Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Ada 3 Jenis, Begini Pertolongan Luka Bakar yang Tepat

Ada 3 Jenis, Begini Pertolongan Luka Bakar yang Tepat

Sebagai organ tubuh terluar, kulit dapat mengalami berbagai hal yang berbahaya, salah satunya adalah terbakar. Baik luka bakar tingkat 1, tingkat 2, terlebih lagi tingkat 3, semua perlu mendapatkan tindakan pertolongan yang tepat dan cepat. Bila terlambat atau salah penanganan, ancamannya adalah kerusakan permanen bahkan kematian. Untuk itu, ketahui cara penanganan pertama kulit terbakat berikut ini, Moms!

Mengatasi Luka Bakar Tingkat 1

Ini adalah jenis luka bakar yang paling ringan karena hanya memengaruhi epidermis atau lapisan kulit luar saja. Luka bakar tingkat 1 bisa terjadi akibat kulit terpapar langsung dengan panci panas, catokan, atau setrika yang sedang menyala. Gejalanya berupa kulit yang merah, kering, bengkak ringan, dan terasa sakit. Biasanya luka jenis ini dapat sembuh tanpa perawatan khusus dari dokter. Luka biasanya akan sembuh setelah seminggu.

Beberapa pertolongan pertama untuk mengatasi luka bakar tingkat 1, antara lain:

1. Dinginkan luka bakar. Gunakan air atau kompres basah untuk menenangkan kulit selama 10 menit atau hingga kulit tidak lagi terasa sakit.

2. Gunakan petroleum jelly sebanyak 2 hingga 3 kali sehari. Hindari penggunaan salep, pasta gigi, atau mentega pada luka karena dapat menyebabkan infeksi. Selain itu hindari juga penggunaan antibiotik topikal.

3. Tutup luka dengan perban steril. Bila kulit menggelembung atau melepuh, biarkan sembuh sendiri sembari menutup area luka. Jangan pecahkan lepuhan kulit.

4. Pertimbangkan untuk mengonsumsi obat pereda sakit yang tersedia di pasaran, seperti asetaminofen atau ibuprofen.

5. Lindungi luka dari sinar matahari untuk mengurangi luka semakin parah.

Mengatasi Luka Bakar Tingkat 2

Derajat luka bakar ini merupakan luka bakar tingkat sedang. Luka bakar tingkat ini terjadi pada epidermis dan sebagian lapisan dermis kulit (lapisan kulit yang lebih dalam). Beberapa gejalanya antara lain kulit tampak merah, lecet, melepuh, bengkak, dan terasa sakit. Kulit juga dapat menggelembung berisi air. Luka biasanya akan sembuh setelah 2 minggu.

Luka bakar tingkat 2 dapat menyebabkan rasa sakit yang lebih lama dan bekas luka yang cukup parah, maka konsultasi ke dokter dapat membantu proses penyembuhan. Walaupun begitu, ada beberapa bantuan pertama yang bisa dilakukan sebelum akhirnya bertemu dengan dokter, antara lain:

1. Dinginkan luka bakar dengan air selama 10 hingga 15 menit. Bila air mengalir tidak ditemukan maka bisa gunakan kompres basah. Hindari penggunaan es, karena dapat menimbulkan rasa sakit dan kerusakan yang semakin parah.

2. Lindungi luka dengan menutup area luka menggunakan perban steril. Jangan pernah mengupas atau memecahkan lepuhan kulit.

3. Bila luka bakar disertai dengan cedera pada kepala, leher, atau kaki, maka tubuh perlu ditidurkan, menaikkan kaki, melindungi diri dengan selimut atau pakaian.

4. Pertimbangkan untuk mengonsumsi obat pereda sakit yang tersedia di pasaran, seperti asetaminofen atau ibuprofen.

Mengatasi Luka Bakar Tingkat 3

Luka bakar tingkat 3 adalah yang terparah karena kulit mengalami kerusakan secara luas dan parah. Gejalanya kulit akan berwarna keputihan dan kasar, atau cokelat kehitaman akibat hangus. Kulit juga tampak tidak melepuh dan tidak terasa sakit karena hancurnya saraf akibat bakaran. Menghubungi Unit Gawat Darurat (UGD) atau konsultasi dengan dokter adalah tindakan pertama yang perlu dilakukan. Luka bakar ini perlu mendapatkan perawatan dari tenaga medis.

Sembari menunggu bantuan atau dalam perjalanan ke rumah sakit, beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai bantuan pertama antara lain:

1. Lindungi luka bakar dengan perban atau kain yang tidak akan menyerat luka.

2. Jangan dinginkan kulit dengan air, salep, mentega, atau pasta gigi karena dapat menyebabkan infeksi.

3. Hindari trauma dengan menidurkan tubuh, menaikkan kaki, melindungi diri dengan selimut atau pakaian bila luka bakar disertai dengan cedera pada kepala, leher, atau kaki. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)