Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, pernah melihat seorang bayi dengan benjolan di bagian leher atau kepalanya? Bisa jadi bayi tersebut mengalami gangguan higroma kistik, apalagi jika ternyata benjolan tersebut semakin bertambah besar ukurannya dari waktu ke waktu.
Sebenarnya, apa itu higroma kistik, apa yang menyebabkan munculnya masalah tersebut pada bayi, dan bagaimana mengatasinya? Berikut M&B berikan penjelasannya sehingga Moms bisa memahami gangguan ini dan bisa mengatasinya dengan cara yang tepat.
Apa Itu Higroma Kistik?
Mengutip laman Hello Sehat, higroma kistik (cystic hygroma) adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada sistem limfatik tubuh. Keberadaan penyakit ini bisa terdeteksi dengan adanya benjolan berisi cairan pada jaringan limfatik di area sekitar leher bayi.
Memang, leher dan kepala bayi merupakan bagian yang paling sering ditumbuhi kista higroma. Namun tak jarang, benjolan juga bisa tumbuh di bagian tubuh lain, seperti di dada, ketiak, kaki, bokong, hingga selangkangan.
Gangguan ini bisa terdiri dari satu kista (kantung) atau lebih yang akan menimbulkan benjolan dan semakin membesar seiring berjalannya waktu. Sebagian besar kasus higroma kistik dialami bayi saat masih berada di dalam kandungan, ketika ia berusia 9-16 minggu. Akan tetapi, pada beberapa kasus, higroma kistik juga bisa berkembang setelah Si Kecil dilahirkan.
Dilansir dari Medical News Today, higroma kistik yang baru tumbuh setelah bayi lahir biasanya termasuk jinak atau tidak berbahaya. Hanya saja, jika kista ini terus berkembang tentu dapat berisiko menyebabkan masalah pada organ-organ di sekitarnya, misalnya menghambat dan mengganggu pernapasan bayi atau membuat Si Kecil jadi sulit menelan.
Penyebab Higroma Kistik
Ada 2 faktor penyebab higroma kistik pada bayi, yakni:
1. Faktor Genetik
Kelainan bawaan merupakan salah satu penyebab utama munculnya gangguan ini pada bayi. Kebanyakan kasus higroma kistik berkembang karena adanya kelainan kromosom di dalam tubuh bayi. Selain itu, kelainan ini juga terjadi karena adanya perubahan mutasi pada gen bayi.
2. Infeksi Virus
Infeksi virus yang dialami oleh ibu hamil juga bisa menyebabkan higroma kistik pada bayi. Bahkan pola hidup ibu hamil yang tidak sehat, seperti merokok, minum minuman beralkohol, dan konsumsi obat-obatan terlarang, diyakini bisa memicu timbulnya higroma kistik.
Cara Menangani Higroma Kistik
Meskipun kelainan ini sudah bisa terdeteksi sejak bayi masih di dalam kandungan, higroma kistik tidak dapat diatasi selama bayi belum lahir. Yang bisa dilakukan oleh dokter hanyalah memantau kesehatan ibu dan bayi di dalam kandungan.
Higroma kistik sendiri juga tidak harus selalu diobati selama pertumbuhannya dirasakan jinak dan tidak membahayakan, selama jaringan tersebut tidak bersifat kanker, dan ada kekhawatiran jika nanti diangkat malah berisiko merusak jaringan yang sehat.
Walaupun demikian, jika higroma kistik terus tumbuh dan mengganggu kesehatan Si Kecil, maka perlu dilakukan penanganan khusus. Salah satu pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan skleroterapi, yakni metode pengobatan dengan cara menyuntikkan sklerosant ke dalam jaringan. Hal ini tidak dilakukan sekali, tetapi ada beberapa sesi skleroterapi yang harus dijalani demi memastikan kista sudah tidak berkembang lagi.
Selain skleroterapi, solusi lainnya adalah dengan melakukan operasi pengangkatan jaringan. Tapi ini baru bisa dilakukan saat usia anak sudah cukup besar. Yang perlu diketahui, baik skleroterapi maupun operasi, keduanya bisa dilakukan bersamaan, saat kondisi Si Kecil memang membutuhkan kedua pengobatan tersebut sekaligus. (M&B/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- bayi
- kesehatan
- higroma kistik