Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Benarkah Eucalyptus Ampuh Membunuh Virus Corona?

Benarkah Eucalyptus Ampuh Membunuh Virus Corona?

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Moms, Anda tentu telah mendengar beberapa waktu lalu beredar informasi bahwa Kementerian Pertanian RI meluncurkan produk antivirus corona berbahan eucalyptus atau minyak kayu putih. Bahkan hasil uji lab diklaim mampu membunuh 80-100 persen virus. Pemerintah melalui Kementan rencananya akan memproduksi massal kalung antivirus corona berbahan eucalyptus.

"Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) membuat beberapa prototipe eucalyptus dengan nano teknologi dalam bentuk inhaler, roll on, salep, balsem, dan diffuser. Kami akan terus kembangkan dengan target utamanya korban terpapar COVID-19," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulisnya.

Eucalyptus memang sudah sejak lama dimanfaatkan untuk kesehatan, sehingga penggunaannya sebagai obat bukan sesuatu yang asing lagi di masyarakat kita. Tanaman ini memiliki banyak khasiat, seperti untuk menghangatkan tubuh, menyembuhkan luka, mengurangi nyeri, serta meredakan batuk dan pilek. Meskipun begitu, benarkah eucalyptus ampuh membunuh virus COVID-19?

Belum Bisa Dikategorikan sebagai Obat COVID-19

Dilansir dari Kompas.com, DR dr. Inggrid Tania MSI, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), mengungkapkan bahwa eucalyptus memang memiliki sejumlah zat aktif yang bersifat antibakteri, antivirus, dan antijamur.

Memang pernah ada penelitian eucalyptus efektif untuk membunuh virus betacorona, tetapi menurut dr. Inggrid, bukan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Ia menjelaskan bahwa virus corona pada penyakit yang mewabah saat ini, SARS-CoV-2, memang termasuk dalam virus betacorona.

"Tetapi virus corona SARS-CoV-2 ini termasuk betacorona yang lebih baru dan khusus. Jadi penelitiannya itu bersifat in vitro, (eucalyptus) membunuh virus betacorona, tetapi baru sebatas itu," jelas dr. Inggrid.

Selama ini, lanjut dr. Inggrid, eucalyptus atau minyak kayu putih tidak untuk diminum atau pemakaian dalam. Namun, sebagian besar minyak atsiri ini pemakaiannya dioles atau dihirup. "Mirip kalau kita flu, eucalyptus yang dibuat sebagai inhaler, harapannya zat aktif yang ada pada minyak ini dapat dihirup, masuk ke saluran pernapasan dan diharapkan dapat membunuh virus," papar dr. Inggrid.

Kendati demikian, dr. Inggrid kembali mengingatkan eucalyptus belum bisa dianggap sebagai obat untuk virus corona yang menyebabkan COVID-19. "Harus diujikan dulu pada virus yang spesifik, yaitu virus SARS-CoV-2. Sedangkan penelitian yang sudah ada itu di betacorona. Jadi semua masih berupa prediksi dan eucalyptus belum bisa disebut sebagai obat COVID-19," imbuhnya.

Jangan Skeptis dan Jangan Berlebihan Menanggapinya

Sementara itu, Akademisi dan Praktisi Klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam, mengatakan butuh perjalanan riset yang panjang agar kalung berbahan eucalyptus tersebut bisa diklaim sebagai antivirus.

Menurutnya, riset yang dilakukan saat ini baru mencapat penelitian in vitro atau tingkat sel sehingga kita tidak bisa menanggapinya secara berlebihan. "Jangan skeptis atas hasil penelitian in vitro bahwa eucalyptus ada efek positif untuk virus corona, tapi juga tidak boleh berlebihan dengan langsung mengklaim sebagai anti COVID-19," ucapnya seperti dilansir dari Kompas.com.

Yang juga penting adalah tetap melakukan upaya pencegahan dasar COVID-19 ya, Moms, seperti rutin mencuci tangan, selalu mengenakan masker saat berada dan beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak ketika di tempat umum, dan jangan menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci bersih. Lakukan ini agar kita senantiasa terhindar dari penularan COVID-19, Moms. (M&B/SW/Dok. Freepik)