Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Cara Mengontrol Marah saat Anak Berulah dan Membuat Kesal

Cara Mengontrol Marah saat Anak Berulah dan Membuat Kesal

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Saat anak berulah dan melakukan sesuatu yang membuat kesal ataupun emosi, kebanyakan orang tua akan langsung memarahi Si Kecil. Misalnya, saat balita memecahkan barang kesayangan Anda, Moms pasti langsung memarahi Si Kecil dan bahkan menghukumnya. Padahal, memarahi atau menghukum Si Kecil bukanlah cara yang tepat dan efektif untuk membuat Si Kecil jera lho, Moms.

Jangan Langsung Emosi

"Menggunakan ruang isolasi, rasa takut, dan hukuman tidak ada fungsinya dalam mengasuh anak, " ujar psikoterapis Lisa M. Barefoot Barn, yang dikutip melalui Popsugar.com. Lisa menyarankan para orang tua untuk melakukan pendekatan yang lebih baik. Orang tua juga dapat memberikan ruang untuk mereka mengungkapkan rasa penyesalannya.

Ketika Si Kecil mulai keras kepala atau berulah yang membuat Anda kesal, Anda jangan langsung emosi. Bersikap emosional dalam menyikapi perilaku anak hanya akan membuat hatinya terluka ataupun trauma. Apalagi jika Anda sampai menerapkan hukuman fisik pada Si Kecil.

Menerapkan hukuman fisik telah terbukti tidak efektif dan anak juga belum tentu berubah jadi lebih baik. Dalam banyak kasus, hukuman fisik justru merugikan dan membuat anak jadi trauma. Dan akhirnya hubungan antara orang tua dan anak menjadi korbannya.

Ya, sekalipun anak Anda salah, Moms sebisa mungkin menenangkan diri sebelum memberi penjelasan pada Si Kecil, karena cara kasar atau marah-marah tidak akan membuatnya mengerti, tapi hanya membuatnya takut. Jadi, terkadang bila Anda melarang atau memerintah sesuatu dengan bentakan dan ia menurutinya, itu karena ia takut, bukan karena ia mengerti alasan ia melakukan hal tersebut.

Karena itu, cobalah menyikapi anak dengan tenang bila Si Kecil berperilaku nakal atau memancing emosi. Tarik napas dalam-dalam terlebih dahulu, tenangkan hati, baru menyikapi masalahnya. Karena sikap Anda dalam menangani suatu masalah, akan Si Kecil rekam dengan baik di otaknya. Sementara orang tua adalah "sekolah" pertamanya pertama kali. Anda tentunya enggak mau kan, bila anak Anda kelak jadi orang yang mudah marah?

Cara Mengontrol Marah pada Anak

Jika Anda kelepasan memarahi Si Kecil, tidak jarang rasa bersalah pun muncul setelahnya. Namun jangan langsung menghukum diri sendiri ya, Moms! Marah adalah emosi manusiawi yang pasti dirasakan setiap orang. Dilansir melalui Yahoo, rasa marah sah saja terjadi, asalkan bisa dikontrol. Jan Bruce, Andrew Shatte, Ph.D., dan Adam Perlman M.D., dalam MeQuilibrium: 14 Days to Cooler, Calmer, and Happier menyebutkan ada 3 teknik yang bisa Anda lakukan untuk mengontrol kemarahan, yakni:

Trap It: Ketika Anda merasa marah, kenali gejala-gejalanya, seperti rahang Anda terkatup rapat, mengepalkan tangan, atau bahu Anda menegang.

Map It: Segera identifikasi pikiran-pikiran yang membuat Anda merasa marah.

Zap it: Terakhir, tantang diri Anda untuk mengatasi amarah tersebut. Misalnya, tanyakan pada diri Anda sendiri, benarkah Si Kecil sengaja melempar makanannya ke lantai?

Jika Anda tidak langsung meluapkan kemarahan dan berpikir lebih dalam, Anda akan menjadi lebih tenang, serta dapat mengurangi tingkah laku yang nantinya akan menimbulkan penyesalan. Hal ini memang tidak mudah, tetapi jika dilatih terus-menerus, Anda pasti bisa mengontrol kemarahan Anda, Moms. (M&B/SW/Dok. Freepik)