Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Ini Bedanya Hamil dan Melahirkan di Usia 20-an dan 30-an

Ini Bedanya Hamil dan Melahirkan di Usia 20-an dan 30-an

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Saat menikah, Anda dan suami tentunya sudah merencanakan segalanya, termasuk kapan waktu yang tepat untuk punya anak. Ya, mungkin banyak Moms yang melontarkan pertanyaan mengenai kapan sih, usia yang tepat untuk menjadi ibu?

Sebenarnya, ada jawaban yang berbeda-beda untuk pertanyaan tersebut karena hal ini perlu ditinjau dari berbagai sudut, seperti kesehatan, kesiapan mental, kesiapan ekonomi, dan sebagainya. Lalu adakah usia yang ideal untuk hamil dan punya anak? 

Tentunya, beda usia, beda pula kondisinya ya, Moms, misalnya hamil di usia 20-an dengan hamil di usia 30-an. Dirangkum dari berbagai sumber, ini perbedaan hamil di usia 20-an dan 30-an tahun yang bisa Anda jadikan pertimbangan saat ingin memiliki anak.

Hamil di Usia 20-an

Peter Bernstein, MD, obgyn di Montefiore Medical Center, New York, mengungkapkan bahwa secara fisik, usia 20-an merupakan waktu yang tepat dan ideal untuk menjalani kehamilan. Hal ini dikarenakan kondisi tubuh yang masih prima untuk menangani tuntutan mengandung bayi dalam perut Anda. Anda juga akan masih fit saat merawat dan mengasuh bayi Anda kelak.

Wanita di usia ini pun cenderung lebih cepat hamil dan risiko mengalami komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional dan pre-eklampsia masih rendah. Hamil di usia ini juga berisiko kecil mengalami keguguran, risiko Down syndrome atau kromosom cacat, dan kemungkinan melahirkan caesar. Soal pemulihan dari kehamilan, dokter spesialis kandungan Steven Goldstein MD, mengatakan bahwa di usia ini, Anda mungkin memiliki waktu lebih cepat untuk pemulihan fisik setelah melahirkan.

Namun bukan berarti hamil dan punya anak di usia 20-an tidak mengandung risiko, Moms. Menurut Paula Ford-Martin, penulis The Everything Pregnancy Book, usia 20-an merupakan fase dilematis. Anda harus menyeimbangkan karier dan keluarga, sementara kondisi ekonomi juga umumnya belum mapan.

Punya bayi di usia muda juga bisa membuat stres pasangan. Hal ini karena mereka memiliki lebih sedikit pengalaman dalam menghadapi tantangan dan stres sebagai suami istri. Selain itu, pasangan muda juga umumnya belum memiliki kesiapan secara emosional yang matang saat punya anak dan harus menjalani berbagai hal dan rutinitas baru serta tidak bisa melakukan hal-hal favorit seperti yang dilakukan oleh teman-teman mereka yang masih single.

Hamil di Usia 30-an

Di rentang usia ini, risiko komplikasi kehamilan akan lebih tinggi dibandingkan dengan hamil di usia 20-an. Namun, sebagian besar wanita usia 30-an yang sehat tak punya masalah kehamilan. Bahkan menurut penelitian yang dimuat dalam PLOS One, wanita yang melahirkan di usia awal 30-an menunjukkan energi dan kebugaran lebih baik daripada wanita yang pertama kali melahirkan di usia awal 20-an.

Demikian juga, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Public Health menemukan bahwa wanita yang menunggu untuk memiliki anak pertama mereka di usia 30-an hidup lebih lama daripada mereka yang melakukannya di usia 20-an.

Pasangan yang hamil dan punya anak di usia ini juga umumnya sudah memiliki kesiapan finansial, bahkan sudah memiliki simpanan dana untuk biaya selama hamil, melahirkan, dan merawat bayi. Ann Crittenden, penulis The Price of Motherhood, menyarankan agar pasangan menunggu hingga usia 30-an untuk hamil dan punya anak jika ingin merasa tercukupi untuk membayar biaya yang berkaitan dengan kehamilan, kelahiran, dan memiliki bayi.

Kendati demikian, menurut The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), risiko untuk melahirkan caesar meningkat pada usia 30-an. Mengutip Mayo Clinic, ini karena wanita di usia 30-an cenderung memiliki komplikasi kehamilan dan kelahiran daripada wanita hamil di usia 20-an. 

Risiko menderita diabetes gestasional dan pre-eklampsia lebih tinggi di usia ini. Begitu pula risiko bayi menderita Down syndrome dan kelainan kromosom lainnya. Karenanya, para dokter menyarankan pemeriksaan amniocentesis untuk mengecek kondisi janin. Pun demikian dengan risiko keguguran. Namun, menurut ACOG, wanita di usia ini lebih cenderung memiliki anak kembar.

Ya, pada dasarnya, usia ideal kehamilan merupakan sebuah pilihan buat Anda, yang penting lakukan perencanaan yang baik untuk hamil, melahirkan, dan memiliki anak. Dan jika Anda hamil Moms, rajinlah memeriksakan kandungan Anda secara rutin, ya. (M&B/SW/Dok. Freepik)