Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Kenali Dead Butt Syndrome, Risiko Akibat Duduk Terlalu Lama

Kenali Dead Butt Syndrome, Risiko Akibat Duduk Terlalu Lama
(Foto:Dok. Freepik)

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Terlalu lama duduk karena tuntutan pekerjaan atau pada dasarnya kebiasaan malas gerak, bisa menimbulkan risiko penyakit pada tubuh Anda. Jika Anda menghabiskan waktu berjam-jam sehari untuk duduk dan tidak sering bangun untuk berdiri, berjalan, atau bergerak, hal ini mungkin akan menimbulkan risiko penyakit yang disebut sebagai dead butt syndrome. Apa itu dead butt syndrome? Untuk mengetahui lebih lanjut simak ulasannya berikut ini ya, Moms.

Apa itu dead butt syndrome?

Melansir dari laman Healthline, istilah klinis untuk kondisi dead butt syndrome ini disebut dengan gluteus medius tendinopathy, dan juga sering disebut sebagai amnesia gluteal. Kondisi ini disebabkan oleh otot gluteal yang pada dasarnya 'melupakan' tujuan utamanya, yakni menopang panggul dan menjaga tubuh Anda tetap sejajar. Setelah duduk dalam waktu lama, otot gluteal di bokong dapat terasa kebas atau bahkan sedikit pegal.

Meskipun dapat diobati dan dicegah dengan cara bergerak lebih banyak atau menghindari duduk terlalu lama, perlu Anda ketahui bahwa kondisi ini dapat menyebabkan masalah lain jika tidak ditangani dengan serius.

Apa saja gejala dead butt syndrome?

Tak hanya dapat menimbulkan rasa kebas atau sedikit pegal pada bokong, dalam kasus yang lebih serius, gejala dead butt syndrome juga dapat menyebabkan rasa sakit dan kaku pada bagian tubuh lainnya. Anda mungkin mengalami rasa nyeri pada salah satu atau kedua pinggul, punggung bawah, dan lutut.

Bahkan rasa nyeri bisa menjalar ke kaki, mirip dengan nyeri linu panggul. Kehilangan kekuatan pada otot gluteal dan fleksor pinggul juga dapat terjadi jika dead butt syndrome tidak segera diobati. 

Apa penyebab dead butt syndrome?

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dead butt syndrome bisa terjadi akibat terlalu lama duduk atau berbaring dan tidak cukup bergerak, sehingga dapat menyebabkan otot gluteal dan fleksor pinggul Anda menegang.

Perlu diketahui, fleksor pinggul adalah otot yang membentang dari punggung bawah melalui panggul dan melintasi bagian depan paha Anda. Otot ini bertanggung jawab untuk menggerakkan kaki saat Anda berjalan, berlari, dan menaiki tangga.

Membiarkan fleksor panggul dan otot gluteal Anda mengencang dan menegang dapat menyebabkan peradangan pada tendon medius gluteal. Medius gluteal adalah salah satu otot yang lebih kecil di bokong, dan tendon yang menopangnya rentan terhadap jenis cedera ini. Namun, selain bisa terjadi akibat duduk terlalu lama atau kebiasaan malas bergerak, kondisi semacam ini juga bisa terjadi akibat olahraga berat. 

Mengatasi atau meringankan dead butt syndrome

Perawatan yang tepat untuk dead butt syndrome tergantung pada tujuan aktivitas fisik Anda. Namun, secara keseluruhan perawatan yang mungkin disarankan untuk mengatasi atau meringankan dead butt syndrome adalah RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation). 

Rest: Istirahat yang cukup sampai otot yang bermasalah kembali normal.

Ice: Lakukan kompres es atau kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak.

Compression: Bungkus lutut atau punggung yang sakit mungkin disarankan, tetapi konsultasikan dengan dokter Anda untuk instruksi lebih lanjut.

Elevation: Anda mungkin memerlukan terapi fisik untuk melatih fleksibilitas dan penguatan otot. Jika ada cedera serius pada tendon dan otot, terapi Patelet-Rich Plasma (PRP) atau perawatan serupa mungkin dapat dilakukan. 

Setelah mengetahui apa itu dead but syndrome, jangan malas lagi untuk tetap bergerak aktif ya! (Fariza Rahmadinna/SW/Dok. Freepik)