Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms tentu berusaha maksimal untuk menjaga kesehatan tubuh Anda dan juga janin selama dalam kandungan. Namun, kelainan genetika yang baru terdeteksi setelah bayi lahir nyatanya tidak bisa dihindari, seperti micrognathia. Kelainan yang juga disebut mikrognati (baca: mi-kro-ge-na-ti) merupakan kondisi rahang bawah bayi lebih kecil atau lebih pendek dari ukuran normal.
Bayi yang mengalaminya kemungkinan akan mengalami gangguan saat makan (menyusui), sehingga ia memerlukan alat bantu. Kondisi ini juga dapat menyebabkan anak kesulitan bernapas, hingga terjadinya meloklusi gigi (pertumbuhan gigi tidak rapi). Apabila kondisi ini segera terdeteksi, maka rahang Si Kecil bisa bertumbuh normal dengan terapi yang sederhana.
Penyebab Micrognathia
Kelainan kongenital ini adalah hasil dari mutasi genetik yang terjadi saat proses pembuahan terjadi. Karenanya, micrognathia tidak bisa diprediksi atau diantisipasi sejak dalam kandungan, namun bisa segera terdeteksi saat bayi lahir. Penyebab bayi bisa mengalami micrognathia dipicu oleh kondisi seperti:
Sindrom Pierre Robin. Sindrom ini menyebabkan pertumbuhan janin melambat, sehingga tak hanya ukuran rahang yang kecil, tetapi juga lidah yang menutupi tenggorokan hingga menghalangi saluran udara bayi saat lahir.
Trisomi 13 dan 18. Kelainan pada kromosom seperti trisomi 13 dan 18 bisa diketahui dengan salah satu gejala pada bayi, yaitu rahang yang bertumbuh secara tidak normal.
Achondrogenesis. Kelainan bawaan langka ini menyebabkan kelenjar hipofisis anak tidak menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup dan memengaruhi pertumbuhan tulang, seperti pada rahang bawah hingga ukuran dada yang sempit.
Progeria. Progeria adalah kondisi genetik yang menyebabkan Si Kecil tampak menua lebih cepat daripada anak normal pada umumnya, dan gejalanya baru terlihat pada akhir usia pertamanya. Selain memiliki rahang kecil, anak yang mengalami ini juga bertumbuh dengan lambat, terjadi kerontokan rambut, dan wajah seperti gepeng.
Sindrom Cri-du-Chat. Sindrom ini bukan penyakit keturunan, melainkan mutasi genetik langka yang menyebabkan terjadinya cacat perkembangan dan kelainan bentuk fisik, termasuk rahang yang kecil dan posisi telinga yang rendah.
Sindrom Treacher Collins. Sindrom Treacher Collins merupakan suatu penyakit keturunan yang menyebabkan terjadinya kelainan wajah yang parah. Tandanya terdeteksi dengan rahang bayi yang kecil, langit mulut sumbing, tulang pipi tidak ada, dan telinga yang cacat.
Penanganan Sejak Dini
Apabila micrognathia tidak tampak saat bayi baru lahir, maka seiring bertambahnya usia SI Kecil akan muncul tanda bahwa ia lambat atau gagal tumbuh dari perkiraan grafik pertumbuhan. Tanda atau gejala tersebut di antaranya:
⢠Mengalami sleep apnea (henti napas sementara saat tidur)
⢠Kesulitan makan atau minum
⢠Durasi makan dan minum yang sangat lama
⢠Terdengar sura napas yang berisik (stridor)
⢠Sulit tidur
⢠Penambahan berat badan terjadi lambat atau sangat lambat
⢠Dalam beberapa kasus, anak akan menjadi biru saat makan dan minum atau saat tidur karena kesulitan bernapas.
Jika berbagai kondisi tersebut terlihat pada anak, segeralah periksakan ke dokter. Pada kondisi yang sudah parah, perlu diagnosis dari ahli bedah mulut (ortodontis) untuk membantu memperbaiki kondisi micrognathia pada anak sebelum semakin buruk di masa depan.
Tetapi, penanganan yang juga menjadi terapi sederhana untuk anak juga bisa dilakukan. Berikut adalah beberapa hal yang bisa Moms terapkan pada Si Kecil yang mengalami micrognathia:
⢠Posisikan bayi tidur tengkurap agar lidahnya tidak menutup jalan napas.
⢠Gunakan alat bantu bernama nasopharyngeal airways, yaitu tuba fleksibel dengan corong di ujungnya, alat ini dimasukkan ke dalam saluran pernapasan untuk membuka jalan napas. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)