang hari tidak merasakan efek negatif apa pun. Menurutnya, aktivitas menggendong hanya akan membuat ibu dan bayi menjadi lebih dekat dan memperkuat bonding mereka.

Karenanya, Moms tak perlu takut atau khawatir dengan cap 'bau tangan' yang diberikan pada Si Kecil. Anda justru perlu sigap saat bayi mulai menangis dan menggendongnya dengan perasaan tenang. Situasi ini akan memberikannya rasa nyaman dan meningkatkan basic trust bayi pada orang tua.

Selain menggendong, Anda juga bisa menenangkan bayi dengan beberapa cara, seperti:

• Baringkan anak di kursi atau tempat tidur goyang.

• Usap kepala, punggung, atau dada bayi dengan lembut.

• Ajak Si Kecil bicara dengan suara yang pelan dan lembut.

• Putarkan musik dengan suara kecil.

• Beri pijatan lembut.

Hal-hal tersebut tak hanya akan membuat Si Kecil lebih tenang dan nyaman, namun juga bia meningkatkan hormon 'cinta'. Dengan begitu, ikatan antara Anda dan Si Kecil pun bisa semakin erat sehingga membantunya memiliki tumbuh kembang yang optimal. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)