Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Kehamilan merupakan salah satu momen paling membahagiakan bagi seorang ibu. Meskipun begitu, kehamilan dapat membuat Moms menjadi lebih rentan mengalami berbagai infeksi. Kehamilan juga dapat membuat infeksi menjadi lebih parah daripada yang seharusnya. Penyakit ringan dapat menjadi berbahaya bila dialami oleh ibu hamil.
M&B sudah merangkum beberapa infeksi penyakit yang umum terjadi pada ibu hamil dan berisiko berbahaya. Simak penjelasannya berikut ini.
Berbagai Infeksi Umum yang Dialami Ibu Hamil
1. Cacar Air
Bila Anda sudah pernah mengalaminya, maka Anda tak akan mengalaminya lagi. Tapi bila belum, maka Moms perlu berhati-hati selama hamil. Pasalnya, menderita cacar air saat hamil dapat menyebabkan berbagai komplikasi dan berisiko memengaruhi janin. Janin dapat lahir dengan kondisi foetal varicella syndrome (FVS), yakni kerusakan pada kulit, mata, kaki, tangan, otak, kandung kemih dan usus, atau dapat lahir dengan menderita cacar air. Beberapa gejalanya antara lain muncul bintik merah di sekujur tubuh, demam tinggi, nyeri pada tubuh, dan hilangnya nafsu makan.
2. Hepatitis B dan C
Bila Anda memiliki hepatitis B dan C saat hamil, maka infeksinya dapat menurun ke janin. Akibatnya, Si Kecil perlu mendapatkan vaksin hepatitis saat hamil dan terus dilakukan secara rutin hingga ia berusia setahun. Prosedur ini terbukti efektif untuk mencegah infeksi hepatitis B jangka panjang pada bayi.
3. Toxoplasmosis
Penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan kotoran kucing atau daging hewan yang terinfeksi. Infeksi pada ibu saat hamil dapat menyebabkan keguguran, stillbirth, atau bayi lahir dengan congenital toxoplasmosis, yakni kondisi di mana bayi lahir dengan cacat fisik tertentu.
4. Listeriosis
Disebabkan oleh bakteri listeria, penyakit ini sebenarnya jarang terjadi. Walau begitu, infeksi ringan saat hamil dapat menyebabkan masalah serius, seperti keguguran, stillbirth, dan bayi lahir dengan penyakit. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita atau akibat konsumsi susu maupun produk susu yang tidak dipasteurisasi. Beberapa gejala yang dapat muncul antara lain demam tinggi, nyeri tubuh, meriang, mual dan muntah, dan diare.
5. Rubella
Di era modern ini, rubella bukan lagi penyakit yang menyeramkan karena umumnya penderita tidak mengalami gejala yang parah. Tapi lain hal bagi ibu hamil. Ibu hamil yang memiliki rubella dapat mengalami keguguran atau bayi lahir dengan congenital rubella syndrome (CRS), yakni sindrom di mana bayi mengalami kerusakan otak, cacat jantung, serta masalah fungsi mata dan pendengaran. Beberapa gejalanya antara lain muncul bintik merah atau ruam, ngilu (pada jari, pergelangan tangan, atau lutut), demam tinggi, flu, sakit kepala, radang tenggorokan dan mata yang memerah.
Kiat Mencegah Infeksi pada Ibu Hamil
Penyebab utamanya adalah perubahan hormon dan fungsi sistem imun di dalam tubuh ibu. Memang perubahan ini tak dapat dihindari, tetapi berbagai infeksi penyakit dapat dicegah. Beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan antara lain:
⢠Cuci tangan dengan air dan sabun secara rutin.
⢠Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit.
⢠Lakukan cek vaksin dan melengkapi vaksin yang belum lengkap.
⢠Hindari kontak langsung dengan kotoran kucing.
⢠Konsumsi makanan yang dimasak dengan baik, terutama daging dan ikan.
⢠Hindari konsumsi susu yang tidak dipasteurisasi dan makanan yang terbuat olehnya.
⢠Hindari berbagi makanan, alat makan dan minum, minuman dengan anak kecil.
⢠Hubungi dokter bila Anda telah melakukan kontak langsung dengan penderita penyakit, walau Anda tidak memiliki gejala apa pun.
⢠Hubungi dokter bila merasa mengalami gejala dari infeksi penyakit tertentu. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)