Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Cegah dan Obati Kanker Serviks

Cegah dan Obati Kanker Serviks

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Wanita memang sangat perlu memperhatikan kesehatannya. Pasalnya, ada beberapa penyakit ganas yang hanya menyerang kaum hawa, salah satunya, kanker serviks. Berdasarkan data Globocan (2012), kanker serviks menduduki 5 peringkat teratas penyebab tingkat kematian wanita akibat kanker. Menurut dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG(K), ada 3 tahap pencegahan dan pengobatan yang bisa dilakukan wanita pengidap kanker serviks, yaitu pencegahan premier, sekunder, dan tersier.

 

1.  Tahap Primer

Ini adalah tahap saat wanita masih belum terkena kanker serviks. Pada tahap ini, mereka bisa mendapatkan edukasi yang menyeluruh terkait kanker serviks, melakukan vaksin HPV, serta menjauhi kontak dengan human papilloma virus (HPV). Sekitar 15 tipe HPV diperkirakan dapat menyebabkan kanker serviks. Dua tipe HPV di antaranya, yaitu HPV 16 dan HPV 18 berisiko 70 persen menjadi penyebab kanker serviks.

Pemberian vaksin HPV sebaiknya diberikan pada wanita muda (usia 9-12 tahun). Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) merekomendasikan vaksinasi ini diberikan rutin sampai usia wanita menginjak 55 tahun. Bagaimana menjauhi HPV? Caranya dengan melakukan hubungan seks yang aman. “Kanker serviks sebenarnya penyakit menular, yang tergolong penyakit seks menular. Namun, Kemenkes RI masih memasukkan jenis kanker ini ke dalam kategori penyakit tidak menular,“ ujar dr. Fitriyadi.

 

2.  Tahap Sekunder

Para wanita dapat melakukan skrining untuk mendeteksi dini apakah terdapat virus HPV atau tidak. Menurut dr. Nurdadi Saleh, Sp.OG, seluruh wanita yang sudah aktif melakukan hubungan seksual diwajibkan untuk melakukan skrining. Skrining ini pun sudah bisa dilakukan 3 tahun setelah hubungan seksual yang pertama. Anda bisa melakukan skrining dengan berbagai cara, yaitu dengan melakukan pemeriksaan visual dengan asam asetat (IVA), pap smear, dan beberapa metode pemeriksaan lain. Jika ternyata ditemukan sel yang tidak normal dan dapat berkembang menjadi kanker serviks, dapat dilakukan tindakan krioterapi atau rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.

 

3.  Tahap Tersier

Tahap ini menandakan wanita sudah positif mengidap kanker serviks stadium awal atau stadium lanjut. Dalam seminar bertema "Awam Kanker Leher Rahim" yang diadakan oleh PT. SOHO Global Medika beberapa waktu lalu di Jakarta, pada banyak kasus, ada beberapa rekomendasi terapi yang bisa dilakukan oleh penderita. Bila kanker serviks yang diderita masih pada stadium awal (stadium 1-2a) dapat dilakukan operasi pengangkatan rahim, radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi ketiganya. Namun, apabila kanker serviks ditemukan sudah pada stadium lanjut (stadium 2b-4b) dapat dilakukan radioterapi dan kemoterapi. (Sagar/DMO/Dok. M&B)