Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Apa kabar Moms dan Dads yang baru saja menjadi orang tua? Sudah bisakah Anda beradaptasi dengan peran sebagai ibu dan ayah? Atau masih mengalami kesulitan dengan penerapan pola asuh serta menghadapi tingkah Si Kecil?
Di dunia ini, memang ada banyak pasangan yang memiliki pola asuh atau parenting style masing-masing. Meski berbeda-beda secara individu, namun lingkungan tepat tinggal juga memengaruhi gaya mengasuh anak. Termasuk pada orang tua di negara Eropa Utara atau disebut juga Skandinavia.
8 Parenting Unik Khas Skandinavia
Seperti diketahui bahwa tiga negara Skandinavia, yaitu Norwegia, Denmark, dan Swedia hampir selalu berada di peringkat 10 besar dalam daftar negara terbahagia di dunia versi World Happiness Report. Bahkan pada 2017, dua posisi teratas ditempati oleh Norwegia dan Denmark, sementara Swedia ada di peringkat ke-10.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh, mulai dari GDP per kapita, dukungan sosial, hingga kebebasan yang dimiliki masyarakat untuk memilih jalan hidup masing-masing. Hal ini pun nyatanya sudah diterapkan oleh para orang tua dalam mendidik anak-anak mereka sejak dini. Bagaimana caranya? Simak 8 hal berikut ini, yuk.
Tidur di luar ruangan
Udara yang segar serta sinar matahari memang sangat baik untuk kesehatan anak-anak. Maka, orang tua di Skandinavia pun membiasakan anak mereka untuk tidur siang di luar ruangan, dengan memanfaatkan stroller. Aktivitas ini pun dilakukan di berbagai musim, termasuk musim dingin.
Main di luar kapan saja
Bagi orang Skandinavia, tidak ada namanya cuaca buruk, tapi hanya pakaian yang tidak tepat. Jadi, Si Kecil tentu dibolehkan main di luar ruangan kapan pun ia mau, dengan mengenakan pakaian yang sesuai dengan cuacanya. Misal saat hujan, anak-anak boleh bermain asal mengenakan jas hujan, dan sebagainya.
Boleh sekolah kapan pun
Di beberapa negara seperti Indonesia, anak-anak idealnya sudah bisa bersekolah sejak usia 7 tahun. Namun berbeda dengan di Skandinavia, karena Si Kecil tidak dituntut untuk bisa membaca atau berhitung sejak awal. Para orang tua percaya bahwa anak akan belajar ketika mereka sudah siap.
No Physical Punishment!
Hukuman menjadi penting diberikan untuk mengajarkan anak lebih disiplin. Tapi, tidak dengan memberi hukuman fisik seperti memukul, yang bahkan menjadi konsep asing bagi orang tua di sana. Swedia bahkan jadi negara pertama di dunia yang melarang hukuman fisik sejak 1979 dan berlaku hingga saat ini.
Friluftsliv
Kata friluftsliv ini berarti "hidup di alam terbuka". Artinya, anak-anak sudah diajak untuk mencintai alam dan membiasakan mereka untuk lebih sering bermain di ruang terbuka dibandingkan di dalam rumah saja.
Serba mandiri
Semua anak akan dibebaskan untuk bermain apa pun, termasuk memanjat pohon, menyalakan api, atau menggunakan palu untuk menghasilkan suatu karya. Di usia 9-10 tahun, Si Kecil bahkan diminta untuk pergi kemana saja seorang diri, lho! Hal ini akan mengajarkannya untuk bisa menghitung risiko, mengambil keputusan, serta bertanggung jawab.
Kotor, enggak masalah!
Selain bermain dengan peralatan sungguhan, anak di Skandinavia juga dibebaskan untuk bermain apa pun, bahkan di lumpur sekalipun. Jadi, jika Si Kecil pulang dengan kondisi berantakan, ini bukanlah perkara besar. Intinya, anak-anak harus mendapatkan masa bermainnya secara maksimal, bahkan dianggap mampu menguatkan imunitas tubuhnya serta bisa selalu merasa bahagia.
Main, main, dan main
Orang tua di Skandinavia sudah memiliki pemahaman kuat mengenai aktivitas mereka. Maksudnya, mereka akan memastikan bahwa belajar hanya di sekolah, sedangkan rumah jadi tempat istirahat, bercengkerama dengan keluarga, dan wajib adanya waktu bermain. Jadi, anak-anak tidak dibebankan untuk selalu belajar setelah pulang sekolah, tapi boleh menghabiskan waktunya bermain bersama teman-temannya hingga puas.
Nah, apakah Moms juga akan menerapkan pola asuh dari orang tua asal Skandinavia ini? (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)