Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Konsep PAUD Holistik Integratif

Konsep PAUD Holistik Integratif

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Delapan puluh persen perkembangan otak manusia terjadi di usia dini. Itu sebabnya, periode ini merupakan momen tepat untuk menanamkan nilai dan pendidikan pada anak, termasuk status gizi yang menjadi salah satu aspek terpenting guna mendukung tumbuh-kembang, pembentukan karakter, serta kecerdasan yang akan dibawa hingga usia dewasanya. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini (PAUD) menjadi sebuah sarana yang tepat dalam memberikan pengenalan nutrisi yang tepat dengan stimulasi yang sesuai tahapan tumbuh-kembang Si Kecil.

 

Dalam program PAUD, orangtua dan guru bisa saling bekerja sama dalam menuntun anak menjadi generasi yang hebat. Namun, penyelenggaraan PAUD tersebut masih menghadapi berbagai masalah, sehingga konsep PAUD pun mulai bergeser. Para ahli pun merekomendasikan perlunya untuk melakukan pengembangan terhadap anak usia dini secara holistik dan terintegrasi. "Peraturan Presiden No. 60 (2013) mengamanatkan agar pengembangan anak usia dini hendaknya dilakukan secara holistik integratif. Bahkan, UNESCO menyarankan, 75 persen anak Indonesia wajib mendapat hak-hak untuk mendapatkan pendidikan usia dini secara holistik. Namun, kita masih sanggup memenuhinya hanya sekitar 30 persen. Karenanya, seluruh layanan sosial dasar bagi anak didorong untuk dapat terintegrasi, terutama pada layanan posyandu dan PAUD,” ungkap Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, Sp.GK, Kepala BKKBN.

 

Pengembangan PAUD holistik integratif adalah pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam,  meliputi berbagai aspek fisik dan non-fisik, termasuk mental, emosional, dan sosial.

 

Menurut dr. Fasli, pengembangan PAUD holistik integratif juga bertujuan memenuhi 5 pilar hak anak. Mulai dari hak anak untuk terhindar dari penyakit, serta hak terpenuhi kecukupan gizi agar dapat bereksplorasi dan mengembangkan kemampuan otaknya dengan maksimal. Selain itu, anak juga perlu distimulasi sedini mungkin, mendapatkan pengasuhan yang baik, serta hak mendapatkan perlindungan dari kekerasan fisik dan psikologis. Lima pilar inilah yang disebut pengembangan PAUD holistik integratif. Ini yang perlu kami pertanggungjawabkan agar berjalan dengan baik,” lanjut dr. Fasli.

 

Layanan PAUD holistik integratif ini meliputi pengembangan karakter, pengembangan aspek dalam bidang agama dan moral, motorik kasar dan halus, kognitif, serta bahasa dan sosial-emosional. Metode ini juga menekankan layanan kesehatan dan gizi, serta stimulasi. Selain itu, layanan PAUD ini memiliki konsep program berbasis keluarga dan komunitas.  (Aulia/DMO/Dok. M&B)