Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Idealnya, berhubungan intim menimbulkan perasaan bahagia dan puas pada Anda dan pasangan. Namun, pernahkah Moms merasa nyeri ketika berhubungan intim dengan suami? Jika ya, waspadalah, Moms. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kondisi tersebut, salah satunya adalah dispareunia.
Dispareunia atau sering diistilahkan dengan painful intercourse adalah rasa sakit pada daerah kelamin sebelum, selama, atau sesudah berhubungan seks. Rasa sakit tersebut bisa muncul terus-menerus atau berulang-ulang dan terasa tajam, panas, atau seperti kram menstruasi. Selain pada vagina, rasa sakit itu juga bisa dirasakan pada area lainnya, seperti di kandung kemih, saluran lubang kencing, atau bahkan panggul.
Penyebab Dispareunia
Pada banyak kasus, dispareunia dialami oleh wanita. Namun, tidak menutup kemungkinan dispareunia juga dialami oleh pria. Pada wanita sendiri, dispareunia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
⢠Kurangnya pelumasan atau lubrikasi. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemanasan atau foreplay sebelum berhubungan intim. Selain itu, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh penurunan kadar estrogen.
⢠Pengaruh obat. Penggunaan obat-obatan tertentu seperti antihipertensi, obat penenang, antihistamin, atau pil KB bisa bisa berpengaruh pada hasrat seksual yang memicu kurangnya pelumasan atau lubrikasi, sehingga seks akan terasa menyakitkan.
⢠Cedera atau trauma akibat kecelakaan, operasi panggul, dan luka saat melahirkan.
⢠Radang atau infeksi pada vagina maupun saluran kemih.
⢠Menderita kondisi lain, seperti endometriosis, penyakit radang panggul, miom, dan kista indung telur.
⢠Menderita kelainan bawaan, seperti vagina yang tidak terbentuk sempurna, atau selaput dara menutup seluruhnya (tidak ada lubang sama sekali).
⢠Vagisnismus, yaitu kondisi di mana otot vagina dan otot panggul mengencang saat adanya penetrasi ke dalam vagina, sehingga menimbulkan rasa nyeri.
⢠Dampak operasi atau pengobatan, seperti operasi daerah rahim, terapi radiasi (radioterapi), atau kemoterapi.
⢠Faktor emosional seperti timbulnya kecemasan, depresi, hingga rasa takut untuk berhubungan intim.
Gejala Dispareunia
Gejala dispareunia pada wanita biasanya muncul berupa rasa nyeri dan panas ketika penetrasi dimulai dan akan meningkat atau berulang-ulang selama proses penetrasi atau dorongan penis, bahkan bertahan hingga lama setelah hubungan seks selesai.
Beberapa wanita mungkin juga mengeluhkan rasa sesak ekstrem di sekitar vagina yang menyebabkan hubungan seks lebih menyakitkan. Selain di area vagina, rasa sakit juga muncul pada saluran lubang kencing atau uretra, panggul, maupun kandung kemih.
Penderita dispareunia juga akan merasakan gatal atau munculnya sensasi berdenyut yang berlangsung lama. Bahkan, pada beberapa kasus, rasa sakit juga dapat muncul saat menggunakan tampon.
Cara Menangani Dispareunia
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi nyeri saat berhubungan intim, yakni:
1. Berkomunikasi. Sampaikan pada pasangan tentang hal-hal yang membuat Anda merasa tidak nyaman saat berhubungan seks.
2. Jangan terburu-buru. Minta pasangan untuk melakukan pemanasan atau foreplay lebih lama untuk memancing keluarnya pelumas alami. Tunggu hingga Anda terangsang sepenuhnya baru lakukan penetrasi secara perlahan. Anda juga bisa menggunakan pelumas tambahan jika dirasa perlu. Namun, konsultasikan dulu dengan dokter, jenis pelumas seperti apa yang sebaiknya Anda gunakan.
3. Ubah posisi. Cobalah mengganti posisi lain jika rasa nyeri muncul saat Anda melakukan hubungan seks dengan posisi tertentu.
Namun, jika Anda tetap mengalami nyeri setiap kali berhubungan intim, sebaiknya segera bicarakan masalah Anda tersebut dengan dokter sehingga bisa ditangani dengan tepat. (M&B/SW/Dok. Freepik)