Type Keyword(s) to Search
TOODLER

Tips Menghadapi Anak yang Punya Sifat Perfeksionis

Tips Menghadapi Anak yang Punya Sifat Perfeksionis

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms tentu setuju dong, kalau dikatakan karakter anak berbeda-beda. Ada anak yang cenderung santai dalam melakukan sesuatu, sebaliknya, ada juga anak yang sangat perhatian dan mempersiapkan segalanya hingga detail untuk memastikan semuanya sempurna.

Tipe anak yang kedua ini umumnya disebut dengan anak perfeksionis. Dikatakan perfeksionis, karena sifat ini membuat anak selalu ingin terlihat sempurna kapan pun dan di mana pun. Biasanya, orang tua akan senang memiliki anak dengan karakter tersebut, karena Si Kecil punya sifat yang dianggap baik yang bisa mendukungnya untuk sukses di masa depan.

Namun, sifat perfeksionis juga bisa menjadi senjata makan tuan lho, Moms. Pasalnya, anak kadang akan tampak terlalu keras pada dirinya sendiri dan kerap membuat standar yang tinggi untuk dirinya. Jika ia berhasil, ia mungkin saja masih merasa kurang sreg dan puas karena ada beberapa hal kecil yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Sifat perfeksionis berlebihan bisa membuat anak merasa cemas akan melakukan kesalahan, selalu menyalahkan diri sendiri ketika gagal, dan mudah frustrasi. Ia akan memaksakan diri untuk mengerjakan sesuatu secara sempurna menurutnya, sehingga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan atau memprioritaskan hal-hal penting.

Karakter anak seperti ini juga bisa membuat bingung Anda sebagai orang tuanya dalam mencari cara untuk memahami dan mendidik anak perfeksionis. Menghadapi anak perfeksionis memang agak tricky, namun Moms bisa mulai melakukan cara-cara berikut ini:

1. Ajarkan anak menerima kegagalannya

Sifat perfeksionis bisa muncul karena adanya anggapan pada anak jika ia gagal, maka ia akan mengecewakan orang-orang di sekelilingnya, terutama orang tuanya. Ajarkan pada anak bahwa tidak ada orang yang sempurna. 

Tekankan pada Si Kecil bahwa setiap orang pasti melakukan kesalahan atau mengalami kegagalan, sehingga tidak apa-apa jika hal tersebut terjadi padanya. Namun ia bisa belajar dari kesalahan dan kegagalan tersebut. Moms juga bisa bercerita mengenai kegagalan yang pernah Anda rasakan untuk mengajarkan pada anak bahwa tidak semua hal bisa berjalan seperti yang kita rencanakan.

2. Bantu anak saat ia merasa tidak nyaman

Melansir laman Psych Central, anak yang memiliki sifat perfeksionis paling tidak suka bila membuat kesalahan atau menerima kegagalan. Saat Si Kecil mengalami kekalahan atau kegagalan, Moms bisa bantu membuatnya keluar dari rasa tidak nyaman yang ia alami dengan cara membesarkan hatinya, menghiburnya, dan mengajaknya melakukan hal-hal yang membuatnya senang.

3. Berikan apresiasi atas usahanya

Anak perfeksionis kerap merasa cemas jika tidak memenuhi harapan orang tuanya. Karena itu, penting bagi Moms untuk memberikan apresiasi atas usaha yang dilakukan, bukan atas hasil yang diperoleh. Puji semangat anak yang telah berusaha semaksimal mungkin, meskipun hasilnya tidak sesuai dengan keinginannya. Tekankan padanya bahwa proses lebih penting daripada hasil yang diraih.

4. Luangkan waktu untuk bersenang-senang dengan anak

Anak perfeksionis akan berusaha lebih keras lagi agar tidak mengulang kesalahan atau kegagalan yang dialami. Hal ini wajar. Namun, jangan sampai ia lupa bersenang-senang, apalagi ia masih anak-anak. Untuk itu, luangkan waktu dan ajak anak untuk berekreasi dan bersenang-senang yang bisa membuatnya tersenyum bahagia.

5. Evaluasi diri sendiri

Sikap perfeksionis anak bisa saja berasal dari orang tuanya. Karena itu, Moms perlu bercermin dan mengevaluasi diri Anda sendiri, apakah si kecil memiliki sifat tersebut karena mencontoh dari Anda sehingga ia menirunya? Atau mungkin hal tersebut datang dari tuntutan Anda yang selalu menginginkan yang terbaik untuk anak?

Setiap orang tua pasti mengharapkan yang terbaik buat anaknya. Akan tetapi, jangan sampai harapan Anda membuat anak berpikir ia harus berusaha keras untuk memperoleh hasil yang terbaik untuk menuruti kemauan orang tuanya sehingga orang tuanya tidak kecewa. Untuk itu, yakinkan anak bahwa rasa cinta dan kasih sayang Anda tidak akan berkurang walaupun ia tidak memperoleh hasil yang sempurna atas usaha yang telah dilakukan. (M&B/SW/Dok. Freepik)