Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Menyusui seharusnya menjadi pengalaman spesial bagi ibu dan buah hatinya. Namun karena sejumlah faktor, proses memberikan air susu ibu atau ASI bisa menjadi pengalaman traumatis.
Stres kerap terjadi pada ibu yang tengah menjalani proses menyusui. Stres pada ibu menyusui bisa diartikan sebagai sebuah pandangan bahwa tantangan ibu dalam memiliki anak dan menyusui, lebih besar ketimbang dukungan dan kekuatan yang dimiliki oleh sang ibu itu sendiri. Namun perlu diketahui, stres tidak selalu berkaitan dengan hal yang negatif.
"Mungkin banyak Moms yang berpikir 'Memiliki anak dan menyusui harusnya merupakan sesuatu hal yang positif. Tapi kenapa saya justru stres?'. Permasalahannya adalah ketika memiliki anak, khususnya anak pertama, dan memulai pengalaman menyusui, sebetulnya kita tengah mengalami perubahan yang besar sekali sehingga kita perlu beradaptasi," jelas Pingkan C. B. Rumondor, M.Psi., Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Bina Nusantara dan Psikolog di International Wellbeing Center, dalam Live Instagram Mother&Baby (6/8/2020) dengan tema "Mengatasi Stres saat Menyusui".
"Nah sebelum kita akhirnya mampu beradaptasi, ada jeda di mana kita merasa tidak mampu, bertanya-tanya apakah sudah betul dalam menyusui dan mengapa ASI-nya hanya sedikit, atau merasa kok, ternyata menyusui sakit, ya? Oleh sebab itu, sangat wajar jika punya anak dan menyusui bisa menjadi pengalaman yang stressful karena banyak perubahan yang terjadi, termasuk perubahan bentuk tubuh dan hormon," lanjutnya.
So, Moms sesungguhnya wajar jika Anda merasa stres. "Justru jangan berpikir 'Duh kenapa saya bisa stres ya? Seharusnya tidak begitu', karena hal itu malah akan menambah stres Anda," kata Pingkan.
Di sisi lain, stres adalah kondisi yang perlu diatasi. Tapi ada titik saat stres bisa ditangani sendiri, dan ada titik di mana Anda harus berkonsultasi kepada ahlinya guna mengatasi stres tersebut.
"Jika dalam proses menyusui, Anda sudah merasa tidak bergairah, ingin menyakiti diri sendiri, atau ingin menyakiti anak, tidak bisa berkonsentrasi, rasanya ingin terus menangis, dan merasa sakit di semua aspek kehidupan selama sekitar dua minggu, artinya Anda sudah perlu meminta bantuan dari profesional. Apalagi jika ditambah Anda susah tidur, susah makan atau kelebihan makan, dan tidak mau merawat diri sendiri lagi, artinya Anda perlu berkonsultasi," ungkap Pingkan.
Mengelola Stres
Seperti telah disebutkan, stres merupakan situasi ketika Anda melihat diri sendiri tak memiliki kekuatan dan dukungan yang cukup. Jadi salah satu cara untuk mengelola stres adalah dengan mengingat kembali apa saja sumber daya internal yang Anda miliki, misalnya Anda sebagai ibu sekaligus wanita karier pandai dalam time management maka Anda bisa menggunakannya sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah dalam mengatur waktu memompa ASI. Hal itu adalah salah satu bentuk stres langsung ke permasalahannya.
"Anda juga bisa melakukan penanganan stres yang berfokus pada emosi. Jadi ketika Anda berpikir 'Aduh pusing tidak bisa berpikir', maka yang harus dilakukan pertama kali adalah mencoba untuk tenang dengan cara self-care. Namun self-care bukan berarti harus pergi berlama-lama ke salon atau lainnya. Anda bisa melakukannya dengan cara bernapas dan menenangkan diri sendiri dengan aromatherapy yang bisa membuat Anda merasa nyaman selama sekitar 20 menit," jelas Pingkan.
"Cara lain mengatasi stres adalah dengan meminta dukungan dari orang lain, tentunya orang terdekat kita adalah suami dan keluarga. Ajak suami bekerja sama dalam satu tim. Tapi Anda juga bisa meminta bantuan dari klinik menyusui atau mungkin berbicara dengan sesama ibu," imbuhnya.
Satu hal yang tak kalah penting, Moms harus fokus pada kehidupan sekarang. Jika memang pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan saat menyusui anak sebelumnya, maka Anda perlu melupakan dan mengatasi hal tersebut. Anda tidak perlu menyesali kejadian di masa lalu karena apa pun itu, dilakukan juga demi kepentingan anak dengan pengetahuan Anda kala itu. Jangan pernah berpikir Anda tidak cukup baik sebagai seorang ibu.
Nah untuk mencegah stres saat menyusui, Anda juga bisa mulai mencari support group sebagai tempat berbagi. Dan yang pasti, Anda juga perlu memproses trauma di masa lalu jika memang ada. Atasi trauma tersebut, setidaknya sebelum kehamilan agar tidak menimbulkan stres. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)
- Tag:
- ibu menyusui
- stres