Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Perlukah Membatasi Pergaulan Anak dengan Teman Dekatnya?

Perlukah Membatasi Pergaulan Anak dengan Teman Dekatnya?

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Setiap manusia terlahir sebagai makhluk sosial, sehingga membutuhkan seseorang di luar anggota keluarga untuk dijadikan sebagai teman. Sosok teman inilah yang akan mengenalkan kita dengan banyak hal, seperti bekerja sama, berbagi, berkomunikasi, bertoleransi, dan lain-lain.

Kemampuan bersosialisasi ini pun akan tumbuh dalam diri anak Anda. Setidaknya saat ia sudah berusia 2 tahun, Si Kecil mulai mengenal dirinya sendiri dan menyadari bahwa kepribadian yang ia miliki berbeda dengan anak lain atau orang-orang di sekitarnya.

Situasi ini yang membangun keinginan anak untuk menyapa, berkenalan, dan akhirnya bermain bersama sebagai teman. Semakin lama, ia pun mulai merasa bahwa bermain bersama seorang teman bisa menjadi lebih menyenangkan dibandingkan hanya bersenang-senang sendirian saja.

Kapan Punya Teman Dekat?

Meski anak sudah memiliki ketertarikan untuk memiliki teman, ia sebenarnya tidak akan langsung bergabung dalam sebuah kelompok. Si Kecil mungkin akan lebih merasa nyaman dengan satu atau dua anak saja, dengan alasan seperti menyukai suatu mainan/permainan yang sama.

Pada saat ini, Moms bisa meminta anak untuk mengajak temannya bermain bersama di rumah Anda. Atau, bawa Si Kecil untuk berkunjung dan menghabiskan waktu bersama di rumah sang teman jika dibolehkan oleh orang tua anak tersebut.

Momen playdate ini dapat menjadi sarana anak untuk mengeksplorasi banyak hal. Anda pun bisa mengenal orang tua lain sebagai teman untuk berdiskusi atau berbagi cerita mengenai anak masing-masing. Jadi, pertemanan baru ini tak hanya menyenangkan bagi anak, tetapi juga untuk Anda, Moms.


Membatasi Pergaulan Anak

Setidaknya sejak anak berusia 4 tahun, ia pun akan mengenal semakin banyak orang. Apalagi jika Si Kecil sudah mulai belajar di sekolah, ada banyak anak yang memiliki beragam kepribadian, minat serta cara bermain yang mungkin sama atau cenderung berbeda dengan anak Anda.

Hal tersebut yang akan membuat Si Kecil lebih sadar untuk memilih teman yang "sesuai" dengannya. Namun, karena pengalaman anak dalam berteman masih minim, maka mungkin saja ia tidak terlalu memikirkan dengan siapa ia akan bergaul dan bermain.

Rasa khawatir pun muncul dalam benak Moms, karena takut jika anak jadi memiliki teman yang dianggap bisa memberikan contoh kurang baik baginya. Meski begitu, Anda tetap tidak boleh memaksa Si Kecil untuk membatasi lingkar pertemanannya.

Apabila orang tua terlalu mengekang anak dalam urusan bersosialisasi dengan orang lain, maka hal ini bisa berdampak buruk pada tumbuh kembangnya. Untuk mencegah hal tersebut, Moms bisa memberikan arahan pada Si Kecil agar tetap bisa berteman dengan siapa saja, namun perlu dikenalkan juga pada Anda.

Setelah Moms mengenal teman dari Si Kecil, maka langkah berikutnya adalah berkenalan juga dengan orang tuanya. Komunikasi yang bisa terjalin dengan baik ini tentu akan memberikan rasa tenang bagi Anda maupun orang tua anak tersebut.

Tak masalah jika Moms ingin melibatkan diri dalam pergaulan anak, asalkan tidak menginterupsi insting anak dalam berteman. Tugas Anda hanya perlu mengawasi dan mengingatkan Si Kecil saat ia membutuhkan arahan dalam pergaulannya. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)