Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Mengenal IUFD, Kematian Janin di dalam Kandungan

Mengenal IUFD, Kematian Janin di dalam Kandungan

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Bagi ibu hamil, tak ada yang lebih penting selain menjaga kesehatan janin dalam kandungan hingga saat persalinan tiba. Meskipun demikian, tidak semua kehamilan berjalan mulus hingga persalinan. Salah satu masalah kehamilan yang cukup menakutkan buat ibu hamil adalah intrauterine fetal death (IUFD). Ini merupakan kondisi janin yang meninggal di dalam kandungan setelah kehamilan berusia 20 minggu. Kejadian ini tentunya bisa menimbulkan duka yang sangat mendalam, baik bagi calon ibu dan pasangannya maupun keluarganya.

Perlu diketahui, IUFD sendiri dibedakan dengan keguguran (abortus). IUFD merupakan istilah untuk menjelaskan kondisi kematian janin dalam rahim setelah kehamilan mencapai usia 20 minggu atau lebih. Secara medis, IUFD juga dikenal dengan istilah stillbirth. Adapun keguguran digunakan untuk mendeskripsikan kematian janin pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu.

Dalam dunia medis, IUFD dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan waktunya, yakni:

• Early IUFD, yaitu kematian janin yang terjadi pada usia kehamilan 20-27 minggu.

• Late IUFD, yaitu kematian janin yang terjadi pada usia kehamilan 28-36 minggu.

• Aterm IUFD, yaitu kematian janin yang terjadi pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih.

Penyebab IUFD

Penyebab IUFD hingga kini belum diketahui secara pasti, namun bisa dipastikan hal tersebut pertanda adanya masalah pada kehamilan. Diperkirakan sekitar 1 dari 3 kasus IUFD terjadi tanpa pemicu yang jelas. Walaupun begitu, ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko kemunculan IUFD, yaitu:

1. Masalah plasenta. Plasenta yang tidak berfungsi dengan baik merupakan salah satu faktor pemicu IUFD, misalnya abrupsi plasenta atau lepasnya plasenta dari dinding rahim. Selain itu, kurangnya asupan oksigen dan nutrisi yang mengalir lewat plasenta ke janin pun bisa menyebabkan IUFD.

2. Cacat janin. Kelainan genetik pada janin menyebabkan organ vital janin, seperti otak dan jantung, tidak berkembang dengan baik.

3. Kondisi kesehatan bumil. Berbagai gangguan kesehatan saat hamil, seperti hipertensi, diabetes, kurang gizi, dan infeksi bakteri, bisa menjadi penyebab IUFD.

4. Faktor usia dan gaya hidup bumil. Usia ibu hamil yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, menderita obesitas, punya kebiasaan merokok dan minum alkohol, semuanya bisa memicu terjadinya IUFD.

Cara Menangani dan Mencegah IUFD

Melansir laman Alodokter, penanganan kasus IUFD berbeda dengan kasus keguguran. Jika keguguran ditangani dengan prosedur kuret untuk mengeluarkan janin yang sudah meninggal, janin pada kasus IUFD dikeluarkan melalui persalinan, baik secara induksi atau persalinan alami. Namun jika kesehatan bumil berisiko, maka janin perlu dilahirkan sesegera mungkin lewat operasi caesar.

Untuk mengetahui penyebab kematian janin pada kasus IUFD, dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik, disertai pemeriksaan darah ibu, USG, pemeriksaan plasenta, pemeriksaan genetik janin, serta pemeriksaan post mortem atau autopsi bayi.

Pada dasarnya IUFD tak bisa dicegah, karena terjadi di dalam kandungan. Namun ibu hamil bisa mengurangi risiko munculnya masalah ini dengan mewaspadai faktor pemicunya dan melakukan langkah pencegahan yang tepat, antara lain:

• Rutin memeriksakan kondisi kehamilan Anda ke dokter kandungan untuk memantau tumbuh kembang janin.

• Menghindari melakukan berbagai aktivitas yang terlalu berat yang bisa mengakibatkan gangguan pada kehamilan Anda.

• Menjaga pola hidup sehat selama hamil dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, jauhi asap rokok, dan hindari minuman beralkohol.

• Hindari posisi tidur telentang saat usia kehamilan memasuki minggu ke-28.

IUFD seringkali tidak memunculkan gejala apa pun. Namun pada sebagian kasus, ibu hamil bisa mengalami kram perut, nyeri pada vagina, atau perdarahan. Bumil juga bisa merasakan bahwa janinnya tidak lagi bergerak di dalam kandungan. Karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut ya, Moms. (M&B/SW/Dok. Freepik)