Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Dalam urusan memberikan pujian pada anak, kualitas pujian lebih penting dibanding kuantitas pujian. Ya, memberi pujian memang penting untuk meningkatkan rasa percaya diri anak, namun berlebihan memberi pujian justru tidak baik.
"Terus-menerus memuji berlebihan bisa mengecilkan anak. Ada pesan tersembunyi bagi anak untuk selalu mendapatkan izin orang tuanya dulu dalam segala hal yang ia lakukan, dan ia pun terus mencari validasi dari orang tuanya," jelas Paul Donahue, PhD, Founder dan Director Child Development Associates, pada WebMD.
Lalu, bagaimana aturan memuji anak agar tidak kurang, namun juga tidak berlebih? Ketahui infonya yuk, Moms.
1. Pujian Harus Tulus
Tidak semua tindakan anak harus dipuji, dan yang terpenting, pujian harus diberikan dengan tulus. Jika menurut Anda Si Kecil gagal, tidak perlu dibohongi dengan memujinya. Donahue juga tidak menyarankan memuji yang tanpa arti, seperti "Kamu ganteng, pintar, berbakat, rajin," setiap saat. Ketika anak mendengar pujian yang sama terus-menerus, maka pujian itu tidak akan berarti baginya dan terasa kosong.
2. Puji Usahanya
Ya, puji usaha yang telah Si Kecil coba lakukan, bukan hasilnya. Jika ia berhasil dalam mencoba sesuatu, coba puji usahanya dan kepandaian anak dalam meraih tujuan. Cara ini membuat Si Kecil mengerti kalau setiap keberhasilan membutuhkan usaha yang maksimal, dan usaha tersebutlah yang diapresiasi oleh orang tua.
3. Puji Kebiasaan Baik
Jika anak Anda sangat baik dalam pelajaran matematika, jangan puji nilai-nilainya yang sempurna, melainkan puji kebiasaan baiknya untuk belajar dan menghafal rumus-rumus matematika. Namun ini bukan berarti Anda harus memujinya setiap kali ia belajar dan membaca buku, karena itu adalah rutinitas normal. Beri pujian ketika anak telah melakukan sesuatu yang spesial.
4. Jangan Diberi Hadiah
Ketika anak Anda berhasil menantang dirinya untuk berani naik sepeda roda dua, Anda boleh sedikit memujinya, karena ia telah berani dan melakukan usaha ekstra. Namun satu hal yang pasti, para pakar tidak menyarankan untuk memberi pujian berupa hadiah uang.
Anda pasti ingin anak sukses menguasai ilmu motivasi diri, kan? Jika Anda bilang, "Kalau kamu dapat nilai 100, nanti Mama kasih 100.000 rupiah," maka Anda sama saja menciptakan kondisi anak termotivasi oleh uang, bukan oleh perasaan positif karena sukses.
5. Harus Spesifik
Saat memuji, pastikan pujian Anda sangat spesifik. Daripada bilang "Kamu pemain sepakbola yang hebat," lebih baik Moms mengatakan, "Kamu sangat fokus saat menendang bola ke gawang dan tendangan kamu sangat kencang."
Dengan memberi pujian yang spesifik, anak jadi mengerti dan mengetahui kemampuan spesialnya. Itu akan membantu anak mengembangkan kemampuannya dengan memperbaiki hal-hal yang mungkin belum mahir ia kuasai.
6. Puji Aktivitas Baru
Cobalah untuk memuji anak ketika ia berani mencoba aktivitas baru, seperti belajar naik sepeda atau mengikat tali sepatu sendiri. Hal ini membuat anak tidak takut mencoba hal baru, membuat kesalahan, dan belajar dari kesalahan.
7. Fokus pada Prosesnya
"Ingat, yang penting adalah prosesnya, bukan produknya. Tidak semua anak akan menjadi atlet hebat, murid teladan, atau musisi ternama. Tetapi anak yang belajar untuk bekerja keras dan pantang menyerah memiliki bakat spesial," jelas Profesor Donahue. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)